Breast Cancer Knowledge And Screening Practices Amongst Female In Bandung City, West Java, Indonesia

Authors

  • Dodi Lumban Gaol Department of Surgery, Faculty of Medicine
  • Monty Priosodewo Department of Surgery, Faculty of Medicine

DOI:

https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.8600

Abstract

Kanker payudara sejauh ini merupakan kanker paling umum pada wanita di seluruh dunia.1 Ini adalah salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita dan merupakan 15% dari kematian akibat kanker wanita. Di Indonesia, 40 dari 100.000 wanita baru terdiagnosis kanker payudara setiap tahunnya. Di Jawa Barat, kejadian kanker payudara sekitar 1000 orang dari semua penduduk (48 juta) setiap tahun di mana 70% dari semua pasien berada di kelas ekonomi menengah ke bawah. Dari jumlah tersebut, hanya 30% yang mengunjungi fasilitas kesehatan dan diperiksa oleh 16 ahli bedah onkologi di Jawa Barat dengan rata-rata lama pelayanan 2 minggu. Lebih lanjut, sebagian besar perempuan (70%) didiagnosis pada stadium akhir yang dapat menjelaskan mengapa Indonesia memiliki angka kematian yang lebih tinggi (16,6/100.000) dibandingkan dengan angka global (12,9/100.000). Meski tidak lagi direkomendasikan oleh WHO, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) masih dianggap sebagai skrining kanker payudara dan dipromosikan secara luas oleh pemerintah Indonesia hingga saat ini. Selain itu, Clinical Breast Examination (CBE) saat ini juga telah dimasukkan dalam pedoman nasional Indonesia sebagai program skrining kanker payudara yang direkomendasikan. Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita berusia 16 tahun ke atas di kota Bandung Jawa Barat. Prosedur pengambilan sampel nonprobabilitas (kenyamanan) digunakan untuk mendapatkan ukuran sampel yang diperlukan. Total sampling dari semua pekerja perempuan yang memberikan persetujuan mereka untuk penelitian dilakukan. Kuesioner terbuka adalah metode untuk mengumpulkan informasi kuantitatif dan/atau kualitatif. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai dasar pengambilan data, adapun total populasi yang termasuk dalam penelitian ini adalah 101 partisipan. Dari 101 peserta yang terlibat dalam penelitian ini, demografi yang lebih muda merupakan proporsi terbesar dari responden, dengan usia rata-rata 37,87 + 12,08 tahun, 54,45% dari populasi berusia di bawah 40 tahun. Hampir semua peserta pernah mendengar atau mengetahui tentang kanker payudara (99%), dan dari 100 peserta, 50 di antaranya memperoleh pengetahuan dari buku (49,5%), media sosial, dan informasi pendidikan berbasis rumah sakit. Sebagian besar peserta juga tidak memiliki kerabat yang didiagnosis menderita kanker payudara. Kesimpulannya, pengetahuan umum tentang kanker payudara masih rendah kecuali mamografi; Namun, di antara peserta yang mengetahui SADARI dan CBE, mereka memiliki skor pengetahuan yang baik tentang skrining kanker payudara dan prosedur terkait. Temuan di atas menunjukkan bahwa informasi mengenai SADARI dan CBE sangat diperlukan untuk disampaikan kepada masyarakat di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Downloads

Published

2022-11-10

How to Cite

Gaol, D. L. ., & Priosodewo, M. . (2022). Breast Cancer Knowledge And Screening Practices Amongst Female In Bandung City, West Java, Indonesia. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 2597–2610. https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.8600