LAPORAN KASUS: ANALISIS KASUS ABSES BARTHOLINI DALAM PERSPEKTIF MEDIS, BIOETIK DAN ISLAM

Authors

  • Taufik Hidayat Kinder Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Nasrudin Andi Mappaware Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Abadi Aman RS Bhayangkara Makassar

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v7i3.21861

Keywords:

Absent Bartholini, Beneficence, Al-umuru Bi Maqashidha

Abstract

Kista bartholin merupakan penyumbatan duktus kelenjar bagian distal berupa pembesaran berisi cairan dan mempunyai struktur seperti kantong (swollen sac-like structure). Sekitar 2% perempuan usia reproduktif mengalami pembengkakan pada satu atau kedua glandula Bartholini dengan kasus abses Bartholin dan kista Bartholin mencapai 2% dari semua kunjungan ginekologi per tahun. Dalam Kaidah dasar bioetik terdapat empat aspek yaitu Beneficience, non maleficience, autonomy, dan justice. Dalam prespektif ilmu fiqh ada lima kaidah yaitu Al- umur ubi Maqashidha, La Dharar Wala Dhirara, Al Masyaqqah Tajlibut Tasyir, Al- yaqinu La Yuzalu bi Syak, dan Al-Adatu Muhakkamah. Laporan kasus ini adalah Perempuan Nona berusia 22 tahun dengan keluhan nyeri pada vagina di sertai benjolan pada vulva sinistra. Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa pada vulva sinistra diameter 6 cm konsistensi kenyal berbatas tegas, hiperemis dan disertai flour albus warna putih kekuningan,nyeri tekan pada vulva sinistra. Tatalaksana yang dilakukan Marsupialisasi sebagai pembedahan konervatif. Kasus ini memenuhi aspek Beneficiene & autonomy. Serta dasar fiqh yaitu Al-umuru Bi Maqashidha dan Al-Adatu Muhakkamah. Kesimpulan kasus ini adalah kasus abses bartholini dilakukan tindakan sesuai indikasi medis, Kaidah Dasar Bioetik dan Kaidah Fiqh.

References

Omole, F., Simmons, B. J., & Hacker, Y. (2003). Management of Bartholin's duct cyst and gland abscess.American family physician, 68(1), 135-140.

Lee WA, Wittler M. StatPearls . StatPearls Publishing; Treasure Island (FL): Jan 30, 2023. Bartholin Gland Cyst.

Vaniary, T. I. N., & Martodihardjo, S. (2017). A Retrospective Study: Bartholin Cyst and Abscess.Studi Retrospektif Kista dan Abses Bartholin, 29(1), 52-8.

Shariff, Fonda Octarianingsih, et al.(2022). Recurrent Bartholin's Cyst: Literature Review and Case Report. Muhammadiyah Medical Journal, 3.1: 19-26.

Sarafudin,N.B.,Sundari,S.,&Erawati,M.(2022).ManajemenAsuhan Kebidanan pada Nn. R dengan Kista Bartholin. Window of Midwifery Journal, 88-96.

Yudianto,V.R.,Theola,J.,&Suryoadji,K.A.(2021).TatalaksanaKista dan Abses Bartholin. Cermin Dunia Kedokteran, 48(4), 249-251.

Sari, R. P., & Setyawati, T. (2021). A CASE REPORT: Kista Bartolini Berukuran Besar Pada Kehanmilan Dengan Tatalaksana Eksisi. Jurnal Medical Profession (Medpro), 3(3).

Rinata, E., & Widowati, H. (2020). Buku Ajar Genetika Dan Biologi Reproduksi. Umsida Press, 1-122.

Leveno,K.J.,Bloom,S.L.,Spong,C.Y.,Dashe,J.S.,Hoffman,B.L., Casey, B. M., & Sheffield, J. S. (2021). Williams obstetrics (26th, pp. 28- 1125). F. G. Cunningham (Ed.). New York: McGraw-Hill Medical.

Anwar Mochammad.,M.MedSc.,Sp.OG (K), dkk. (2011). Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta.

Anozie, O. B., et al. (2016) Incidence, presentation and management of Bartholin’s gland cysts/abscesses: A four-year review in Federal Teaching Hospital, Abakaliki, South-East Nigeria.Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 6.5: 299-305.

Helim, A. (2019). Maqasid Syariah versus Ushul Fiqh (Konsep dan Posisinya dalam Metodologi Hukum Islam). 214.

Nasrudin AM, Purwadianto A. Pengantar bioetika, hukum kedokteran, dan hak asasi manusia. Konsep dasar bioetika – hukum kedokteran dalam penerapan masa kini dan kesehatan sebagai hak asasi manusia. UMI TOHA. 2011

Siregar, I. (2018). Ilmu Fikih. In News.Ge.

Al-Nadwi AA. Al-Qawaid al-Fiqhiyyah. 1994.

Al-Qur’an dan terjemahanny. 2016. Departemen Agama RI

Downloads

Published

2023-12-20

How to Cite

Hidayat Kinder, T., Andi Mappaware, N. ., & Aman, A. . (2023). LAPORAN KASUS: ANALISIS KASUS ABSES BARTHOLINI DALAM PERSPEKTIF MEDIS, BIOETIK DAN ISLAM. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 7(3), 16626–16632. https://doi.org/10.31004/prepotif.v7i3.21861