SWAMEDIKASI OBAT: STUDI KUALITATIF PELAKSANAAN PELAYANAN SWAMEDIKASI DI APOTEK KECAMATAN DOLOKSANGGUL, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2023

Authors

  • Agatha Cornelia Manihuruk Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat ,Direktorat Pascasarjana , Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Myrnawaty Crie Handini Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat ,Direktorat Pascasarjana , Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Taruli Rohana Sinaga Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat ,Direktorat Pascasarjana , Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Toni Wandra Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat ,Direktorat Pascasarjana , Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Lia Rosa Veronika Sinaga Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat ,Direktorat Pascasarjana , Universitas Sari Mutiara Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i1.25836

Keywords:

Pengetahuan, Rasionalisasi, Standard Operasional Prosedur, Apotek, Swamedikasi

Abstract

Swamedikasi adalah pengobatan sendiri yang biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan atau gangguan yang ringan. Swamedikasi dapat memberikan dampak negatif terhadap pengenalan gejala, pemilihan obat dan penggunaannya yang keliru. Keuntungan swamedikasi adalah aman apabila obat digunakan sesuai aturan, efektif mengatasi, hemat biaya, hemat waktu, dan berperan dalam pengambilan keputusan terapi. Sebaliknya, kerugian dari praktik swamedikasi antara lain bersifat tidak aman dan bahkan merugikan pemakai apabila aturan pengobatan yang seharusnya tidak dipatuhi. Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan swamedikasi di Apotek Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam (in-depth interview). Landasan pokok penelitan ini adalah fenomenologi desain dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini  sebanyak lima belas orang yang terdiri informan kunci, informan utama dan informan tambahan. Analisis data dilakukan dengan tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu pemadatan data, penyajian data dan kesimpulan: gambaran dan verifikasi. Pengetahuan pasien tentang pengertian swamedikasi masih terbatas, walaupun ternyata sudah sering melakukannya. Tindakan swamedikasi umumnya dilakukan karena pengalaman pribadi, saran keluarga, pengaruh iklan dan promosi di media. Swamedikasi diyakini mudah dilakukan, cepat, lebih hemat biaya dan waktu. Rasionalitas penggunaan obat berdasarkan etiket kemasan obat terkait indikasi obat, dosis obat, cara pemakaian dan lama pemakaian obat, cara penyimpanan obat dan efek samping obat. Standar operasional prosedur disusun oleh Apoteker menjadi pedoman untuk memberikan pelayanan swamedikasi. Pengetahuan pasien terkait pelayanan swamedikasi berperan pada pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan swamedikasi. Rasionalitas penggunaan obat diperoleh dari informasi apoteker ataupun Tenaga Teknis Kefarmasian yang bertugas. Standar Operasional Prosedur swamedikasi disusun oleh apoteker dan menjadi pedoman pelayanan swamedikasi.

References

Alshogran, O. Y. et al. (2018) ‘Patterns of Self-Medication Among Medical and Nonmedical University Students in Jordan’, Dove Press Journal: Risk Management and Healthcare Policy, 11, pp. 169–176.

Aswad, P. A. et al. (2019) ‘Pengetahuan dan Perilaku Swamedikasi oleh Ibu-Ibu di Kelurahan Tamansari Kota Bandung’, Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains, 1(2). doi: 10.29313/jiks.v1i2.4462.

Balamurugan, G., Nidagundi, S. and Vijayarani, M. (2018) ‘Self-Medication Practices in Rural Bangalore, Karnataka, India’, International Journal of Innovative Science and Research Technology, 3(12), pp. 1–8.

Banda, O. et al. (2021) ‘Self-Medication Among Medical Students at The Copperbelt University, Zambia: A Cross-Sectional Study’, Saudi Pharmaceutical Journal, 29(11), pp. 1233–1237. doi: 10.1016/j.jsps.2021.10.005.

BPS (2021) Persentase Penduduk yang Mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir. Jakarta.

Depkes RI (2006) Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan. Jakarta.

Devi Mustika, D. (2020) ‘Evaluasi Obat Pelayanan Non Resep di Apotek Manjur Desa Petunjungan’, Journal of Pharmacy UMUS, 1(9), pp. 5–12.

Farida, U. et al. (2021) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas Untuk Swamedikasi Pada Masyarakat Dusun Krajan Kedungjambe Singgahan Tuban’, Journal of Herbal, Clinical and Pharmaceutical Sciences, 03(01), pp. 1–9. doi: 10.30587/herclips.v3i01.3072.

Fitrya, Khakim, M. Y. N. and Putra, A. P. (2021) ‘Pembinaan Swamedikasi Yang Baik dan Benar Pada Masyarakat Melalui Sosialisasi Program “Dagusibu” di Desa Inderalaya Mulya Kecamatan Inderalaya Utara’, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA: Original Research Papar, 4(1), pp. 123–126.

Garg, N. et al. (2019) ‘A Study of Self-Medication Practices and Its Determinants’, Plant Archives, 19(2), pp. 2304–2306.

Ghazawy, E. R. et al. (2017) ‘Self-Medication Among Adults in Minia, Egypt: A Cross Sectional Community-Based Study’, Scientific Research Publishing, 9, pp. 883–895. doi: 10.4236/health.2017.96063.

Gyawali, S. et al. (2015) ‘Knowledge, Attitude and Practice of Self-Medication Among Basic Science Undergraduate Medical Students in A Medical School in Western Nepal’, Journal of Clinical and Diagnostic Research, 9(12), pp. FC17–FC22. doi: 10.7860/ JCDR/ 2015/ 16553.6988.

Harahap, N. A., Khairunnisa and Tanuwijaya, J. (2017) ‘Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Panyabungan’, Jurnal Sains Farmasi dan Klinis, 3(2), pp. 186–192.

Hidayati, A., Dania, H. and Puspitasari, M. D. (2017) ‘Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas untuk Swamedikasi pada Masyarakat RW 8 Morobangun Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta’, Jurnal Ilmiah Manuntung, 3(2), pp. 139–149.

Irwan (2017) Etika dan Perilaku Kesehatan, CV. Absolute Maedia. Edited by Narto and E. Taufiq. Yogyakarta (Cetakan Pertama).

Izzatin, I. A. N. (2015) ‘Persepsi Pasien Terhadap Pelayanan Swamedikasi Oleh Apoteker Di Beberapa Apotik Wilayah Surabaya Selatan’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(2), pp. 1–15.

Kemenhumkam RI (2009) ‘Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian’. Jakarta.

Kemenkes RI (2004) ‘Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek’. Jakarta.

Kemenkes RI (2008) ‘Petunjuk Teknis Pelaksaaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek’. Indonesia.

Kemenkes RI (2011) Modul Penggunaan Obat Rasional: Kurikulum Pelatihan Penggunaan Obat Rasional (POR), Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Kemenkes RI (2020) Pedoman Pelaksanaan Program Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat), Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Kemenkes RI (2021a) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Rapublik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standard Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Sektor Kesehatan’. Jakarta.

Kemenkes RI (2021b) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Perubahan Penggolongan, Pembatasan, dan Kategori Obat’. Jakarta.

Kristina, S. A., Prabandari, Y. S. and Sudjaswadi, R. (2008) ‘Perilaku Pengobatan Sendiri Yang Rasional pada Masyarakat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten Sleman’, Majalah Farmasi Indonesia, 19(1), pp. 32–40.

Kristiyanti, A. A. M. and Widayati, A. (2022) ‘Persepsi Masyarakat Tentang Swamedikasi: Studi Kualitatif Dengan Theory of Planned Behavior’, Jurnal Farmasi Indonesia, 19(1), pp. 181–192.

Mack, N. et al. (2005) Qualitative Research Methods: A Data Collector’s Field Guide. North Carolina: Family Health International.

Miles, M. B., Huberman, A. M. and Saldaña, J. (2014) Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook. 3rd edn. Arizona: Sage publications.

Moloeng, L. J. (2017) Metodologi Penelitian Kualitatif. Revisi, PT. Remaja Rosdakarya Offset. Revisi. Bandung: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (Cetakan ketigapuluh enam).

Muharni, S., Aryani, F. and Widiawati, S. (2022) ‘Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Penggalian Informasi Swamedikasi Masa Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Tuah Madani Pekanbaru’, Journal of Pharmacy and Science, 5(2), pp. 69–79.

Mustika, D., Fajarini, H. and Muldiyana, T. (2020) ‘EVALUASI PELAYANAN OBAT NON RESEP DI APOTEK MANJUR DESA PETUNJUNGAN’, Jurnal Ilmiah JOPHUS?: Journal Of Pharmacy UMUS, 1(02). doi: 10.46772/jophus.v1i02.131.

Nasution, M. J. (2016) ‘Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Tentang Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas untuk Swamedikasi pada Penderita Rawat Jalan di Puskesmas Kedai durian Kecamatan Medan Johor’. Universitas Sumatera Utara.

Notoatmodjo, S. (2010) ‘Ilmu Perilaku Kesehatan’.

Parulekar, M. et al. (2016) ‘Self-medication in Developing Countries a Systematic Review’, Journal of Pharmaceutical Technology, Research and Management, 4(2), pp. 103–127. doi: 10.15415/jptrm.2016.42007.

Parulekar, M. S. (2019) Self-Medication: Concept, Measurement and Determinants. Goa University.

Putra, O. N., Kresnamurti, A. and Yunita, A. (2020) ‘Tingkat Kepuasan Pasien Swamedikasi Terhadap Pelayanan Informasi Obat di Apotek Pesisir Surabaya Timur’, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 18(2), pp. 143–149.

Rachmawati, W. C. (2019) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Wineka Media. Malang.

Ritonga, K. I. (2019) ‘Pengetahuan dan Rasionalitas Pasien Terhadap Pengobatan Sendiri di Apotek Kecamatan Medan Johor’. Universitas Sumatera Utara, pp. 1–51.

Simanjuntak, S. M. and Tupen, K. (2019) ‘Edukasi Cerdas Menggunakan Obat (Cermat) Terhadap Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Kelompok Senam’, Media Karya Kesehatan, 3(2).

Subashini, N. and Udayanga, L. (2020a) ‘Demographic, socio-economic and other associated risk factors for self-medication behaviour among university students of Sri Lanka: A cross sectional study’, BMC Public Health, 20(1), pp. 1–13. doi: 10.1186/s12889-020-08622-8.

Subashini, N. and Udayanga, L. (2020b) ‘Demographic, Socio-Economic and Other Associated Risk Factors for Self-Medication Behaviour Among University Students of Sri Lanka: A Cross Sectional Study’, BMC Public Health, 20(613), pp. 1–13.

Sugiyono (2021) Metode Penelitian Kualitatif untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif, Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif. 3rd edn, CV. Alfabeta. 3rd edn. Edited by S. Y. Suryandari. Bandung (Cetakan Keempat April 2021).

Suherman, H. and Febrina, D. (2018) ‘Pengaruh Faktor Usia, Jenis Kelamin, dan Pengetahuan Terhadap Swamedikasi Obat’, Viva Medika, 2, pp. 94–108.

Wulandari, A. S. and Ahmad, N. F. S. (2020) ‘Hubungan Faktor Sosiodemografi Terhadap Tingkat Pengetahuan Swamedikasi di Beberapa Apotek Wilayah Purworejo’, Indonesian Pharmacy and Natural Medicine Journal, 4(1), pp. 33–43. doi: 10.21927/inpharnmed.v4i1.1764.

Zeenot, S. (1985) Pengelolaan dan Penggunaan Obat Wajib Apotek. 2013th edn. Edited by L. Witjaksana. Yogyakarta: Diva Press,.

Downloads

Published

2024-02-23

How to Cite

Manihuruk, A. C., Handini, M. C. ., Sinaga, T. R. ., Wandra, T. ., & Sinaga, L. R. V. (2024). SWAMEDIKASI OBAT: STUDI KUALITATIF PELAKSANAAN PELAYANAN SWAMEDIKASI DI APOTEK KECAMATAN DOLOKSANGGUL, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2023. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 8(1), 301–329. https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i1.25836

Issue

Section

Articles