PNEUMONIA NOSOKOMIAL AKIBAT KLEBSIELLA PNEUMONIAE POSITIF ESBL PADA PASIEN DENGAN MENINGIOMA FRONTALIS BESAR : LAPORAN KASUS

Authors

  • Nadia Putri Rahmadhani Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Riau, Pekanbaru
  • Pratama Ananda Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Riau, Pekanbaru; RSUD Arifin Achmad, Riau
  • Dewi Wijaya Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Riau, Pekanbaru

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i3.49967

Keywords:

hospital acquired pneumonia, klebsiella pneumoniae, ESBL, meningioma

Abstract

Pneumonia nosokomial (Hospital Acquired Pneumonia/HAP) adalah infeksi saluran pernapasan bawah yang terjadi ≥48 jam setelah pasien dirawat di rumah sakit dan tidak dalam keadaan inkubasi saat masuk. Klebsiella pneumoniae positif extended-spectrum beta-lactamase (ESBL) merupakan agen etiologi utama yang berhubungan dengan peningkatan morbiditas, mortalitas, serta lama hari rawat pada kasus HAP. Meningioma adalah tumor intrakranial primer yang berasal dari sel meningotelial pada meningen, khususnya lapisan arakhnoid. Tumor ini merupakan neoplasma jinak paling sering pada sistem saraf pusat, meskipun sebagian kecil dapat bersifat atipikal atau ganas. Pasien dengan meningioma, terutama yang menjalani perawatan jangka panjang, memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi seperti HAP. Laporan kasus ini menyoroti interaksi antara kondisi neurologis dasar dan infeksi nosokomial. Pemberian antibiotik empiris dapat memperbaiki prognosis. Seorang pasien perempuan berusia 44 tahun datang dengan keluhan sakit kepala disertai muntah. Pemeriksaan MRI menunjukkan adanya meningioma pada konveksitas frontal posterior kiri dengan ukuran 6x6x6 cm. Pada hari ke-5 perawatan di rumah sakit, pasien mengalami penurunan kesadaran yang disertai sesak napas. Pasien dirawat di ICU, dilakukan intubasi, dan diberikan antibiotik empiris meropenem sambil menunggu hasil kultur sputum. Hasil kultur menunjukkan Klebsiella pneumoniae positif ESBL. Setelah 3 hari terapi antibiotik, kesadaran pasien membaik, serta hasil pemeriksaan laboratorium dan radiografi toraks menunjukkan perbaikan. Pasien dengan keganasan memiliki risiko tinggi untuk mengalami pneumonia nosokomial selama perawatan rumah sakit yang berkepanjangan. Terapi antibiotik empiris sebagai penatalaksanaan awal memberikan prognosis yang baik dalam mencegah perburukan infeksi.

References

Brown JM, O’Reilly D, Coggins CA, Brodbelt AR. (2020). Epidemiology and treatment outcomes of meningiomas in the modern era: UK population-based study. Neurooncol Adv.;2(1):vdaa058.

Kalil AC, Metersky ML, Klompas M, Muscedere J, Sweeney DA, Palmer LB, American Thoracic Society. (2016). Management of adults with hospital- acquired and ventilator-associated pneumonia: 2016 clinical practice guidelines by the Infectious Diseases Society of America and the American Thoracic Society. Clin Infect Dis.;63(5):e61-111.

Louis DN, Perry A, Wesseling P, Brat DJ, Gallimore JR, S-C C. (2021). The 2021 WHO classification of tumors of the central nervous system. Neuro Oncol.;23(8):1231-51.

Maha Wirajaya, M. K., & Made Umi Kartika Dewi, N. (2020). Analisis Kesiapan Rumah Sakit Dharma Kerti Tabanan Menerapkan Rekam Medis Elektronik. Jurnal Kesehatan Vokasional, 5(1), 1. https://doi.org/10.22146/jkesvo.53017

Nirwana, D. A., & Rachmawati, E. (2020). Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Pendaftaran Umum dengan Menggunakan Metode Pieces di RSUD Kabupaten Sidoarjo. J-REMI : Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan, 1(3), 264–274. https://doi.org/10.25047/j-remi.v1i3.2057

Paterson DL, Bonomo RA. (2005). Extended- spectrum β-lactamases: a clinical update. Clin Microbiol Rev.;18(4):657-86.

Rahmi, A., Lastri, S., & Hasnur, H. (2024). Pieces (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service) Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus). Jambura Journal of Health Sciences and Research, 6(2), 146–154. https://doi.org/10.35971/jjhsr.v6i2.23969

Rahmi Nuzula Belrado, Harmendo, S. W. (2024). Analisis Penggunaan Rekam Medis Elektronik Di Rumah Sakit. British Medical Journal, 6(5474), 1779–1798.

Suhartanto. (2021). Evaluasi Sistem Informasi Rekam Medis. Jurnal Kesehatan, 1(4), 79–95. https://nusantarahasanajournal.com/index.php/nhj/article/view/122

Surani, S., Perwirani, R., Indahsari, S., Astriyani, R., & Hidayat, T. (2023). Implementasi Rekam Medis Elektronik Berkontribusi pada Peningkatan Biaya Operasional di RSUP Surakarta. 8(1).

Surani, S., Perwirani, R., Indahsari, S., Astriyani, R., & Hidayat, T. (2023). Implementasi Rekam Medis Elektronik Berkontribusi pada Peningkatan Biaya Operasional di RSUP Surakarta. 8(1). https://journal.ugm.ac.id/jisph/article/view/72274

Van Nieuwenhuizen EH, van der Heijden PW, Meijers-Heijboer H, Reijnders MR. (2020). Management of skull base meningiomas. Curr Opin Neurol.;33(5):589-96.

Yoon H, Song B, Yoon SS, Woo HG. (2022). A Case of Klebsiella pneumoniae Meningitis Associated with Brain Abscess and Endophthalmitis. J Neurosonol Neuro.;14(2):81-84.

Downloads

Published

2025-09-14