PEMBUATAN BEDAK DINGIN AROMATHERAPY DI DESA WIRING TASI KECAMATAN SUPPA KABUPATEN PINRANG

Authors

  • Vina Purnamasari M Universitas Muslim Indonesia
  • Iskandar Zulkarnain Universitas Muslim Indonesia
  • Mirawati Mirawati Universitas Muslim Indonesia
  • Aztriana Aztriana Universitas Muslim Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/cdj.v4i1.12366

Keywords:

Bedak Dingin, Aromaterapi, Produk Olahan, Wiring Tasi

Abstract

Salah satu bentuk usaha yang berpeluang besar dilakukan oleh ibu rumah tangga adalah dengan berwirausaha membuat bedak dingin. Produk olahan berbahan dasar beras dipilih sebagai usaha untuk berwirausaha karena memiliki prospek yang baik. Beras merupakan komoditas utama di desa wiring tasi kecamatan suppa kabupaten pinrang. Beras hanya dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat saja namun untuk penggunaan lain sangat kurang sehingga tujuan kegiatan ini adalah melatih masyarakat desa wiring tasi kecamatan suppa kabupaten pinrang untuk membuat bedak dingin aromatherapy berbahan dasar beras dengan campuran kencur, kunyit dan bengkoang, dimana bahan baku yang mudah didapatkan dan ada disekitar mereka sehingga dapat menambah penghasilan rumah tangga. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah metode ceramah dan praktik. Pada kegiatan ini dilakukan pelaksanaan sosialisasi kegiatan dan edukasi tentang pemanfaatan tanaman lokal sebagai bahan aromatherapy, Pelaksanaan praktik pelatihan kepada mitra dalam pembuatan bedak dingin berbahan dasar beras dengan campuran kencur, kunyit dan bengkoang sebagai kosmetik bedak dingin yang memberikan berjuta manfaat bagi kulit, Pelaksanaan praktik pelatihan pengemasan bedak dingin aromatherapy kemasan modern siap saji kepada mitra dan selanjutnya dilaksanakan evaluasi dari hasil kegiatan yang telah dilakukan. Masyarakat sangat antusias dengan kegiatan pengabdian ini karena dapat membuka peluang bagi masyarakat untuk menambah penghasilan dengan membuat bedak dingin aromatherapy berjuta manfaat dengan tambahan campuran kencur, kunyit dan bengkoang yang dikemas secara modern.

References

Abdulelah H Al-Adhroey, et al. (2010). Median lethal dose, antimalarial activity, phytochemical screening and radical scavenging of methanolic Languas galanga rhizome extract. Molecules 15(11): 8366-76.

Badan Litbang Pertanian. (2010). Analisis Kebijakan Pertanian (Agricultural Polycy Analysis) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. 8 (3).

Butsat., Sunan., Siriamornpun dan Sirithon. (2010). Antioxidant capacities and phenolic compounds of the husk, bran and endosperm of thai rice. Journal Food Chemistry, 119, 606-613.

Chanytak (2011). Pemanfaatan Tepung Umbi Lokal Dalam Pembuatan Mie Untuk Memperkuat Ketahahan Pangan. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian.Penguatan Sosial Ekonomi Pertanian Menuju Kesejahteraan Masyarakat Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Dianzy, R.I.K. (2015). Pengaruh proporsi pati bengkuang dan tepung kacang hijau terhadap sifat fisik dan jumlah mikroba bedak dingin. 4, 14-24.

Jumarani, L. (2009). The Essence of Indonesian Spa: Spa Indonesia Gaya Jawa dan Bali. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Downloads

Published

2023-02-18 — Updated on 2023-02-18

Versions

How to Cite

M, V. P. ., Zulkarnain, I. ., Mirawati, M., & Aztriana, A. (2023). PEMBUATAN BEDAK DINGIN AROMATHERAPY DI DESA WIRING TASI KECAMATAN SUPPA KABUPATEN PINRANG. Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(1), 554–558. https://doi.org/10.31004/cdj.v4i1.12366