PENGARUH DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI TERHADAP KEJADIAN KATARAK (SISTEMATIC REVIEW)

Authors

  • Kevin Andreano Widjaya S1 Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i4.51995

Keywords:

Katarak, diabates melitus tipe 2, hipertensi, komorbiditas, sinergis

Abstract

Katarak adalah penyebab utama kebutaan global yang insidensinya dipengaruhi kuat oleh penyakit sistemik kronis. Diabetes Mellitus (DM) dan Hipertensi (HT) diakui sebagai faktor risiko independen. Namun, peran spesifik dan efek sinergis dari komorbiditas kedua kondisi ini terhadap kejadian dan keparahan katarak memerlukan sintesis bukti yang terstruktur. Tujuan penelitian ini untuk enganalisis dan mensintesis bukti ilmiah mengenai pengaruh koeksistensi Diabetes Mellitus dan Hipertensi sebagai komorbiditas terhadap kejadian katarak. Systematic review ini dilakukan berdasarkan panduan PRISMA. Pencarian literatur dilakukan pada basis data elektronik utama (termasuk PubMed dan ScienceDirect) menggunakan kombinasi kata kunci yang relevan. Sebelas (N=10) studi yang relevan, termasuk studi observasional dan tinjauan literatur, dianalisis untuk sintesis naratif dan kualitatif. Tinjauan ini mengonfirmasi DM sebagai pendorong etiologis utama katarak (meningkatkan risiko 2–5 kali lipat) melalui mekanisme jalur poliol dan stres oksidatif. Sementara itu, HT ditemukan sebagai faktor risiko independen yang paling sering terdeteksi secara numerik pada pasien yang menjalani operasi katarak, menunjukkan adanya beban vaskular yang signifikan. Temuan kunci menunjukkan bahwa komorbiditas DM dan HT adalah kategori penyakit sistemik yang paling banyak ditemukan pada pasien katarak matur yang dirujuk untuk pembedahan (prevalensi hingga 47.5% dalam beberapa sampel klinis). Hal ini mendukung adanya efek sinergis yang mempercepat opasitas lensa, di mana disfungsi vaskular akibat HT memperburuk kerusakan metabolik akibat DM. Komorbiditas Diabetes Mellitus dan Hipertensi merupakan kategori risiko yang dominan dan akseleratif terhadap perkembangan katarak. Oleh karena itu, strategi klinis harus mengedepankan manajemen terpadu yang agresif terhadap kedua kondisi ini secara simultan untuk memitigasi risiko kebutaan akibat katarak.

References

Choirunisa, L., Firdausi, A. A., Hasan, H. T. C. & Amarusmana, M. (2024). Risk Factor Analysis of Cataracts in Primary Health Center. Oftalmologi: Jurnal Kesehatan Mata Indonesia, 6(2), 72–79.

Ivanescu, A., Popescu, S., Gaita, L., Albai, O., Braha, A. & Timar, R. (2024). Risk Factors for Cataracts in Patients with Diabetes Mellitus. J. Clin. Med., 13(23), 7005.

Jaaz, M. H. & Al-Nasrawi, A. N. (2024). The Impact of Smoking and Hypertension on Cataract Development in Diabetic Patients. F1000Research, 13, 928.

Javadi, M. A. & Zarei-Ghanavati, S. (2008). Cataracts in Diabetic Patients: A Review Article. J Ophthalmic Vis Res, 3(1), 52–65.

Mylona, I., Dermenoudi, M., Ziakas, N. & Tsinopoulos, I. (2019). Hypertension is the Prominent Risk Factor in Cataract Patients. Medicina, 55(8), 430.

Nadeem, A., Najam, M. H., Ayoub, N., Zulfiqar, N. & Iqbal, S. (2024). Association of Diabetes Mellitus II and Hypertension with Types of Cataract. Ophthalmol Pak. Official Journal of College of Ophthalmology & Allied Vision Sciences.

Nisha, S. (2022). A Review on Association Between Diabetes Mellitus and Cataract Formation. J. Clinical Research Notes, 3(2).

Octavia, I. A., Lenggogeni, P., & Mayhart, R. (2022). Psychological well-being pada lansia. Jurnal Sudut Pandang, 2(12), 15–22. https://doi.org/10.55314/jsp.v2i12

Permatasari, N., Susilo, H., Prihanta, S. S., Nisa, M. L., Candra, A. D., Puspita, R. A., & Aminullah, R. (2024). Dari Kenangan Menuju Kesejahteraan: Manfaat Reminiscence Therapy bagi Lansia di Griya Lansia Husnul Khatimah. Lentera: Journal of Gender and Children Studies, 4(1), 236-253.

Putri, D. P., Wulandari, E., & Hartono, B. (2024). Hubungan dukungan keluarga dengan kesejahteraan psikologis lansia di wilayah perkotaan. Jurnal Keperawatan Holistik, 14(1), 22–31.

Rahmawati, A., Utami, P., & Santosa, D. (2023). Implementasi terapi reminiscence dalam meningkatkan interaksi sosial lansia komunitas urban. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(3), 204–212.

Ren, Y., Tang, R., Sun, H., & Li, X. (2021). Intervention Effect of Group Reminiscence Therapy in Combination with Physical Exercise in Improving Spiritual Well-Being of the Elderly. Iran Journal of Public Health, 50(3), 531-539.

Rezaee, N., & Sheykhi, A. (2022). Effect of Group Reminiscence Therapy on the Social Well-Being of Retired Older Men in Zahedan, Iran. Iran Journal of Nursing, 35(138), 422-433. https://doi.org/10.32598/ijn.35.138.67.5

Ryff, C. D., & Keyes, C. L. M. (1995). The structure of psychological well-being revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 69(4), 719–727. https://doi.org/10.1037/0022-3514.69.4.719

Shaifullah, M., Fatmawati, N. K. & Ismail, S. (2023). The Relationship between Diabetes Mellitus with Senile Cataracts. Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, 6(2).

Shumye, A. F., Tegegn, M. T. & Bekele, M. M. (2025). Prevalence of cataract and its associated factors among adult diabetic patients attending at diabetic care clinics in Northwest Ethiopia, 2023. BMC Public Health, 25, 134.

Tazeen, S. K., Fatima, K., Mobin, F., Hafsa, U. K., Shah, S. M., Malik, M. A. S. & Sharaf, H. A. (2024). Prevalence of Type 2 Diabetes Mellitus and Hypertension in Cataract Patients: A Prospective Study at a Tertiary Care Hospital. medtigo J Med, 2(3).

Zarei-Ghanavati, S., Hadi, Y., Habibi, A., Khorasani, M. A. & Yoo, S. H. (2024). Cataract and diabetes: review of the literature. J Cataract Refract Surg, 50, 1275–1283.

Downloads

Published

2025-11-25