Pengembangan Media Replika Katak pada Pembelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Siswa di SD

Abstract

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan yang diperoleh ketika terjadi suatu proses pembelajaran. Hasil dari belajar IPA yang dapat ditunjukkan dari hasil perubahan dan tidak bisa menjadi bisa, atau peningkatan pengetahuan, pemahaman dan sikap. Bahan ajar yang digunakan guru dalam kegiatan mengajar di SD Negeri 89 Palembang hanya terpaku terhadap buku tematik dan juga media pembelajaran hanya menggunakan media gambar. Oleh karena itu, media pembelajaran harus difungsikan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Dengan demikian semakin menarik media pembelajaran yang digunakan guru maka semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan Research and Developent (R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu serta menguji nilai kefektifan dari produk yang dihasilkan, untuk mencapai tujuan dari permasalahan maka peneliti menggunakan pengembangan (development Research) model ADDIE yang dalam pencapaiannya melalui lima tahapan yaitu: ( Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Hasil penelitian dan proses pengembangan media pembelajaran Replika Katak Dalam pembelajaran materi IPA kelas V SD, yang telah divalidasi (tiga dosen dan satu guru), telah diterapkan didalam kelas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang media replika katak pada mata pembelajaran IPA materi organ pernapasan dan fungsinya pada hewan kelas V SD Negeri 89 Palembang yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa media replika katak yang dikembangkan berdasarkan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) dinyatakan valid berdasarkan hasil penilaian kevalidan menurut ahli media sebesar 83% ahli materi 87%. Media replika katak juga dinyatakan praktis berdasarkan hasil penelitian kepraktisan pada uji lapangan one to one sebesar 84% dan uji coba lapangan small group sebesar 90%.