PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTH DENGAN VARIASI PENGENCERAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA PENGGANTI EOSIN 2%

Authors

  • Pablo Montoya Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
  • Monika Putri Solikah Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
  • Farida Noor Irfani Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i3.48077

Keywords:

eosin 2%, kulit buah naga, pewarna alternatif, telur cacing STH

Abstract

Kecacingan merupakan kondisi kesehatan yang terjadi ketika organisme parasit berupa cacing masuk dan berkembang biak di dalam tubuh manusia sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan tertentu. Manusia menjadi tempat tinggal utama (hospes definitif) bagi berbagai jenis cacing dikarenakan ditemukannya telur  dalam sampel tinja yang terinfeksi. Metode pemeriksaan yang dapat digunakan adalah pemeriksaan mikroskopik metode natif (direct slide) dengan menggunakan pewarna Eosin 2%. Kulit buah naga termasuk dalam jenis pewarna alternatif yang mampu dimanfaatkan sebagai pewarna yang bersifat ramah lingkungan karna memiliki kandungan zat pigmen warna antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas sediaan telur cacing STH dengan metode natif (direct slide) menggunakan pewarna ekstrak kulit buah naga dan Eosin 2% sebagai kontrol. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental. Populasi penelitian ini merupakan sampel feses yang diambil dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Semarang, sedangkan sampel penelitian ini yaitu sampel feses positif telur cacing STH yang dibuat 30 preparat dan masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Metode analisis data diuji dengan SPSS menggunakan uji normalitas dan uji Kruskal Wallis. Hasil yang didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan (1:1, 1:3, 1:5, 1:7, 1:9) dengan demikian pemberian ekstrak kulit buah naga pada masing-masing kelompok memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil penilaian. Disimpulkan bahwa kualitas ekstrak kulit buah naga dapat dijadikan pewarna alternatif Eosin 2%. Perbandingan 1:1 merupakan kualitas yang hampir mendekati pewarna Eosin 2%.

References

Armanzah, R. S., & Hendrawati, T. Y. (2016). Pengaruh waktu maserasi zat antosianin sebagai pewarna alami dari ubi jalar ungu (Ipomoea batatasl). Prosiding Semnastek.

Budi, S., Sciences, M., Anak, P., & Dasar, S. (2020). Proceeding 1 st SETIABUDI – CIHAMS 2020 Prevalensi Infeksi Kecacingan Soil Transmitted Helminths ( STH ).

Charisma, A. M., & Prasetyo, R. (2024). Hasil Pemeriksaan Telur Soil Transmitted Helminth Menggunakan Campuran Pewarna Alami Dari Daun Miana Dan Kulit Buah Naga. Jurnal Analis Kesehatan Klinikal Sains, 12(1), 49-58.

Febriyanti, E., Mulia, P., & Valencia, T. (2024). Efektifitas Perasan Kulit Mangis Sebagai Pengganti Eosin 2% Pada Pemeriksaan Telur Cacing. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 6(2), 126–132.

Handayani, P. A., & Rahmawati, A. (2012). Pemanfaatan Kulit Buah Naga (Dragon Fruit) Sebagai Pewarna Alami Makanan Pengganti Pewarna Sintetis. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 1(2), 19-24.

Harbelubun, A. E., Kesaulija, E. M., & Rahawarin, Y. Y. (2015). Tumbuhan Pewarna Alami dan Pemanfaatannya secara Tradisional oleh Suku Marori Men-Gey di Taman Nasional Wasur Kabupaten Merauke. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 6(4), 281–284.

Ingrath, W., Nugroho, W. A., & Yulianingsih, R. (2015). Ekstraksi Pigmen Antosianin dari Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus costaricencis) Sebagai Pewarna Alami Makanan Dengan Menggunakan Microwave. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis, 3(3), 1-8.

Nasir, M., Rafika., Cleverine, Q., Hasan, Z, A., Nurdin., Askar, M., Herman. (2024). Analisis Hasil Pewarnaan Telur Cacing Menggunakan Pewarna Alternatif Filtrat Variasi Buah. Jurnal Media Analis Kesehatan, 15(1). 58-70.

Nurhalina, & Desyana. (2018). Gambaran Infeksi Kecacingan Pada Siswa Sdn 1-4 Desa Muara Laung Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2017. Jurnal Surya Medika, 7(2), 1–25

Kartini, S., Hasanah, U., Dari, T. W., & Pujiarti, R. (2022). Utilization of Dragon Fruit Skin (Hylocereus polyrhizus) and Red SpinachmStem (Alternanthera amoena Voss) as Alternative Reagents in Identifying Ascaris lumbricoides Eggs. JPK : Jurnal Proteksi Kesehatan, 11(1), 41–45. https://doi.org/10.36929/jpk.v11i1.466j

Kartini, S. (2016). Kejadian Kecacingan pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Komunitas (Journal of Community Health), 3(2), 53–58.

Khasanah, N. A. H., Husen, F., Yuniati, N. I., & Rudatiningtyas, U. F. (2023). Kualitas Rendaman Simplisia Rimpang Kunyit (Curcuma longa) Sebagai Pewarna Alternatif Telur Ascaris lumbricoides. Jurnal Bina Cipta Husada,19 (2), 55-59.

Khatimah, H., Hasanuddin, A. P., & Amirullah, A. (2021). Identifikasi Nematoda Usus Golongan STH (Soil Transmitted Helminth) Menggunakan Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis). Bioma : Jurnal Biologi Makassar, 7(1), 37–44.

Lalangpuling, I. E., Nikiulub, F. M., & Pinontoan, S. P. M. (2021). Identifikasi Telur Soil Transmitted Helminths ( STH ) Dan Hubungannya Dengan PHBS Pada Anak-Anak Yang Tinggal Disekitar Daerah Tempat Pembuangan Akhir Sampah Sumompo. Kesehatan Lingkungan, 11(2), 83–92.

Lidya, S. Chairina, S., & Fatimah. (2014). Ekstraksi Pigmen Antosianin Dari Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). Jurnal Teknik Kimia USU, 3(2), 25–29

Nurhidayanti, N., Rahmadila, K., & Sari, I. (2023). Perbandingan Kualitas Sediaan Telur Cacing Trichuris Trichiura Menggunakan Pewarna Eosin Dan Pewarna Perasan Kulit Buah Manggis. Masker Medika, 11(1), 195–202.

Permatasari, R., Suriani, E., & Chania, P. (2021). Potensi Daun Miana (Plectranthus scutellaroides) sebagai Pewarna Alternatif Pengganti Eosin dalam Pemeriksaan Telur Cacing Soil Transmitted Helminth (STH). 4(2), 30–36.

Rizki, Z., Ardhiya, Y., Fajarna, F., & Fitriana, F. (2023). Optimasi penggunaan air perasan bunga asoka merah (Ixora coccinea) sebagai pengganti eosin pada pemeriksaan telur cacing Soil Transmitted Helminth. Jurnal SAGO Gizi Dan Kesehatan, 4(2), 273

Widyasanti, A., Arsyad, M. Z., & Wulandari, D. E. (2021). Ekstraksi Antosianin Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Menggunakan Metode Maserasi. Jurnal Agroindustri, 11(2), 72–81

WHO. (18 Januari 2023). Soil-transmitted helminth infection. Diambil dari World Health Organization: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/soil-transmitted-helminth-infections. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2024.

Downloads

Published

2025-09-24