HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTOBANGON

Authors

  • Jennifer Filipi Makatempuge Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
  • Hilman Adam Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
  • Febi K. Kolibu Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i4.50513

Keywords:

ASI eksklusif, pengetahuan ibu, Puskesmas Kotobangon

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan pemberian ASI kepada bayi yang dimulai sejak lahir hingga usia 6 bulan tanpa menambahkan makanan atau minuman lain, yang direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF karena mengandung nutrisi optimal dan antibodi untuk melindungi bayi. Meskipun cakupan ASI eksklusif di Indonesia menunjukkan peningkatan dari 52% pada tahun 2017 menjadi 68% pada tahun 2023, angka di Puskesmas Kotobangon masih rendah, yakni 36,07% pada Juni 2024, belum mencapai target nasional sebesar 50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kotobangon. Penelitian menggunakan desain kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah 80 ibu yang memiliki bayi berusia 6–12 bulan, dengan menggunakan teknik total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang berkaitan dengan karakteristik responden, pengetahuan, serta praktik pemberian ASI eksklusif, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 17–25 tahun sebanyak (50%), berpendidikan SMA (46,3%), dan bekerja sebagai (Ibu Rumah Tangga) IRT (58,8%). Sebanyak 51,2% responden memiliki pengetahuan baik dan 48,8% cukup, tanpa ada yang berpengetahuan kurang. Pemberian ASI eksklusif dilakukan oleh 80% responden, sesuai target nasional. Namun, uji chi-square menghasilkan p-value = 0,314 (p > 0,05) sehingga tidak terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan ibu dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Kesimpulannya, tingkat pengetahuan ibu tidak menjadi faktor penentu tunggal dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif, melainkan dipengaruhi juga oleh dukungan keluarga, kondisi kesehatan, serta faktor sosial budaya.

References

Badan Pusat Statistik. (2022). Data pemberian ASI di Kota Kotamobagu dan Provinsi Sulawesi Utara. Badan Pusat Statistik.

Handayani, S. (2021). Hubungan pengetahuan ibu dengan praktik pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Jetis Kabupaten Bantul [Skripsi, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta]. Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Repository.

Indonesia. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. Pemerintah Republik Indonesia.

Irot, R. A., Kapantow, N. H., & Punuh, M. I. (2017). Hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 6–12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Walantakan Kecamatan Langowan Utara Kabupaten Minahasa. KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, 6(2), 1–8.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Profil kesehatan ibu dan anak 2021–2022. Kemenkes RI.

Nurjaya, dkk. (2022). Air susu ibu: Komposisi, manfaat, dan faktor yang mempengaruhi produksi ASI. Penerbit JKL.

Putri, R. (2022). Hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Penerbit MNO.

Rofika. (2022). Manfaat ASI terhadap perkembangan anak dan kecerdasan. Penerbit ABC.

Siti Fatimah. (2019). Pengetahuan ibu dan praktik ASI eksklusif. Penerbit PQR.

Survei Kesehatan Nasional (SKI). (2023). Laporan cakupan ASI eksklusif di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI.

United Nations Children’s Fund (UNICEF), & World Health Organization (WHO). (n.d.). Exclusive breastfeeding recommendations. WHO.

World Health Organization (WHO). (n.d.). Breastfeeding: Recommendations for optimal infant nutrition. WHO

Downloads

Published

2025-11-06