IDENTIFIKASI KEJADIAN TINEA PEDIS PADA PEKERJA CUCI MOTOR DAN MOBIL DI KELURAHAN NOGOTIRTO KABUPATEN SLEMAN

Authors

  • Asma' Qanitat Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
  • Novita Eka Putri Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
  • Farida Noor Irfani Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i3.49283

Keywords:

cuci motor dan mobil, jamur, kebersihan kaki, Tinea pedis, Trichophyton sp

Abstract

Salah satu pekerjaan yang beresiko tinggi atas kejadian tinea pedis adalah pekerja di tempat cuci motor dan mobil. Berdasarkan observasi, tempat cuci motor dan mobil di Kelurahan Nogotirto, Kabupaten Sleman menunjukkan masih banyak pekerja yang tidak menggunakan alas kaki saat bekerja dan tingkat paparan tinea pedis yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian Tinea pedis serta faktor-faktor yang berhubungan pada pekerja cuci motor dan mobil di Kelurahan Nogotirto, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 32 responden yang diambil secara purposive sampling sesuai kriteria inklusi. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan kerokan kulit jari kaki. Identifikasi jamur dilakukan dengan pemeriksaan KOH 10% dan kultur pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Analisis data menggunakan uji Chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan kejadian Tinea pedis. Dari 32 responden, 21 orang menunjukkan gejala Tinea pedis, namun hanya 7 sampel yang terkonfirmasi positif Trichophyton sp. melalui kultur SDA. Selain itu, ditemukan juga jamur non-dermatofita seperti Candida sp., Aspergillus sp., Rhizopus sp., serta bakteri. Uji Chi-square memperlihatkan bahwa gejala klinis (pv=0,030) dan kebiasaan mencuci kaki sebelum dan setelah beraktivitas (pv=0,025) memiliki hubungan signifikan dengan kejadian Tinea pedis. Sebaliknya, usia (pv=0,740), tingkat pendidikan (pv=0,188), durasi kerja (pv=0,454), lama bekerja (pv=0,669), kebiasaan mandi teratur (pv=0,055), dan penggunaan alas kaki (pv=0,805) tidak menunjukkan hubungan signifikan.

References

Irjayanti, A., Wambrauw, A., Wahyuni, I., & Maranden, A. A. (2023) ‘Personal hygiene with the incidence of skin diseases’, Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 12(1), 169-175.

Widiati, M., Nurmalasari, A., & Andani, R. (2016) ‘Pemeriksaan Jamur Dermatofita Kuku Kaki Petani Di Desa Bunter Blok Cileudug Kapanewon Sukadana Kabupaten Ciamis’, Jurnal Program Studi Diploma III Analis Stikes Muhammadiyah Ciamis, 3(1).

World Health Organization. (2016). First meeting of the WHO antifungal expert group on identifying priority fungal pathogens. https://www.who.int/news-room/events/detail/2020/04/07/default-calendar/first-meeting-of-the-who-expert-group-on-identifying-priority-fungal-pathogens.

Hidayat, R. (2018) ‘Hubungan Kebersihan Diri (Personal Hygiene) Dengan Kejadian Penyakit Dermatofitosis Di Desa Lereng Wilayah Kerja Puskesmas Kuok’, Jurnal Ners, 2(1), 86-94.

Hadi, S. (2020) ‘Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tinea pedis Pada Mahasiswa Tamtama Di Resimen Induk KODAM VII Wirabuana Makassar’, UMI Medical Journal, 5(1), 12–19.

Suparyati, S., & Apriliani, W. (2022) ‘Identifikasi Jamur Trichophyton Rubrum pada Kuku Kaki Petugas Pengangkut Sampah di Dinas Permukiman dan Lingkungan Hidup’, Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, 9(2), 67–73.

Savin, R. (2015). Diagnosis and treatment of tinea versicolor. Journal of Family Practice, 4(2), 127–132.

Latifah, I., & Sulistiawan, N. (2019) ‘Identifikasi Jamur Dermatophyta Penyebab Tinea Unguium Pada Kuku Kaki Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Penggunaan Alas Kaki Di Desa Pauh Menang Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin, Jambi’, Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 5(2), 189-197.

Nurhidayah, A., Dhanti, K. R. & Supriyadi, (2021) ‘Identifikasi Jamur Patogen Penyebab Dermatofitosis Pada Jari Kaki Petani Di Desa Bojongsari, Banyumas. Jurnal Labora Medika’, pp. 8-17.

Levita, C. S. (2021) Identifikasi Onychomycosis Pada Kuku Penjual Ikan di Pasar Bangkalan. Karya Tulis Ilmiah. Madura: STIKes Ngudia Husada Madura.

Rachmawati, F., Nursidika, P., & Fitrianingsih, P. (2022) ‘Identifikasi Jamur Trichophyton sp. Penyebab Tinea Unguium Pada Petani Desa Mekarluyu Kabupaten Garut’, Jurnal Penelitian Saintek, 2(27), 112–118.

Fatmawati, A., Suardi, S., Diyanah, D., & Pada, A. T. (2022) ‘Kejadian Infeksi Jamur Penyebab Tinea pedis Terkait Higienitas di Lingkungan Padat Penduduk Kampung Nelayan’, Jurnal Medika, 7(2), 61-69.

Mawarni, N. I. I., Erdiansyah, I., & Wardana, R. (2021) ‘Isolasi cendawan Aspergillus sp. pada tanaman padi organik’, Agriprima: Journal of Applied Agricultural Sciences, 5(1), 68-74.

Laksono, H., Yunita, N., & Utari, S. (2020) ‘Prevalensi Kejadian Tinea pedis Pada Wanita Pengolah Ikan Di Pemukiman Nelayan Kota Bengkulu Tahun 2018’, Journal of Nursing and Public Health, 8(1), 43-47.

Harlim, A., Permana, N. V., & Rahfiludin, M. Z. (2023) ‘Hubungan Antara Kejadian Infeksi Tinea pedis Dengan Pekerja Jasa Cuci Mobil Di Wilayah Jatibening’, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 22(1), 96-103.

Napitupulu, A. N., Subchan, P., & Widodo, Y. L. A. (2016) ‘Prevalensi dan Faktor Risiko Terjadinya Tinea pedis pada Polisi Lalu Lintas Kota Semarang’, Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(4), 495–503.

Downloads

Published

2025-09-29