HUBUNGAN PEMASANGAN BLUE LIGH THERAPY DENGAN KECEMASAN IBU DI RUANG PERINATOLOGI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN
DOI:
https://doi.org/10.31004/jn.v3i1.393Keywords:
Blue light therapy, kecemasan, hiperbilirubinAbstract
Blue Light Therapy merupakan alat yang digunakan untuk therapy pada bayi yang menderita penyakit hiperbilirubin atau penyakit kuning. Blue Light Therapy bertujuan untuk mengendalikan kadar bilirubin serum agar tidak mencapai nilai yang dapat menimbulkan ensefalopati bilirubin atau kernikterus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemasangan Blue ligh therapy dengan kecemasan ibu di ruang Perinatologi RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2018. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang ibu yang memiliki bayi yang dilakukan pemasangan Blue Ligh Therapy yang dirawat diruang perinatologi RSUD Tembilahan. Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapat bahwa ada hubungan antara pemasangan Blue ligh therapy dengan kecemasan ibu di ruang Perinatologi RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2018 (p= 0,001). Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat mengembangkan dan membahas variabel lain yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu terhadap pemasangan blue light therapy.References
Akasaki I, Amano H, Nakamura S.(2014). Blue LEDs-Filling the world with new light. The Nobel Prize in Physics 2014 ; The Royal Swedish Academy of Sciences. Swedia.
Altun I, Cınar N, Dede C. (2012). The contributing factors to poor sleep experiences in according to the university students : A cross-sectional study.
Al Sowilem M, Al Khalaf A, Ali SI. (2013). Patterns of Use of 'Smart Phones' among Male Medical Students at KFU and its Side Effects.International Journal of Science and Research (IJSR) 5(10):6-391.
Amalina S, Sitaresmi MN, Gamayanti IL. (2015). Hubungan Penggunaan Media Elektronik Blue Ligh Therapy. Sari Pediatri, Vol. 17, No. 4, Desember 2015.
Augner, C, (2011). Associations of subjective sleep quality with depression score, anxiety, physical symptoms and sleep onset latency in students. Cent Eur J Public Health 2011; 19 (2): 115–117.
Agung pia. (2008) . Kecemasan (Pengertian Dan Pengenalan). Diakses pada tanggal 3 maret 2018 dari http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/ stress kerja pengertian dan pengenalan
Azis . A (2011). Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Brandao, (2013). Manfaat dan Efek Samping Alat Therapy Kesehatan, Jakarta : Rhineka Cipta
Dalami, (2014). Ilmu Psikologi Kesehatan dan terapannya, Jakarta: Salemba Medika
Departemen KesehatanRI. (2012). Pedoman Tata Penggunaan Alat Kesehatan Kesehatan di Rumah Sakit, cetakan 2. Jakarta: Dirjen YanMed.
Direja, (2011). Psikologi Umum, dan Kesehatan, Bumi Aksara : Jakarta
Dyah, (2009). Kecemasan. Diakses pada tanggal 27 Maret 2018 dari http://community.gunadarma.ac.id
Hidayat.(2011). Metodelogi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
Hawari,D. (2014). Manajemen Stres ,Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI
Horasmi. (2012). Hubungan pemaangan Blue Ligh Therapys Dengan Kecemasan ibu ruang Perinatologi Rumah Sakit. Diakses Tangga l7 Maret 2018 darihttp://eprints.undip.ac.id
J Res Med Sci. 2012 Jun; 17(6): 557–561. Al Jaziri AA, Al Farhan AR, Al Huthayli A,
Juniardi, (2011). Gangguan Pasca Kelahiran, Bogor: Sari Kencana
Kusumawati, (2013). Psikologi Kecemasan, Jakarta: Ganesha
Nursalam (2009). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Saripediatri, (2016). Teknologi Alat Kesehatan Therapy, Jakarta: Rhineka Cipta
Supartini, (2012). Hospitalisasi Anak dan Tindakannya, Jakarta: Rhineka Cipta
Widyasari,P. (2012). Kecemasan dengan tindakan hospitalisasi. Diakses pada tanggaL 15 maret 2018 dari http://rumahbelajarpsikologi.com.
Wong, (2011), Asuhan Keperawatan dan Prinsip. Jakarta: Ganesha