PUNCAK-PUNCAK CAPAIAN SUFISTIK DALAM PERSPEKTIF METODOLOGIS

Authors

  • Evin Juliasti Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar
  • Indo Santalia Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar.
  • Andi Aderus Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar

DOI:

https://doi.org/10.31004/jrpp.v7i1.25420

Keywords:

Capaian Sufistik, Perspektif Metodologis.

Abstract

Penelitian ini menguraikan dan mengkaji ajaran tasawuf sebagai ekspresi keagamaan, menegaskan bahwa tasawuf adalah komitmen moral dan iman bagi individu yang menjalankan ajaran tersebut dengan saleh. Fungsi utama tasawuf adalah untuk menampung dan menstabilkan komitmen moral orang yang beriman, menciptakan ruang bagi kehidupan rohani. Dengan jiwa yang suci dan bersih, seorang sufi dapat mencapai puncak-puncak capaian sufistik, bahkan melakukan komunikasi dan "menyatu" (ittihad) dengan Tuhan. Proses mencapai puncak-puncak capaian sufistik ini melibatkan perjalanan panjang dan melelahkan melalui berbagai maqam dan hal. Makna maqam dalam konteks ini merujuk pada tahap pencapaian ruhaniah yang mendekatkan seorang sufi kepada Tuhan, hasil dari upaya keras yang dilakukan. Sementara itu, hal menggambarkan suasana batiniah yang senantiasa mengelilingi perasaan seorang sufi dalam setiap maqam, bergerak naik setahap demi setahap hingga mencapai tingkat puncak perjalanannya dalam capaian sufistik. Metode perjalanan menuju puncak capaian sufistik mencakup berbagai tingkatan, seperti mahabbah, ma?rifah, ittihad, hulul, dan wahdat al-wujud. Para sufi menggunakan berbagai metodeologis untuk mencapai tingkat-tingkat tersebut, seperti metode qalb-ruh-sirr untuk mahabbah dan ma?rifah, serta metode al-fana dan al-baqa untuk mencapai itihad, hulul, dan wahdat al-wujud.Bagian Atas Formulir

References

Aceh, Abu Bakar. 1990. Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf. Solo: Ramadhani

Al-Baqy, Muhammad Fu’ad Abd. 1992. al-Mu?jam al-Mufahras Li Alfaz al-Qur?an, Cet. III. Beirut: Dar al-Fikr,

Al-Gazali, Abu Hamid. 2000. Muqasyafah al-Qulub al-Muqarib ila Hadhrah `Allam al-Ghuyub fi `Ilm al-Tasawwuf, diterjemahkan oleh Irwan Kurniawan dengan judul “ Menyingkap Hati Menghampiri Ilahi Ziarah Ruhani Bersama Imam al-Gazali” Cet. III; Bandung: Pustaka Hidayah,

Al-Qur`an al-Karim.

Amin, Ahmad. 1969. Zuhr al-Islam. Beirut: dar al-Kutub al-Arabiy,

Arberry, A.J. 200. Sufism and Account of The Mistics of Islam, diterjemahkan oleh Bambang Herawan dengan judul, Tasawuf Versus Syariat, Cet. I. Jakarta: Hikmah,

As, Asmaran. 2002. Pengantar Studi Tasawuf (Edisi Revisi). Cet. II; Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Badawi, Abd al-Rahman. 1978. Syathahat al-Shufiyyah. Beirut: Dar al-Qalam,

Basyuni, Ibrahim. Nasy`at al-Tasawwuf al-Islam . Mesir: Dar al-Fikr, t.th.

Hamka, 1993. Tasawuf Perkembangan dan Kemurniannya. Jakarta: Pustaka Panjimas

Ibrahim, Muhammad Zaki, 1989. Abjadiyyah al-Tasawwuf al-Islamiy,diterjemahkan oleh Abdul Syukur AR. Dan A. Rivai Usman dengan judul” Tasawuf Salafi Menyucikan Tasawuf dari Noda-Noda. Cet. IV; Jakarta: al-Asyirah al Muhammadiyah,

Mahmud, Abd Qadir. Al-Falsafah al-Sufiyyah fi al-Islam . Kairo: Dar al-Fikr, 1966.

Nasution, Harun. 1990. Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, cet. VII. Jakarta: Bulan Bintang

Siregar, Rivay. 2000. Tasawuf; dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, Cet. II. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Downloads

Published

2024-01-30

How to Cite

Juliasti, E. ., Santalia, I. ., & Aderus, A. . (2024). PUNCAK-PUNCAK CAPAIAN SUFISTIK DALAM PERSPEKTIF METODOLOGIS. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran (JRPP), 7(1), 1675–1681. https://doi.org/10.31004/jrpp.v7i1.25420