Strategi Kesantunan Berbahasa Masyarakat Watampone (Etnografi Komunikasi Di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan)

Authors

  • Muh. Safar Universitas Muhammadiyah Bone
  • Akmal Hamsa Universitas Negeri Makassar
  • Ihramsari Akidah Universitas Muslim Indonesia
  • Andi Srimularahmah Universitas Muhammadiyah Bone

DOI:

https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.9152

Abstract

Penelitian  ini  memberikan pemahaman yang mendalam mengenai realisasi statergi kesantunan bahasa positif dan negatif masyarakat  Watampone. Selain mengetahui strategi kesantunan berbahasa juga dapat memperoleh  pemahaman mengenai kesantunan ditinjau dari aspek budaya masyarakat Watampone. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi komunikasi. Data penelitian ini dikumpulkan selama tiga bulan. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan masyarakat Watampone yang terjadi pada interaksi formal dan informal.  Data dikumpulkan secara observasi partisipan. Prosedur pengumpulan data etnografi menggunakan teknik observasi, observasi partisipan dan wawancara, wawancara formal dan informal. Data yang diperoleh di lapangan dianalisis berdasarkan teori Dell Hymes yang dikembangkan oleh Saville Troike. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui analisis kredibilitas transferbilitas, dependebilitas, dan komfirmabilitas. Hasil  yang terdapat  dalam  penelitian  ini  adalah menemukan strategi kesantunan  berbahasa positif dan negatif bagi masyarakat Watampone. Strategi kesantunan berbahasa masyarakat Watampone menerapkan 2 strategi yaitu strategi kesantunan psositif dan strategi kesantuan negatif. Bentuk strategi kesantunan positif dalam masyarakat Watampone yaitu: mengintensifkan perhatian pendengar dengan pendramatisiran peristiwa, menggunakan penanda identitas kelompok, bentuk sapaan, dialek atau slang, menggunakan lelucon, menunjukkan keoptimisan, dan melibatkan penutur dan pendengar dalam aktivitas.  Sedangkan strategi kesantunan negatif bagi tuturan masyarakat watampone yaitu: menggunakan ujaran tidak langsung, menggunakan pertanyaan berpagar, memberi penghormatan, meminta maaf, memakai bentuk impersonal, menyatakan tindakan pengancaman muka sebagai aturan yang bersifat umum, dan  menyatakan diri berutang budi. Kesantunan dari segi budaya  terlihat dari penggunaan kata “kita:, pemarkah sosial dengan kata “Puang”, “iye”,  klitik “ki”, “ta” dan penggunaan kata “idi”. Kesantunan dari aspek budaya  dapat pula dilihat dari verbal dan non verbal. Aspek verbal yaitu: berupa aksen, sapaan, dan penggunaan klitik. Sedangkan nonverbal adalah kinesik dan kinestetik.

Downloads

Published

2022-11-20

How to Cite

Safar, M., Hamsa, A. ., Akidah, I. ., & Srimularahmah, A. . (2022). Strategi Kesantunan Berbahasa Masyarakat Watampone (Etnografi Komunikasi Di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan) . Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 5527–5538. https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.9152