HUBUNGAN ANTARA JUMLAH ANGKA LEMPENG TOTAL DENGAN JUMLAH ENDOTOKSIN PADA AIR REVERSE OSMOSIS HEMODIALISA

Authors

  • Rita Yuliati S1 Kesehatan Lingkungan, Stikes Widyagama Husada Malang
  • Misbahul Subhi S1 Kesehatan Lingkungan, Stikes Widyagama Husada Malang

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i3.48864

Keywords:

Reverse Osmosis, Angka Lempeng Total, Endotoksin Hemodialisa, Kualitas Mikrobiologi

Abstract

Air Reverse Osmosis merupakan komponen utama dalam proses hemodialisa yang berfungsi sebagai pelarut cairan dialisat. Kualitas mikrobiologi air Reverse Osmosis sangat berpengaruh terhadap keamanan pasien, terutama terkait dengan kontaminasi endotoksin yang berasal dari dinding sel bakteri Gram-negatif. Penelitian tahun 2025 ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara angka lempeng total (ALT) dan kadar endotoksin pada air Reverse Osmosis di unit hemodialisa Rumah Sakit X Kota Mojokerto. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diperoleh dari satu titik lokasi, yaitu air produk mesin Reverse Osmosis yang sudah siap dialirkan ke mesin hemodialisa. Pengambilan dilakukan selama lima hari berturut-turut. ALT diperiksa menggunakan metode tuang (pour plate), dan kadar endotoksin diukur dengan alat Nexgen menggunakan metode chromogenic LAL. Berdasarkan hasil uji Spearman, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar –0,518 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,125 (p > 0,05), yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif sedang antara ALT dan kadar endotoksin, namun hubungan tersebut tidak signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Pada penelitian ini, jumlah Angka Lempeng Total (ALT) tidak memengaruhi kadar endotoksin. Hal ini dapat terjadi karena kadar endotoksin tetap dapat terdeteksi meskipun bakteri Gram-negatif yang menghasilkan endotoksin tersebut sudah mati, atau bahkan hanya tersisa fragmen dinding selnya saja. Temuan ini menekankan pentingnya pemantauan dan pemeliharaan sistem distribusi air Reverse Osmosis secara berkala untuk menjaga kualitas mikrobiologinya dan mencegah berbagai sumber kontaminasi.

References

Azeredo, J., Azevedo, N. F., Briandet, R., Cerca, N., Coenye, T., Costa, A. R., ... & Oliveira, R. (2017). Critical review on biofilm methods. Critical Reviews in Microbiology, 43(3), 313–351. https://doi.org/10.3109/1040841X.2015.1114465

Cahyadi, I., Susilo, Y., & Nurhayati, N. (2016). Kajian kualitas air Reverse Osmosis (RO) pada unit hemodialisa rumah sakit. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 15(2), 71–78.

Gulati, M., & Ghosh, M. (2017). Endotoxin contamination in dialysis water and its clinical implications. Indian Journal of Nephrology, 27(2), 121–126.

ISO. (2019). ISO 23500-3: Preparation and quality management of fluids for haemodialysis and related therapies – Part 3: Water for haemodialysis and related therapies. International Organization for Standardization.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2023 tentang Standar Pelayanan Hemodialisa. Jakarta: Kemenkes RI.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Riskesdas. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Global Burden of Disease. (2019). GBD Compare Data Visualization. Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME). Retrieved from https://vizhub.healthdata.org/gbd-compare/

Setyono, D., & Wahyuni, I. (2019). Uji mikrobiologi terhadap air hasil Reverse Osmosis di rumah sakit menggunakan metode ALT. Jurnal Laboratorium Medik, 5(1), 35–41.

Downloads

Published

2025-09-16