Peranan Filosofi Wayang Kulitan Merupakan Media Komunikasi Pendidikan Moral Generasi Muda Sejak Dini

Authors

  • I. Ketut Sudiana Institut Seni Indonesia Denpasar
  • Made Ida Mulyati Institut Seni Indonesia Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.9909

Abstract

Sukses suatu bangsa dapat dilihat dari moral yang baik dalam mendidik anak sejak dini. Jika generasinya memiliki moral yang baik maka kondisi bangsa tersebut akan menjadi baik. Sebaliknya, jika moral generasinya rusak, maka rusaklah bangsa tersebut. Karena di tangan generasi mudalah  kunci perbaikan suatu bangsa. Pada era sekarang  di seluruh dunia kini sedang dikaji perlunya pendidikan moral atau pendidikan budi pekerti dibangkitkan kembali. Hal tersebut dikaji kembali oleh seluruh bangsa karena pada era sekarang ini keterkikisan moral  bukan hanya dirasakan oleh bangsa Indonesia saja tetapi juga dirasakan oleh bangsa lain di seluruh dunia. Karakter budaya kuat bangsa Indonesia adalah pengamalan dan sikap berpegang teguh atas nilai-nilai religiusitas dan moral dalam dimensi kehidupan. Pendidikan moral di masyarakat akan lebih bervariasi salah satunya melalui budaya pagelaran wayang kulit. Untuk pelajaran moral non formal sebaiknya  diberikan sejak dini terhadap generasi muda. Khususnya di Bali pelajaran moral sejak usia dini yang bersifat non formal bisa diperoleh dari pagelaran wayang kulit. Seperti salah satu contoh wayang kulitan Mahabharata ada tiga yang terkandung antara lain nilai moral terhadap diri sendiri, nilai moral terhadap sesama, dan nilai moral terhadap alam semesta. Disamping cerita dalam pewayang kulitan, tokoh dalam pewayang kulitan juga memberi pelajaran agar manusia berbuat baik seperti sifat-sifat dari karakter tokoh tersebut. Seperti di dalam cerita Mahabharata Yudistira memiliki karakter sabar dan jujur, Arjuna cerdas dan  pemberani, sedangkan  Bima memiliki karakter teguh dan tegas, Sedangkan Kresna memiliki karakter bijaksana, cerdas, dan cerdik dalam bersiasat. Didalam cerita pewayangan tokoh  memiliki karakter moral yang baik pada akhirnya akan menang dalam segala hal. Untuk itu moral dari tokoh yang baik dapat menjadi panutan bagi generasi muda untuk memiliki moral yang baik untuk salah satunya meraih sukses dalam kehidupan ini dan menang dalam segala masalah dengan bermodal moral yang baik. Namun yang harus ditumbuhkan kepada generasi muda bagaimana mereka tetap menyayangi tontonan pagelaran wayang kulit sebagai hiburan sekaligus membina moral  mereka. Mengingat kecenderungan tersebut maka  untuk menyelamatkan moral generasi muda tugas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menumbuhkan budaya menonton kesenian wayang kulit sehingga generasi muda mengerti makna cerita pewayang kulitan dan karakter tokoh  wayang bermoral baik yang  dapat dijadikan panutan bagi generasi muda untuk membentuk moral mereka  lebih baik. Disamping itu untuk menambah minat menonton wayang kulit bagi generasi muda, pihak dalang sebaiknya menyisipkan dialog-dialog yang lucu untuk membuat suasana nyaman bagi penonton.

Downloads

Published

2022-12-08

How to Cite

Sudiana, I. K. ., & Mulyati, M. I. . (2022). Peranan Filosofi Wayang Kulitan Merupakan Media Komunikasi Pendidikan Moral Generasi Muda Sejak Dini. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 9669–9674. https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.9909