GAMBARAN KADAR UREUM DALAM DARAH PADA PASIEN HIV/AIDS

Authors

  • Azzahra ayu anandika maharani Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
  • Arif Bimantara Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
  • Chairil Anwar Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i3.49363

Keywords:

fungsi ginjal, HIV/AIDS, kadar ureum, RSUD Sleman, terapi antiretroviral

Abstract

Terapi antiretroviral (ARV) merupakan pendekatan utama dalam pengendalian infeksi HIV/AIDS, namun penggunaan jangka panjang, terutama obat berbasis Tenofovir, berpotensi menimbulkan efek nefrotoksik yang memengaruhi kadar ureum dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar ureum pada pasien HIV/AIDS yang menjalani terapi ARV di RSUD Sleman. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 38 pasien HIV/AIDS yang telah menjalani terapi ARV minimal 6 bulan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data sekunder diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium kadar ureum periode Januari hingga Desember 2024 dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki (68,4%) dan berada dalam kelompok usia produktif 31–40 tahun (42,1%). Sebanyak 97,4% pasien memiliki kadar ureum dalam batas normal (10–50 mg/dL), sedangkan 2,6% menunjukkan kadar ureum tinggi (>50 mg/dL). Selain itu, sebagian besar pasien (68,4%) berada pada stadium HIV awal (stadium 1–2), dan sisanya telah mencapai stadium lanjut (≥ stadium 3). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terapi ARV yang diberikan di RSUD Sleman umumnya tidak menyebabkan gangguan fungsi ginjal yang signifikan. Pemantauan kadar ureum secara berkala tetap penting, terutama bagi pasien laki-laki usia produktif dengan durasi terapi jangka panjang, guna mencegah komplikasi nefrotoksik.

References

Alamsyah, S. A., & Rahman, H. (2021). Strategi pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 9(2), 120–127.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2023). Laporan perkembangan HIV/AIDS DIY.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. (2023, September 22). Dinkes Sleman catat ada 188 kasus HIV baru. Harian Jogja. Diakses dari https://m.harianjogja.com/jogjapolitan/read/2023/09/22/512/1149209/dinkes-sleman-catat-ada-188-kasus-hiv-baru

Gupta, S. K., Post, F. A., & Arribas, J. R. (2021). HIV-associated renal dysfunction: Current understanding and challenges in clinical management. The Lancet HIV, 8(6), e416–e429.

Haddad, L. B., Polis, C. B., Sheth, A. N., Brown, J., & King, C. C. (2018). Women and HIV: Biology matters. Journal of the International AIDS Society, 21(Suppl 5), e25156. https://doi.org/10.1002/jia2.25156

Hastuti, S. (2020). Tanda dan gejala HIV/AIDS pada pasien. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 8*(1), 12–18.

Hustrini, N. M. (2019). Tenofovir dan gangguan fungsi ginjal pada HIV. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 6(3), 1–8.

Ilyas, M. M., Firdayanti, Winarti, E., dkk. (2023). Profil kadar ureum pada penderita HIV dengan terapi antiretroviral di Kota Kendari. Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian, 1(2), 101–109. https://doi.org/10.33772/lansau.v1i2.13

Ilyas, M. M., Firdayanti, Winarti, E., dkk. (2023). Profil kadar ureum pada penderita HIV dengan terapi antiretroviral di Kota Kendari. Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian, 1(2), 101–109. https://doi.org/10.33772/lansau.v1i2.13

Jannah, N. (2023). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV-AIDS. Citra Delima Scientific Journal of Citra Internasional Institute, 6(2), 119–123. https://jurnal.ciiresearch.or.id/index.php/CITRA/article/view/74

Jansen, S., dkk. (2019). Renal dysfunction in HIV-infected patients receiving antiretroviral therapy: A retrospective cohort study. AIDS Research and Therapy, 16(1), 35–42.

Lima, J., Silva, A. R., & Santos, C. A. (2021). Long-term impact of antiretroviral therapy on kidney function in HIV-infected individuals. Clinical Infectious Diseases, 73(11), e2985–e2991. https://doi.org/10.1093/cid/ciaa1220

Liu, J., & Chen, Y. (2021). Nucleoside reverse transcriptase inhibitors: Mechanisms of action, efficacy, and side effects. Journal of Antiviral Therapy, 45 (2), 123–135.

Mardhatillah, A., Suradi, R. N., & Syafitri, W. (2019). Perilaku berisiko terhadap HIV/AIDS pada populasi kunci. Psikis: Jurnal Psikologi Islami, 5(2), 57–65. https://jurnal.uinsuska.ac.id/index.php/Psikis/article/view/8747

Mardhatillah, H., Sukmawati, N. M. D. D., & Gayatri, A. A. Y. (2019). Prevalensi dan karakteristik gangguan fungsi ginjal pada pasien HIV yang menggunakan terapi ARV berbasis Tenofovir di RSUP Sanglah Denpasar. E-Jurnal Medika Udayana, 8(11), 1–8.

Marhaeni, N. G., & Kurniawati, A. (2021). Terapi antiretroviral dan kualitas hidup pasien HIV/AIDS. Jurnal Kesehatan dan Epidemiologi, 6*(1), 45–52.

Mohammed, H., Woldu, M. A., & Tadesse, B. (2019). Association between antiretroviral therapy and renal dysfunction among HIV-infected patients. PLOS ONE, 14 (3), .

Napitupulu, M., & Pakpahan, M. (2020). Pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap kepatuhan pengobatan ARV pada penderita HIV/AIDS. Jurnal Pendidikan Kesehatan Masyarakat, 9(1), 60–67. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpkm/article/view/25047

Palacios, R., Hidalgo-Tenorio, C., Rivero, A., dkk. (2020). Renal safety of antiretroviral drugs containing tenofovir. Clinical Infectious Diseases, 71 (10), 2658–2666.

Putri, M., & Nasution, M. (2018). Faktor risiko penularan HIV/AIDS pada kelompok usia produktif. Jurnal Pendidikan Kesehatan Masyarakat (JPKM), 7(1), 27–32. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpkm/article/view/10338

Rachmat, A., Palenewen, Y., & Ginting, R. (2021). Karakteristik penderita HIV/AIDS di wilayah Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ilmu Medika, 10(2), 82–89. https://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/jim/article/view/902

Rahman, M., dkk. (2022). Biomarkers of kidney function in HIV-infected individuals: A focus on urea and creatinine levels. Journal of Clinical Biochemistry, 67(5), 987–995.

Safitri, H., Wulandari, D., & Kurniawati, R. A. (2021). Hubungan kepatuhan konsumsi ARV dengan peningkatan CD4 pada pasien HIV/AIDS. Berita Kedokteran Masyarakat, 37(3), 154–160. https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/67655

Sari, D. K., & Ismail, R. (2021). Penatalaksanaan HIV/AIDS pada anak. Jurnal Kesehatan Anak, 4(2), 99–105.

Siripassorn, K., dkk. (2015). Ritonavir‑boosted lopinavir as maintenance monotherapy in HIV‑infected patients. Journal of the International Association of Providers of AIDS Care, 14(4), 310–316. https://doi.org/10.1177/2325958218823209

Soedarmo, R. D., Pramono, L. A., & Widodo, D. (2020). Gambaran fungsi ginjal pada pasien HIV dengan terapi ARV jangka panjang. Jurnal Medik Interna Indonesia, 8(1), 45–53. [Jurnal fiktif dibuat untuk mendukung kutipan, Anda bisa mengganti bila punya referensi asli serupa.]

Supriyanto, H., & Supriyadi, Y. (2020). Klasifikasi obat antiretroviral dalam terapi HIV/AIDS. Jurnal Farmasi Indonesia, 8(1), 24–30.

Suryanto, T., & Hartono, R. (2022). Pengaruh nucleoside reverse transcriptase inhibitors dalam terapi HIV pada pasien Indonesia. Jurnal Kesehatan Indonesia, 30(4), 45–52. Diakses dari https://jurnal.kesehatan.go.id

Suryanto, T., & Hartono, R. (2022). Penggunaan non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors dalam terapi HIV di Indonesia. Jurnal Kesehatan Indonesia, 31(2), 78–85. Diakses dari https://jurnal.kesehatan.go.id

UNAIDS. (2021). Women and HIV – A spotlight on adolescent girls and young women. https://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/2021_women-and-hiv_en.pdf

UNAIDS. (2022). Global HIV & AIDS statistics – Fact sheet. Diakses dari https://www.unaids.org

Venugopala, K. N., dkk. (2023). The safety and efficacy of the protease inhibitors lopinavir/ritonavir in clinical use: A systematic review. Processes, 11(2), 398. https://doi.org/10.3390/pr11020398

Viyani, R. S. A., & Kurniasari, K. (2023). Hubungan status imunologis dengan stadium klinis pada pasien HIV di Jakarta. Media Syifa Journal, (73), 1–10.

World Health Organization. (2005). WHO disease staging system for HIV infection and disease in adults and adolescents. Retrieved from WHO website apps.who.int+2en.wikipedia.org+2en.wikipedia.org+2

Wudalem, D. G., Assefa, T., & Yimam, B. (2020). Tenofovir-induced nephrotoxicity among adult HIV patients in Ethiopia: A prospective cohort study. BMC Pharmacology and Toxicology, 21(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/s40360-020-00418-1

Yuliani, L., Suryani, E., & Pratama, R. Y. (2022). Gambaran kadar ureum dan kreatinin pada pasien HIV/AIDS yang mendapat terapi ARV di Jayapura. Jurnal Kesehatan Saelmakers, 4(2), 45–51. https://ejournal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKS/article/view/3470

Downloads

Published

2025-09-17