MAKNA SEMIOTIKA PADA MAKANAN SUP KHAS KOREA KAJIAN: EKOLINGUISTIK METAFORIS
DOI:
https://doi.org/10.31004/jrpp.v7i2.26339Keywords:
Makanan Khas Tradisional, Makna, SemiotikaAbstract
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan merupakan makanan sup tradisional yang terdapat seluruh Korea Selatan. Macam dari sup tradisional Khas Korea yaitu: Miyeokguk (???) atau sup lumput laut, Samgyetang(???) atau sup ayam, Haejangguk(???) atau sup sayur dengan camourang daging, Galbitang(???) atau sup iga, dan terakhir adalah sup Seogogi Muguk ( ??? ??) atau sup daging sapi. Tujuan penelitian dilakukan ialah memperoleh penggambaran dari keberadaan sup-sup khas tradisional di negara Korea Selatan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data dengan melakukan observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dua versi tradisi khas sup Korea Selatan, yaitu apa yang makna tradisional dan apa yang perbedaan khas sup di Korea Selatan. Dalam pembuatan tradisional khas sup-sup Korea Selatan sudah menyediakan tempat untuk wisata kuliner yaitu, di Seoul, di Gangnam dan di Leeteawon.References
Adiasih, P., & Brahmana, R. K. (2015). Persepsi terhadap Makanan Tradisional Jawa Timur: Studi Awal terhadap Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya. Kinerja (journal of Business and Economic), 15(2), 112-125.
Arifin, F. (2017). Pergulatan Identitas Kultural antara Fastfood dan Kudapan. Jurnal Penelitian Humaniora, 1-7. Retrieved from https://doi.org/10.23917/humaniora.v18i1.3640.
Nugroho, Setyo Prasiyono, dkk. (). Gastronomi Makanan Khas Keraton Yogyakarta Sebagai Upaya Pengembangan Wisata Kuliner. Jurnal Pariwisata Bina Sarana Informatika, volume 7 (1), 2528-222. Retrieved from http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp.
Nurhalimah. (2016). Tentang Makanan Khas Indonesia. Jurnal Prodi PBSI UNWIR Indramayu.
Oda. (2012). Pengembangan Pusat Kuliner Nusantara Kota Bandung Sebagai Tujuan Wisata. Jurnal Khasanah Ilmu, volume 3 (1), 51-60.
Pradopo, R.D. (1999). Semiotika: Teori, Metode, dan Penerapannya dalam Pemaknaan Sastra. Humaniora, nomor 10, 1999.
Purwaningtya, Agnes Siwi. (2017). Identifikasi Kuliner Lokal Indonesia dalam Pembelajaran Bahasa Inggris. Jurnal Pariwisata Terapan (JPT). Volume 1 (1).
Rahmalianti, R., A, M. N., & Riyadi, D. (2016). Pelestarian Makanan Tradisional Kejos Sebagai Sumber Karbohidrat di Desa Tarikolot Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Jurnal Khasanah Ilmu, Volume 9 (2), ISSN: 2655-5433 (online).
Setyawati, V. A., & Rimawati, E. (2016). Pola Konsumsi Fast Food dan Serat sebagai Faktor Gizi Lebih pada Remaja. Unnes Journal of Public Health, 5(3), 275-284.
Sibarani, Robert. 2013. “Folklor sebagai Media dan Sumber Pendidikan: Sebuah Rancangan Kurikulum dalam Pembentukan Karakter Siswa Berbasis Nilai Budaya Batak”.
Subiyanto, Agus. (2013). Ekolinguistik: Model Analisis dan Penerapannya. Jurnal Humanika, volume 18 (2). Retrieved from https://doi.org/10.14710/humanika.18.2
Suhandra, Ika Rama. (2019). Studi KOmparatif Makna Konotasi Warna dalam Budaya Masyarakat Barat dan Masyarakat Suku Sasak Lombok Indonesia. Cordova Jurnal UIN Mataram, volume 9 (1), 2714-5808. Retrieved from
Tommy. (2024). Traditional Celebration Banner Picture by Urban Brush. Akses dan unduhan gambar https://www.urbanbrush.net/en/downloads.
Yanti, M.R., dkk. (2023). Identitas Budaya dan Sosial Pada Makanan Khas Daerah: Tinjauan Terhadap Perilaku Konsumsi Masyarakat Muslim Pada Bulan Ramadhan di Indonesia. Jurnal KOMITMEN, volume 4 (1).
The, ?. (2019). Akses dan unduhan gambar https://m.facebook.com/THESHIM85/photos.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Eun Sook Kim
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.