PENTINGNYA PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM KONTEKS PANCASILA DI MASYARAKAT
DOI:
https://doi.org/10.31004/jrpp.v7i2.26700Keywords:
Pendidikan, Multikultural, PancasilaAbstract
Multikulturalisme adalah konsep keberagaman yang mengakui, menerima, dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang berkaitan dengan gender, ras, kelas, agama, dll. Pendidikan multikultural didasarkan pada konsep ini. berdasarkan gagasan dan prinsip demokratis, yang membantu memerangi prasangka dan diskriminasi dengan membangun pluralisme budaya. Siswa diharapkan tetap setia pada budaya mereka karena pendidikan multikultural penting sebagai cara alternatif untuk memecahkan konflik. Pendidikan multicultural sangat penting untuk demokrasi modern.Ada banyak tradisi dan budaya yang berbeda di Indonesia.tradisinya memiliki hubungan dengan berbagai ras, budaya, dan agama. Pendidikan yang menghargai perbedaan diperlukan agar pendidikan multikultural tidak menjadi sumber konflik dan perpecahan. Ini akan memungkinkan keberagaman dan kekayaan budaya yang menjadi ciri khas bangsa yang harus dilestarikan. Pendidikan multikultural memposisikan setiap peradaban dan kebudayaan.References
Ainul Yakin, M. 2005. Pendidikan Multicultural, Cross-cultural Understandinguntuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media
Alzanaa, A. W., & Harmawati, Y. (2021). Pendidikan Pancasila sebagai pendidikan multikultural. Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 9(1), 51-57.
Cichocka, A. (2016). Understanding defensive and secure in-group positivity: The role of collective narcissism. European Review of Social Psychology, 27(1), 283–317.
Danurahman1a, J., Prasetyo2b, D., & Hermawan3c, H. (2021). Kajian Pendidikan Multikultural Di Era Digital.
Duanto, Y. B., Meida, E. F., Saputri, R. M., Ediansyah, P., & Febriana, B. (2022). Pendidikan Multikultural Berlandaskan Pancasila dan Semboyan Bhineka Tunggal Ika. TSAQOFAH, 2(2), 226-235.
Hidayat, R., & Khalika, N. N. (2019). Bisnis dan Kontroversi Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran. Retrieved October 17, 2019, from tirto.id website: https://tirto.id/bisnis-dan-kontroversi-gerakan-indonesia-tanpa-pacaran-cK25
Ibrahim, R. (2015). Pendidikan multikultural: pengertian, prinsip, dan relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam. Addin, 7(1).
Ikhwan, M. (2019). Ulama dan Konservatisme Islam Publik di Bandung: Islam, Politik Identitas, dan Tantangan Relasi Horizontal. In I. Burdah, N. Kailani, & M. Ikhwan (Eds.), Ulama, Politik, dan Narasi Kebangsaan. Yogyakarta: PusPIDeP.
Kamba, M. N. (2018). Kids Zaman Now Menemukan Kembali Islam. Tangerang Selatan: Pustaka IIMaN.
Madjid, N. (2002). Manusia Modern Mendamba Allah: Renungan Tasawuf Positif. Jakarta: IIMaN & Hikmah.
Marchlewska, M., Cichocka, A., ?ozowski, F., Górska, P., & Winiewski, M. (2019). In search of an imaginary enemy: Catholic collective narcissism and the endorsement of gender conspiracy beliefs. The Journal of Social Psychology, 159(6), 766--779.
Miller, A. E., & Josephs, L. (2009). Whiteness as pathological narcissism. Contemporary Psychoanalysis, 45(1), 93–119.
Multikultural Di Ndonesia. Jurnal Pendidikan PKN (Pancasila Dan Kewarganegaraan), 1(2), 140-149.
Nanggala, A. (2020). Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan multikultural. Jurnal Soshum Insentif, 3(2), 197-210.Nugraha, D. (2020). Urgensi Pendidikan
Puspita, Y. (2018, July). Pentingnya Pendidikan Multikultural. In Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas Pgri Palembang.
Rakhmat, J. (1989). Islam Alternatif. Bandung: Mizan.
Sukmawati, W. S., Bahari, B., Degawan, R. H., Zakaria, N., & Marzuki, M. (2024). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Melalui Pendidikan Pancasila Di Era Multikulturalisme. Jurnal Pendidikan Dan Keguruan, 2(2), 250-258.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 A. Ramli Rasyid
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.