KORELASI HBA1C TERHADAP KEPARAHAN ULKUS KAKI DIABETIK : LITERATURE REVIEW

Authors

  • Ida Ayu Tara Indira Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Pendidikan Ganesha
  • Oka Udrayana Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Pendidikan Ganesha
  • I Made Kusuma Wijaya Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Pendidikan Ganesha

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i4.51196

Keywords:

diabetes melitus, HbA1c, klasifikasi wagner, kontrol glikemik, ulkus kaki diabetik

Abstract

Ulkus kaki diabetik  merupakan salah satu komplikasi kronis diabetes melitus yang sering berujung pada amputasi. Hemoglobin terglikasi (HbA1c) sebagai parameter kontrol glikemik jangka panjang diduga berperan dalam memprediksi keparahan DFU, namun hasil penelitian masih menunjukkan variasi. Tinjauan literatur ini  bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar HbA1c dengan derajat keparahan ulkus kaki diabetik berdasarkan klasifikasi Wagner. Penelitian menggunakan metode literature review dengan pencarian artikel melalui Google Scholar dan PubMed menggunakan kata kunci HbA1c, diabetic foot, diabetes melitus, dan derajat Wagner. Artikel yang diinklusi adalah penelitian empiris yang diterbitkan tahun 2020-2025 dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Total 10 artikel dianalisis menggunakan pendekatan simplified approach. Dari 10 artikel yang dikaji, 9 artikel (90%) menunjukkan korelasi positif signifikan antara kadar HbA1c dengan keparahan ulkus kaki diabetik (p<0,05). Mayoritas pasien dengan HbA1c ≥7% mengalami ulkus Wagner grade 3-4. Pasien dengan HbA1c tidak terkontrol memiliki risiko 2,9-5 kali lebih besar mengalami ulkus derajat berat dan risiko amputasi yang lebih tinggi. Hanya satu studi yang tidak menemukan hubungan bermakna. Terdapat korelasi positif yang kuat antara kadar HbA1c dengan keparahan ulkus kaki diabetik. Kontrol glikemik yang buruk (HbA1c ≥7%) meningkatkan risiko keparahan ulkus dan komplikasi amputasi. Pemantauan HbA1c secara rutin penting untuk pencegahan dan penatalaksanaan DFU.

References

Akyüz, S., Bahçecioğlu Mutlu, A. B., Güven, H. E., Başak, A. M., & Yılmaz, K. B. (2023). Elevated HbA1c level associated with disease severity and surgical extension in diabetic foot patients. Ulusal Travma ve Acil Cerrahi Dergisi, 29(9), pp. 1013–1018.

Armstrong, D. G., Tan, T.-W., Boulton, A. J. M., & Bus, S. A. (2023). Diabetic Foot Ulcers. JAMA, 330(1), 62.

Farooque, U., Lohano, A. K., Rind, S. H., Rind, M. S., Karimi, S., Jaan, A., Yasmin, F. and Cheema, O. (2020) ‘Correlation of Hemoglobin A1c With Wagner Classification in Patients With Diabetic Foot’, Cureus, 12(7), e9199.

Ghanbari, A., Nouri, M. and Darvishi, M. (2023) ‘Evaluation of Relationship between Serum Hemoglobin A1C Level and Severity of Diabetic Foot Ulcers Based on Wagner Criteria’, Journal of Medicinal and Chemical Sciences, 6(9), pp. 2234–2241.

International Diabetes Federation (IDF) (2021) IDF Diabetes Atlas, 10th edition 2021. Brussels: International Diabetes Federation.

Iqbal MN, Ahmad S, Shaima A, Gulzar MR (2022). Correlation of HBA1c and duration of diabetes mellitus with grades of diabetic foot, The Profesional Medical Journal 29 (2), pp. 155-159.

Jawzali JI, Muhammadamin MN, Othman DY, Ikram DD, et al (2025). Association of Glycated Hemoglobin Levels with Severity of Diabetic Foot Ulcer and Bacterial Profil, Journal of Diabetology 16 (1), pp. 43-49.

Moodley, R.M. et al. (2021) ‘Novel Relationship Between Hemoglobin A1c Levels and Foot Ulcer Development Among Patients With Type 2 Diabetes Mellitus Admitted at Tupua Tamasese Meaole Hospital.’, Cureus, 13(11), pp, e20054.

Nawwafdana, (2022). Hubungan Antara Kadar HbA1C dengan Kejadian Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Tahun 2019 – 2022. Program Studi S1 Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

Nurkhasanah, S., Irmayanti, I., Irwan, A. A., Hasbi, B. E. and Julyani, S. (2025) ‘Hubungan Kadar HbA1c dan Jumlah Leukosit dengan Derajat Keparahan Kaki Diabetik di RS Ibnu Sina Kota Makassar Tahun 2023’, INNOVATIVE: Journal of Social Science Research, 5(4), pp. 9435–9447.

Oktalia, A. W., Retnaningrum, Y. R. and Khotimah, S. (2021) ‘Hubungan antara Penyakit Arteri Perifer dan Kadar HbA1c dengan Tindakan Amputasi Ekstremitas pada Pasien Ulkus Kaki Diabetik di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda’, Jurnal Sains dan Kesehatan, 3(5), pp. 715–721.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), 2021. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2021. Jakarta: PB PERKENI, pp. 82-83.

Putri, et al., (2025) The Correlation Between Duration of Diabetes Mellitus, Ulcer Grading, HbA1C Levels, and Peripheral Arterial Occlusion to Amputation in Patients with Diabetic Foot Ulcers at Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Hospital. International Journal of Scientific Advances, 6(4), pp. 756-765.

Putri, K. D. G. H. D., Bagiansah, M., Santosa, H. and Mahdaniyati, A. (2025) ‘Hubungan Hipertensi, Obesitas dan Kadar HbA1c dengan Derajat Ulkus Kaki Diabetik pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Mataram’, MANUJU: Malahayati Nursing Journal, 7(4), pp. 1423–1436.

Sachar, R. K., Rao, H., Sharma, P. P., Aggarwal, M. P. and Yadav, S. (2023) ‘Correlation of Glycated Haemoglobin Status with the Foot Ulcer’, International Surgery Journal, 10(9), pp. 1461–1470.

Sadyah NAC, Nugroho H, Putra A, Riwanto I, et al (2025). Correlation between haemoglobin, leukocytes, HbA1c, and albumin levels with diabetic foot ulcer severity: a cross-section, Sains Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 16(1), pp. 16-21.

Downloads

Published

2025-11-18