Efektifitas Penggunaan Aplikasi Kesehatan Digital (telenursing) dalam meningkatkan Rehabilitasi Pasien Fraktur: Literature Review
DOI:
https://doi.org/10.31004/jn.v9i3.47057Abstract
Pendahuluan: Penggunaan aplikasi kesehatan digital (telenursing) di negara maju, sangat berkembang pesat. Amerika Serikat adalah negara yang paling banyak menggunakan model ini dan melakukan riset keperawatan dengan 14 (37.8%), disusul oleh Kanada dan Inggris (Souza, Mendes, Mazzo, Godoy, 2016). Aplikasi telenursing dapat membantu pasien dan keluarga dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit. Salah satu area di mana telenursing dapat memiliki dampak signifikan adalah dalam perawatan dan pencegahan cedera muskuloskeletal. Fraktur merupakan salah satu cedera muskuloskeletal. Fraktur pada tulang panjang seringkali mengakibatkan tingkat keparahan yang tinggi, baik dari segi kegawatan, proses penyembuhan, dan dampak pengaruhnya terhadap kemampuan mobilisasi (Padila, 2012 dan Desiartama, 2017 dalam Andri et al., 2020). Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan aplikasi kesehatan digital (telenursing) terhadap masalah muskuloskeletal. Metode: Penelitian menggunakan desain literature review dengan metode PRISMA. PICO diformulasikan dengan Population : pasien pre dan pasca fraktur usia > 18tahun, Intervention: penggunaan aplikasi kesehatan digital (telenursing), Comparison: perawatan konvensional atau tidak menggunakan aplikasi, Outcome: perbaikan hasil rehabilitasi (misalnya fungsi fisik, kualitas hidup). Pencarian literatur dilakukan pada database elektronik (Bing, EBSCO, ScienceDirect, ProQuest, dan Google Scholar) untuk artikel terbit Oktober 2014 – Oktober 2024. Kata kunci pencarian mencakup kombinasi Boolean : “fracture” OR “extremity fracture” AND “digital health application” OR “telehealth” OR “telemedicine” OR “telenursing” AND “rehabilitation” OR “improve rehabilitation”. Kriteria inklusi: artikel penelitian RCT, teks lengkap, akses terbuka, berbahasa inggris, subjek pasien fraktur (pre/pasca operasi). Kriteria eksklusi : artikel berupa tinjauan Pustaka, editorial, laporan khusus, abstrak konferensi, serta penelitian dengan subjek usia < 18 tahun atau wanita hamil. Kualitas metodologi studi dinilai dengan instrument JBI untuk RCT. Hasil: dari 83.307 artikel teridentifikasi, tersaring 4 artikel RCT dari 4 negara berbeda yang memenuhi kriteria inklusi. Keempat studi tersebut terdiri dari 2 RCT terkait rehabilitasi pasca fraktur dan dua RCT program tele-rehabilitasi untuk pencegahan fraktur pada populasi risiko tinggi. Secara keseluruhan, intervensi telenursing menunjukkan potensi mempercepat pemulihan, meningkatkan kepatuhan rehabilitasi, dan kualitas hidup pasien. Kata kunci: fraktur, fraktur ekstremitas, aplikasi kesehatan digital, telenursing, telehealth, telemedicine, rehabilitation, meningkatkan rehabilitasiDownloads
Published
2025-06-30
How to Cite
Firdausy, M. I., & Maria, R. (2025). Efektifitas Penggunaan Aplikasi Kesehatan Digital (telenursing) dalam meningkatkan Rehabilitasi Pasien Fraktur: Literature Review. Jurnal Ners, 9(3), 4759–4771. https://doi.org/10.31004/jn.v9i3.47057
Issue
Section
Articles
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms: Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the works authorship and initial publication in this journal. Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).






