Saliva Sebagai Alat Bantu Diagnostik Etiologi Gangguan Gerak Hiperkinetik: Tinjauan Literatur Prospek Masa Depan Diagnosis Non-Invasif
DOI:
https://doi.org/10.31004/jn.v9i1.34325Abstract
Pemeriksaan penunjang diagnostik etiologi dari gangguan gerak sering kali bersifat invasif seperti membutuhkan darah atau cairan serebrospinal. Banyaknya kemungkinan etiologi penyebab gangguan gerak, menjadikan pemeriksaan invasif terasa tidak nyaman seperti menimbulkan nyeri. Tinjaun literatur ini bertujuan untuk meninjau prospektif masa depan alat bantu diganostik menggunakan saliva pada beberapa penyebab gangguan gerak. Secara naratif, literatur yang dipublikasi sejak Januari 2019 hingga Agustus 2024 di PubMed, Google Scholar, SINTA, dan Scopus akan ditinjau. Sebanyak 9 publikasi melaporkan hasil penelitian primer terhadap penggunaan saliva sebagai alat bantu diagnostic untuk penyakit Parkinson’s disease, Huntington disease, dan Wilson disease. Pada saliva terkandung protein dan metabolit yang dapat secara unik membedakan pasien gangguan gerak dengan kontrol sehat. Protein dan metabolit tersebut sejalan dengan patofisiologi yang mendasari etiologi penyakit, namun bukan berarti pemeriksaan saliva berspesifisitas tinggi. Hal itu dikarenakan terdapat penyakit lain dengan patofisiologi yang sama. Beberapa penelitian masih terbatas pada tingkat identifikasi protein atau metabolit yang dapat berguna, namun terdapat juga penelitian yang telah mengembangkan alat otomatis untuk tes saliva.Downloads
Published
2024-11-22
How to Cite
Setiawan, A. H. (2024). Saliva Sebagai Alat Bantu Diagnostik Etiologi Gangguan Gerak Hiperkinetik: Tinjauan Literatur Prospek Masa Depan Diagnosis Non-Invasif. Jurnal Ners, 9(1), 1056–1058. https://doi.org/10.31004/jn.v9i1.34325
Issue
Section
Articles
License
Copyright (c) 2024 Jurnal Ners
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms: Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the works authorship and initial publication in this journal. Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).