Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya (Sabaya)
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/sabaya
<p>Jurnal sastra, bahasa dan budaya (sabaya) menerima artikel penelitian dan pengabdian masyarakat dengan scope sastra, studi linguistik dan linguistik terapan, tentang studi sastra, bahasa, dan budaya. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia. Sabaya terbit empat kali setahun, setiap bulan januari, april, juni dan oktober.</p>Universitas Pahlawan Tuanku Tambusaien-USJurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya (Sabaya)<div>Sabaya by <a title="Sabaya" href="https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/sabaya" target="_blank" rel="noopener">https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/sabaya</a> is licensed under</div> <div><a title="a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License" href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" target="_blank" rel="noopener">a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License <img src="https://i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png" alt="Creative Commons License" /></a></div>Mengenal Sejarah dan Filosofi Candi Cetho di Kabupaten Karanganyar, Candi di Atas Awan yang Mengagumkan
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/sabaya/article/view/4813
<p>Sejarah Indonesia tidak akan lepas dari yang namanya kerajaan-kerajaan yang menjadi awal terbentuknya negara Indonesia. Beragam pula situs-situs bersejarah yang dimiliki negara ini, seperti prasasti, naskah kuno maupun peninggalan berupa candi. Indonesia memiliki salah satu candi yang megah, indah dan unik yang terletak di lereng gunung lawu yaitu bernama Candi Cetho. Candi Cetho merupakan tempat wisata sekaligus tempat ibadah umat hindu. Candi Cetho merupakan salah satu candi tertinggi di Indonesia. Lokasi candi ini terletak di lereng barat gunung lawu dan memiliki ketinggian 1.496 mdpl, tepatnya di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah yang ada di candi cetho. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa candi cetho dahulunya digunakan untuk tempat ibadah dan tempat melepas kutukan.</p>Dyah Putri PurwitasariFerry FebitaMerdiana Kesumawati
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2022-06-202022-06-20111610.31004/sabaya.v1i1.4813Relasi Sastra Anak Terkait Perkembangan Dirinya
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/sabaya/article/view/4866
<p>Fokus penelitian ini yakni meninjau peran sastra anak dalam perkembangan diri mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sorot dalam penelitian ini yakni pengungkapan makna dan penjelasan. Penulis merangkum data yang diperoleh secara sistematis, faktual, dan benar ditinjau dari fakta dan proses sebab akibat. Data tersebut disajikan dalam bentuk bahan terdokumentasi yang menjelaskan keterkaitan sastra anak dengan perkembangannya. Sastra berdampak signifikan terhadap kepribadian anak. Sastra berdampak pada perkembangan bahasa, emosi, perkembangan psikomotorik, perkembangan kepribadian, dan perkembangan kepribadian sosial pada anak. Sastra anak berbeda dengan sastra dewasa agar anak dapat menerima dan memahami isinya. Sastra anak harus mampu mendorong perkembangan kepribadian anak. Hal ini menjadikan sastra anak ideal untuk dikonsumsi anak-anak. Adegannya sederhana dan menggunakan anak-anak dan lingkungan yang ada di seluruh dunia. Karakter dan fungsi termasuk contoh yang baik. Selain itu, gaya bahasa yang ringkas, kontek yang kreatif, mengandung unsur perspektif, serta imajinatif juga menjadi daya tarik anak.</p>Maulana RiskiAsih Prihandini
Copyright (c) 2022 Maulana Riski, Asih Prihandini
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2022-06-242022-06-2411303810.31004/sabaya.v1i1.4866Filosofi Prasasti Sendang Kamal, Prasasti Tertua di Magetan, Jawa Timur
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/sabaya/article/view/4816
<p>Prasasti merupakan maklumat yang dipahatkan pada batu, logam, daun tal (rontal atau lontar), kayu, dan bahan lainnya. Prasasti merupakan salah satu sumber tertulis tertua di Indonesia. Prasasti bisa ditemukan dalam bentuk angka tahun maupun tulisan singkat. Angka tahun bisa ditulis dengan angka maupun candrasengkala. Bentuk ketiga prasasti itu segi lima. Hanya prasasti ditengah yang tulisan terlihat, duaprasastinya tidak. Pada penelitian kali ini kami menggunakan metode kuantitatif, wawancara, dokumentasi dan terpacu pada konsep dari observasi. Prasasti sendang kamal terletak di Desa Sumber/Kraton, Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Nama Prasasti Sendang Kamal disebut juga dengan Prasasti Kwanban Kluwan. Disana terdapat pemandian yang dulunya digunakan oleh para putri kerajaan. Air di pemandian sendang kamal tersebut dialirkan ke sungai-sungai kecil diseitarnya untuk dialirkan kesawah masyarakat sekitar. Sekarang pemandan sendang kamal beralih fungsi menjadi kolam ikan.</p>Ardhya Pramesthi Regita IriandreEva Nur Amalia Chofifatul AffiahEleyana DetaviaTiara Citra Maharani Firdaus
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2022-06-202022-06-201171410.31004/sabaya.v1i1.4816Sejarah “Sumber Keduk Beji di Ngawi”
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/sabaya/article/view/4817
<p>Tulisan ini dibuat untuk mengetahui prosesi ritual Keduk Beji di Sendang Tawun yang lokasinya berada di Desa Tawun Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pengambilan data dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan sampel dengan snowball sampling. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Validasi yang dipergunakan untuk menguji kebenaran data yaitu trianggulasi sumber. Analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif Miles dan Huberman dengan 3 tahapan, yaitu reduksi data, sajian data dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa masyarakat Desa Tawun termasuk ke dalam penganut kepercayaan monoteisme teoritis. Mereka mempercayai bahwa Tuhan itu Esa dalam teori,tetapi parkateknya sedikit mengalami penyimpangan. Pelaksanaan ritual diadakan hari Selasa Kliwon setiap tahun pada bulan suro. Ritual Jawa identik dengan sesajen, sama halnya dengan Keduk Beji. Acara diawali dengan pengedukan atau pembersihan sendang. Kemudian dilanjutkan penyilepan dimana juru kunci melakukan penyelaman ke dalam sendang untuk meletakan kendi di dasar sendang dan mengambil kendi yang pernah ditaruhnya setahun lalu. Diakhiri dengan pertunjukan Tari Kecetan, dan kenduri (selamatan). Makna filosofis Ritual Keduk Beji adalah mengajarkan tentang kebersihan dan peduli terhadap lingkungan sekitar.</p>Irna Nuriska Fitriani Fitriana Nur DwiyantikMaya Puji Lestari Rahayu Izza Umi Hasanah
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2022-06-202022-06-2011152210.31004/sabaya.v1i1.4817Monumen Kresek Tempat Wisata Penuh Sejarah
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/sabaya/article/view/4851
<p>Sejarah dan keindahan alam merupakan aset berharga yang diharapkan tidak akan punah serta dapat dijadikan sebagai suatu daya tarik wisatawan agar datang dan berkunjung untuk menikmati keindahan alam maupun untuk mempelajari sejarah Bangsa Indonesia. Pariwisata sekarang ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat bukan hanya untuk kalangan tertentu saja. Monumen Kresek di Kabupaten Madiun merupakan salah satu objek wisata yang mengandung nilai sejarah yang masih sering dikunjungi wisatawan lokal. Tempat dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari pusat kota, sehingga hari libur banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Madiun maupun pengunjung yang berada diluar kota. Namun karena tempat atau lokasi objek pariwisata berada di daerah yang masih kurang dalam hal penyampaian informasi secara publik dan belum adanya media untuk menyebarkan tempat atau lokasi objek pariwisata tersebut. Sebagai upaya pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Filsafat Ilmu kelompok kami telah melakukan pengamatan di Monumen Kresek. Pengamatan ini bertujuan untuk mengembangkan destinasi pariwisata di daerah Kresek Madiun menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam pengembangan pariwisata terdapat tiga aspek yaitu aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi.</p>Salimah YuniasihDonna Pratiwi SetyowardanyNadia Putri Farama lestariRiska Ela IswantariLintang Sekar Khasanah
Copyright (c) 2022
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2022-06-222022-06-2211232910.31004/sabaya.v1i1.4851