Saliva Sebagai Alat Bantu Diagnostik Etiologi Gangguan Gerak Hiperkinetik: Tinjauan Literatur Prospek Masa Depan Diagnosis Non-Invasif

Authors

  • Ahmad Haris Setiawan Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor

DOI:

https://doi.org/10.31004/jn.v9i1.34325

Abstract

Pemeriksaan penunjang diagnostik etiologi dari gangguan gerak sering kali bersifat invasif seperti membutuhkan darah atau cairan serebrospinal. Banyaknya kemungkinan etiologi penyebab gangguan gerak, menjadikan pemeriksaan invasif terasa tidak nyaman seperti menimbulkan nyeri. Tinjaun literatur ini bertujuan untuk meninjau prospektif masa depan alat bantu diganostik menggunakan saliva pada beberapa penyebab gangguan gerak. Secara naratif, literatur yang dipublikasi sejak Januari 2019 hingga Agustus 2024 di PubMed, Google Scholar, SINTA, dan Scopus akan ditinjau. Sebanyak 9 publikasi melaporkan hasil penelitian primer terhadap penggunaan saliva sebagai alat bantu diagnostic untuk penyakit Parkinson’s disease, Huntington disease, dan Wilson disease. Pada saliva terkandung protein dan metabolit yang dapat secara unik membedakan pasien gangguan gerak dengan kontrol sehat. Protein dan metabolit tersebut sejalan dengan patofisiologi yang mendasari etiologi penyakit, namun bukan berarti pemeriksaan saliva berspesifisitas tinggi. Hal itu dikarenakan terdapat penyakit lain dengan patofisiologi yang sama. Beberapa penelitian masih terbatas pada tingkat identifikasi protein atau metabolit yang dapat berguna, namun terdapat juga penelitian yang telah mengembangkan alat otomatis untuk tes saliva.

Downloads

Published

2024-11-22

How to Cite

Setiawan, A. H. (2024). Saliva Sebagai Alat Bantu Diagnostik Etiologi Gangguan Gerak Hiperkinetik: Tinjauan Literatur Prospek Masa Depan Diagnosis Non-Invasif. Jurnal Ners, 9(1), 1056–1058. https://doi.org/10.31004/jn.v9i1.34325