PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN ASAM URAT MENGGUNAKAN METODE POCT DAN FOTOMETER DI PUSKESMAS PAKEM

Authors

  • Putri Pratiwi Z. Ahmad Program Studi Sarjana Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
  • Joko Murdiyanto Program Studi Sarjana Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
  • Aji Bagus Widyantara Program Studi Sarjana Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i3.49945

Keywords:

Asam Urat, Point Of Care Testing (POCT), Fotometer

Abstract

Asam urat terbentuk sebagai produk akhir dari pemecahan purin di dalam tubuh. Proses metabolisme purin, yang merupakan bagian dari asam nukleat pada inti sel, dapat memicu akumulasi kristal di area sendi. Konsentrasi asam urat dapat diperiksa menggunakan perangkat Point Of Care Testing (POCT) maupun fotometer. Fokus penelitian ini adalah menilai apakah terdapat perbedaan hasil pemeriksaan asam urat dengan memakai metode POCT dan fotometer. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan deskriptif komparatif dan rancangan cross-sectional. Responden penelitian adalah pasien yang memeriksakan kadar asam urat di Puskesmas Pakem, dengan jumlah sampel 58 orang berusia 45–75 tahun. Data hasil uji asam urat menggunakan Point Of Care Testing (POCT) dan fotometer dipaparkan secara deskriptif lalu diuji dengan Paired Sample T-Test. Pemeriksaan melalui POCT memperlihatkan rata-rata 5,631 mg/dL, nilai terendah 2,4 mg/dL, tertinggi 9,7 mg/dL, serta simpangan baku 1,670 mg/dL. Hasil pengukuran kadar asam urat melalui fotometer mencatat rata-rata 6,024 mg/dL, batas terendah 2,43 mg/dL, batas tertinggi 10,61 mg/dL, serta standar deviasi 1,706 mg/dL. Pengujian menggunakan Paired Sample T-Test memperoleh nilai p 0,060 lebih besar dari α 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan nyata antara pemeriksaan dengan metode POCT dan fotometer. Kesimpulan penelitian menyatakan kedua metode, Point Of Care Testing (POCT) dan fotometer, memberikan hasil yang sebanding.

References

Boku, A., & Suprayitno, E. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Skrispsi. Universitas Aisyiyah Yogyakarta. http://digilib.unisayogya.ac.id/4586/1/NaskapublikasiAprilliaBoku.pdf.

Desty, R.A.P, Edy.H, Syamsul.A., (2021). Perbedaan Kadar Asam Urat Pada Lansia Menggunakan Metode Poct (Point Of Care Testing) Dengan Metode Enzimatik Kolorimetri Di Puskesmas Bangunsari Kabupaten Madiun. Jurnal Analis Kesehatan Sains. 10(2): 25-31

Enmayasari, T., Hartono, A., & Putri, D. (2017). Pemeriksaan kadar asam urat dengan metode POCT dan spektrofotometri. Jurnal Kesehatan, 8(2), 85-92.

Gusmayani. Y, Anggraini. H, Niroini. F. (2018). Perbedaan Kadar Kolesterol Serum Metode Soektrofotometri dan Metode Point Of Care Testing (POCT). Jurnal Labora Medika, 5(3), pp. 24–28. Available at: https://jurnal.unimus.ac.id/inde x.php/JLabMed/article/view/72 86/5411.

Haipi Yulisda. (2022). Perbedaan Hasil Pemeriksaan Asam Urat Dan Kolesterol Menggunakan Alat Point of Care Testing (Poct) Dan Fotometer Di Puskesmas Gamping II. Skripsi. Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

Hidayat, A.A. (2016). Metodologi Pemeriksaan Laboratorium Klinis. Jakarta: Salemba Medika.

Kementerian Kesehatan. (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018 (Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan), 1-628.

Kementrian Kesehatan RI (2022). “Asam Urat, Bisa Menyerang Ginjal?”, Diakses 05 Juni 2025 dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/237/asam-urat-bisa-menyerang-ginjal

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku II: Modul Pelatihan Teknis Tenaga Laboratorium Di Puskesmas.

Kondo I, Wongkar MCP, Ongkowijaya J. (2016). Gambaran Kadar Asam Urat Pada Penderita Tuberkulosis Paru Yang Menerima Terapi Obat Anti Tuberkulosis di RSUPProf. DrR. D. Kandou Manado periode juli 2014 -juni 2015. Jurnal e-Clinic (eCl); 4(1): 344-8.

Laisouw, A. J. (2017). Perbedaan Kadar Glukosa Darah Berdasarkan Tetesan Darah Kapiler Tanpa dan Dengan Hapusan Kapas Kering Metode POCT (Point-Of-Care-Testing), Universitas Muhammadiyah Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang. Tersedia pada : http://repository.unimus.ac.id/1117/3/BAB II.pdf.

Lin, Fan, Hailin Zhang, Feng Huang, Hui Chen, Chunjin Lin, and Pengli Zhu. 2016. “Influence of Changes in Serum Uric Acid Levels on Renal Function in Elderly Patients with Hypertension: A Retrospective Cohort Study with 3.5-Year Follow-up Public Health, Nutrition and Epidemiology.” BMC Geriatrics 16(1):1–8. doi: 10.1186/s12877-016-0209-2.

Luo, Yuxin, Qirong Song, Jiaxiao Li, Sha Fu, Wenjuan Yu, Xiaofei Shao, Jinxiang Li, Yuliang Huang, Junzhe Chen, and Ying Tang. (2024). “Effects of Uric Acid-Lowering Therapy (ULT) on Renal Outcomes in CKD Patients with Asymptomatic Hyperuricemia: A Systematic Review and Meta-Analysis.” BMC Nephrology 25(1):1–15. doi: 10.1186/s12882-024-03491-4.

Maryani, M.H, Fadhillah, N.H, & Melani. (2022). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat Menggunakan Metode Poct (Point Of Care Testing) Dengan Metode Spektrofotometri Pada Lansia. Open Journal Systems. 17(3):555-560.

Paramita, D. R. A, Haryanto, E, Arifin, S. (2021). Perbedaan Kadar Asam Urat Pada Lansia Menggunakan Metode POCT (Point Of Care Testing) Denga Metode Enzimatik Kolorimetri Di Puskesmas Bangunsari Kabupaten Madiun. Jurnal Analis Kesehatan Sains, 10(2): 25-31.

Pangestu, R., Bakar, A., Nimah, L. (2019). Status Menopause Dapat Meningkatkan Kadar Asam Urat. Journals Of Ners Community, 10(2): 140-156.

Pertiwi, N.I. (2016). Perbedaan Kadar Asam Urat Menggunakan Alat Spektrofotometer Dengan Alat Point Of Care Testing (POCT). Skrispsi. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang

Profil Kesehatan Jawa Tengah. (2022). Profil kesehatan Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Sudrajat, A., & Fuady, M.A. (2024). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Asam Urat Metode Point Of Care Testing (POCT) dengan Metode Fotometrik. Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal, 6(12), 6087–6092.

World Health Organization (WHO). (2022). Global prevalence of hyperuricemia and gout. Geneva: World Health Organization.

Downloads

Published

2025-09-16