Survey Sanitasi Lingkungan Penderita Common cold di Kabupaten Kampar

Authors

DOI:

https://doi.org/10.31004/jn.v2i2.190

Abstract

Data sepuluh penyakit terbanyak di Kabupaten Kampar dalam beberapa tahun terakhir di dominasi oleh tingginya angka prevalensi penyakit Common Cold. Pada tahun 2016 angka prevalensi mencapai 13.413 penderita. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini banyak menyebar dikalangan anak-anak hingga dewasa. Penting untuk dilakukan penelitian terkait faktor risiko yang berkontribusi terhadap tingginya kasus ini dimasyarakat. Dari teori yang dikemukakan oleh Hendri L.Blum, Lingkungan merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan. Lingkungan ini erat kaitannya dengan peningkatan penyebaran virus dimasyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan survey tentang sanitasi lingkungan rumah penderita Common Cold meliputi : Ventilasi, pencahayaan, kelembaban, jumlah hunian, sumber air bersih, sampah, dan SPAL di kabupaten Kampar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Common Cold di wilayah kerja Puskesmas Kuok yang berjumlah 132 responden . Teknik pengambilan sampel yang digunakan berupa purposive sampling. Sedangkan disain penelitian yang digunakan adalah metode survey pendekatan cross sectional. Instrument penelitian yang  digunakan dalam penelitian ini berupa lembar checklist, observasi dan lembar wawancara kepada responden. Hasil penelitian yang didapat adalah terdapat 74 responden  (56.06%) yang memiliki Ventilasi rumah yang tidak baik.  70 responden  (53.03%) yang memiliki Kelembaban rumah yang tidak Memenuhi syarat. 70 responden  (53.03%) yang memiliki pencahayaan rumah yang tidak baik, 85 responden  (64.39%) yang memiliki kepadatan hunian yang baik, 70 responden  (53.03%) yang memiliki SPAL memenuhi syarat. 74 responden  (56.06%) yang memiliki Pembuangan sampah Memenuhi syarat. 112 responden (84.84%) yang memiliki ketersediaan air bersih sehat

References

Akimova, L. S. (2015). The Frequency of Using Antibiotic Therapy for Acute Nasopharyngitis ( J00 ) Among Preschool Children in Outpatient Conditions in Yakutsk. https://doi.org/10.15690/pf.v12i3.1362

Alrasyid, H. H. (2005). PERDA Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 25 Tahun 2005 (.).pdf.

Aprinda Dwi Safitri, S. K. (2007). Hubungan tingkat kesehatan rumah dengan kejadian ispa pada anak balita di desa labuhan kecamatan labuhan badas kabupaten sumbawa. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3 No.2, 139–150.

Arvianti, K. (2009). Hubungan pengetahuan dengan hidup sehat. FKM UI.

Digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6674. (n.d.). TINJAUAN PUSTAKA, 7–26.

dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, D. P. (2010). PMK No. 492 ttg Persyaratan Kualitas Air Minum.pdf.

Eka Riza Maula, T. R. (2016). Terapi Herbal dan Alternatif pada Flu Ringan atau ISPA non-spesifik, 1(2), 7–10.

Emin onovar, ismail Yildiz, A. K. dkk. (2009). Viral Etiology and Symptoms of Acute Upper Respiratory Tract Infections in Children, 39(1), 29–35. https://doi.org/10.3906/sag-0805-73

Genchi, G., Sinicropi, M. S., Carocci, A., Lauria, G., & Catalano, A. (2017). Response to comment on giuseppe genchi et al. mercury exposure and heart diseases. int. j. environ. res. public health 2017, 14, 74. International Journal of Environmental Research and Public Health, 14(7). https://doi.org/10.3390/ijerph14070761

Gitawati, R. (2014). BAHAN AKTIF DALAM KOMBINASI OBAT FLU DAN BATUK-PILEK , DAN PEMILIHAN OBAT FLU YANG ACTIVE INGREDIENTS IN COMMON COLD FIXED-DOSE COMBINATION PRODUCTS AND, 24(1), 10–18.

Haris, D. M. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten Kampar, (22).

Hayati, S. (2014a). Gambaran Faktor Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa ) pada Balita di Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung. Jurnal Imu Keperawatan, II(1), 62–67.

Hayati, S. (2014b). Gambaran faktor penyebab infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada balita di Puskesmas Pasirkaliki Kota. Jurnal Ilmu Keperawatan, 11(1), 62–67.

Irawan, T. (2015). Kajian kualitas lingkungan terkait kejadian ispa di kelurahan simbang kulon kecamatan buaran kabupaten pekalongan. Jurnal Pena Medika, 5, 84–95.

Keman, S. (2005). Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman. Kesehatan Lingkungan, 2, 29–43.

Kesehatan, K., & Indonesia, R. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015.

Prof. DR.Dr. Sudigdo Sastroasmoro, S. A. (2002). Dasar - Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi ke-2 (2nd ed.).

Raja Nindangi Lingga, Nurmaini, D. N. S. (2014). Hubungan karakteristik rumah dengan kejadian ISPA pada Balita dalam keluarga perokok di Kelurahan Gundaling Kecamatan Barastagi Kabuapten Karo tahun 2014.

Repository.usu. (2007a). Rumah sehat.

Repository.usu. (2007b). Universitas Sumatera Utara, (2000).

Ristanti, F. F. (2012). Pengaruh Kondisi Sanitasi Rumah Terhadap Kejadian ISPA Di Kecamatan Wiyung Kota Surabaya, 20–31.

Soekidjo Notoadmodjo. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rhineka Cipta.

Sri Zein Polumulo. (2012). Hubungan sanitasi rumah dengan kejadian penyakit common cold pada Balita di wilayah kerja puskesmas tamalate kota Gorontalo tahun 2012.

Sukarto, R. C. W., Ismanto, A. Y., Karundeng, M. Y., Utiliza, V., Murid, P., Dasar, S., … Sipil, T. (2016). Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan sebagai Faktor Risiko Kejadian Penyakit ISPA pada Balita di Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala. Jurnal Berkala Epidemiologi, 3(1), 1–10. https://doi.org/10.1111/ijlh.12426

Utara, U. S. (1999). Lampiran 1. Kepmenkes RI No 829/Menkes/SK/VII/1999, (829).

Zulaikhah, S. T., Soegeng, P., & Sumarawati, T. (2017). Risk Factors of Acute Respiratory Infections in Practice Area for Community of Medical Students in Semarang. Kesmas : National Public Health Journal, 11(4), 192–197. https://doi.org/10.21109/kesmas.v11i4.1281

Downloads

Published

2018-10-22

How to Cite

APRIZA, A., & NINGSIH, N. F. (2018). Survey Sanitasi Lingkungan Penderita Common cold di Kabupaten Kampar. Jurnal Ners, 2(2). https://doi.org/10.31004/jn.v2i2.190