PERBANDINGAN KUALITAS TELUR CACING STH MENGUNAKAN PEWARNAAN EOSIN 2% DAN PEWARNAAN PERASAN KULIT BUAH MANGGIS

Authors

  • Lestari Mega Wahyuni Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboraturium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
  • Monika Putri Solikah Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboraturium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
  • Novita Eka Putri Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboraturium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i3.48108

Keywords:

Perasan Kulit Buah Manggis, Telur Cacing STH

Abstract

Helminthiasis cacing yang disebabkan oleh nematoda usus umumnya bersifat asimtomatik. Penularannya terjadi melalui telur cacing yang termasuk dalam kelompok Soil Transmitted Helminths (STH), dengan tanah sebagai media perantara. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2023, sekitar 1,5 miliar orang di seluruh dunia setara dengan 24% dari total populasi global yang diperkirakan terinfeksi cacing STH. Di Indonesia, survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa tingkat prevalensi infeksi cacing pada anak-anak di beberapa provinsi berada pada kisaran 60% hingga 90%. Dalam pemeriksaan mikroskopis terhadap telur cacing STH, eosin 2% merupakan pewarna yang umum digunakan. Namun, seiring meningkatnya minat terhadap bahan yang ramah lingkungan, ekstrak kulit buah manggis berpotensi menjadi alternatif pewarna alami. Kulit buah manggis mengandung senyawa bioaktif seperti antosianin, alkaloid, dan pigmen alami yang mampu menghasilkan warna merah bata, sehingga memiliki karakteristik yang sesuai untuk digunakan sebagai zat pewarna mikroskopis. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas pewarnaan antara eosin 2% dan ekstrak kulit buah manggis dalam visualisasi telur cacing STH. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan memberikan empat jenis perlakuan pewarnaan pada sediaan menggunakan kedua jenis pewarna. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS, diawali dengan uji normalitas Shapiro-Wilk, kemudian dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pewarnaan menggunakan ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi 25% memberikan kualitas visualisasi telur cacing yang cukup baik. Dengan demikian, meskipun efektivitasnya belum sepenuhnya setara dengan eosin 2%, ekstrak kulit buah manggis memiliki potensi sebagai pewarna alami alternatif dalam pemeriksaan mikroskopis telur cacing STH.

References

DAFTAR PUSTAKA

Aprianti dan Ereskadi. 2022. Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) Sebagai Alternatif Penganti Eosin Untuk Pemeriksaan Telur Cacing. Journal Of Indonesian Medical Laboratory And Science 3 (1) : 80-88

Asihka, V., Nurhayati., Gayatri., (2014). Distribusi Frekuensi Soil Transmitted Helminth pada Sayuran Selada (Lactuca sativa) yang Dijual di Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Padang Penulis: Verdira Asihka, Nurhayati, Gayatri Tahun Terbit: 2014 Jurnal: Jurnal Kesehatan Andalas Volume dan Nomor: Vol. 3, No. 3 DOI: https://doi.org/10.25077/jka.v3i3.183 URL Akses: jurnal.fk.unand.ac.id

Charisma. (2020). The comparison of the effectiveness of shoe flower (Hibiscus rosa-sinensis L.) and roselle flower (Hbiscus sabdariffa L) infusions as alternative reagents for the examination of STH eggs. Indonesian Journal of Medical Laboratory Science and Technology, 6(1) https://doi.org/10.33086/ljmlst.v61l.5409

Febriyanti, E., Mulia ,P., & Valencia, T. (2024).Efektifitas Perasan Kulit Manggis Sebagai Penganti Eosin 2% Pada Pemeriksaan Telu Cacing. Jurnal Pengelolahan Laboraturium Pendidikan, 6(2), 126-132. https://doi.org/10.14710/jplp.6.2.126-132

Hastuti, P., & Dwi, H. (2021). Efektivitas Rendaman Daun Jati (Tectona grandis Linn f) Dalam Mewarnai Stadium Telur Parasit STH (Soil Transmitted Helminth). Journal of Pharmacy, 10 (2), 41-47.

Kurniawati, A., & Alauhdin, M. (2020). Ekstraksi dan analisis zat warna ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) serta aplikasinya sebagai indikator asam-basa. Indonesian Journal of Chemical Science, 9(1). https://doi.org/10.15294/ijcs.v9i1.37377 Mardiah, S. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Mutoharoh L, Santoso SD, Mandasari AA. Pemanfaatan ekstrak bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) sebagai alternatif pewarna alami sediaan sitologi pengganti eosin pada pengecatan Diff-Quick. Jurnal Sains Health. 2020;4(2):21–26. doi:10.51804/jsh.v4i2.770.21-26

Nizar, M., Hamtini., & Alifa, U. (2023). Optimasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Sebagai Alternatif Eosin 2% Untuk Pemeriksaan Telur Cacing Ascaris lumbricoides. Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 9 (2), 176.

Nurfadilla, C. (2020) Optimalisasi Air Perasan Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Sebagai Alternative Pewarna Pada Pemeriksaan Telur Cacing Soil Transmitted Helminth (Doctoral dissertation, Universitas Perintis Indonesia).

Oktari, A., & Mu’tamir , A (2017) . Optimasi Air Perasan Bush Merah (Pandanus sp.) pada Pemeriksaan Telur Cacing . Jurnal Teknologi Laboraturium , 6(1), 8-17

Permatasari, R., Endang , S., & Puput, C. (2021) Potensi Daun Mina (plectrathu scutellaroides) sebagai Pewarnaan Alternative Penganti Eosin dalam Pemeriksaan Telur Cacing Soil Transmitted Helminth (STH). Prosiding Seminar Kesehatan Perintis, 4(2), 30-36

Rahmah, NA., Zanaria., TM., Nurjannah, Husna, F., Putra T.R.I. 2020. Faktor Resiko Terjadinya Kecacingan pada anak usia sekolah dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15 (2) : 29-33

Regina, M.P., Halleyantoro, R., & Bakri, S. (2018). Perbandingan Pemeriksaan Tinja Antara Metode Sedimentasi Biasa Dan Metode Sedimentasi Formol Ether Dalam Mendeteksi Soil Transmitted Helminth. Diponegoro Medical Journal, 7(2), 527-537

Rosyidah, H. N., & Prasetyo, H. (2018). Prevalence Of Intestinal Helminthiasis InChilldren At North Keputran Surabaya At 2017. Journal Of Vocational Health Studies, 1(3), 117-120

Samber, L.N., Semangun H, dan Prasetyo B. 2013. Karakteristik Antosianin Sebagai Pewarna Alami. Proceeding Biology Education Conference 10 (3) : 1– 4.

Sari, Y. S., Artanti, D., & Rozi, F. (2020). Optimasi Rendaman Batang Pohon Jati (Tectona Grandis) Dalam Pemeriksaan Soil Transmitted Helminth. Teklabmed Jurnal Teknologi Laboraturium Medik, I (1), 1-6. https://doi.org/10.36932/teklabmed.vIiI.30.

Soedarto, (2016). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi Kedua. CV. Sagung Seto. Jakarta

WHO (World Health Organization). (2015). Soil Transmitted Helminth Infection.

WHO. (2023) Soil-transmitted helminth infection. Diambil dari World Health Organization : https:// www.who.int/news-room/fact -sheets/detail/soil transmitted helminth-infection . Diakses tanggal 18 januari 2024

Downloads

Published

2025-09-24