PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) MENGGUNAKAN PEWARNAAN BAYAM MERAH PENYIMPANAN 0, 6 DAN 24 JAM
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v6i3.47075Keywords:
Amaranthus tricolor L, Eosin 2%, Soil Transmitted HelminthsAbstract
Kecacingan merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang umum ditemukan di daerah tropis akibat infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) terutama cacing nematoda usus yang penularannya terjadi melalui tanah. Diagnosis kecacingan umumnya menggunakan metode natif dengan pewarna eosin. Namun, eosin bersifat toksik sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Maka dari itu, dibutuhkan pewarna lain yang alami. Salah satu pewarna alami adalah bayam merah (Amaranthus tricolor L) dengan kandungan antosianin, senyawa pigmen merah yang bersifat antioksidan. Penelitian ini dilaksanakan agar mengetahui kualitas pewarnaan telur cacing STH mempergunakan pewarnaan alternatif bayam merah berdasarkan waktu penyimpanan pewarnaan. Penelitian bersifat eksperimental dengan desain Static Group Comparison. Sampel berupa feses positif telur cacing STH diuji menggunakan 6 kali pengulangan untuk masing-masing waktu penyimpanan 0, 6, dan 24 jam, serta dibandingkan dengan pewarnaan eosin 2%. Data dianalisis mempergunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann- U Whitney. Perolehan penelitian memperlihatkan adanya perbedaan signifikan antara pewarnaan bayam merah berdasarkan waktu penyimpanan 0, 6, dan 24 jam dengan nilai (p= 0,000 < 0,05). Namun, tidak ada perbedaan signifikan antara pewarnaan bayam merah 0 jam dan eosin 2% dengan nilai (p=1,000 > 0,05). Disimpulkan bahwa air perasan bayam merah penyimpanan 0 jam mempunyai kualitas yang baik dalam mewarnai telur cacing STH meskipun kualitasnya belum sebaik eosin 2%.References
Armanzah RS., Hendrawati TY. (2016). Pengaruh waktu maserasi zat antosiann sebagai pewarna alami dari ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.Poir). Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Jakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Ayash, A., Al-Tameemi, K., & Nassour, R. (2020). Anthocyanin pigments: Structure and biological importance. Article in Journal of Chemical and Pharmaceutical Sciences, 13(4), pp. 45–57. https://j-innovative.org/index.php/Innovative
Daeli, B. A., Yulianti, F., & Rosmiati, K. (2021). Modifikasi larutan buah bit (Beta vulgaris L.) sebagai alternatif pengganti zat warna eosin 2% pada pemeriksaan telur cacing STH (Soil Transmitted Helminths). Borneo Journal of Medical Laboratory Technology, 3(2), 223–226. https://doi.org/10.32382/jmak.v15i1.372
Eppang, B., Nurhaeni, Khairuddin, Ridhay, A., & Jusman. (2020). Retensi Antosianin dari Ekstrak Daun Bayam Merah (Alternanthera amoena Voss) pada Pengolahan Mie Basah. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 6(1), 53–60. https://doi.org/10.22487/kovalen.2020. v6.i1.14795
Fitri, M. (2020). Analisis Telur Cacing Soil Transmitted Helminths Pada Kuku Siswa Sekolah Dasar. Jurnal ’Aisyiyah Medika, 5(1), 131–141. https://doi.org/10.36729/jam.v5i1.319
Ifadah, R. A., Wiratara, P.R.W., & Afgani, C.A. (2021). Ulasan ilmiah : antosianin dan manfaatnya untuk kesehatan. Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian, 3(2), pp. 11–21.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Kecacingan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kwartiningsih, E., Prastika, A. G., & Triana, D. L. (2016). Ekstraksi dan Uji Stabilitas Antosianin dari Kulit BuahNaga Super Merah (Hylocereuscostaricensis). Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”Pengembangan Teknologi KimiaUntuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia, 1–7. https://core.ac.uk
Nadhira, F., Rahmat, M., Sundara Mulia, Y., & Rismiarti, Z. (2023). Ekstrak Daun Jati (Tectona Grandis) Sebagai Alternatif Pengganti Eosin Dalam Pemeriksaan Telur Cacing Golongan Soil Transmitted Helminths. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 4(1), 165–171.
Nataliani, M. M., Kosala, K., Fikriah, I., Isnuwardana, R., & Paramita, S. (2018). Pengaruh Penyimpanan dan Pemanasan Terhadap Stabilitas Fisik dan Aktivitas Antioksidan Larutan Pewarna Alami Daging buah Naga (Hylocereus costaricensis). Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia, 11(1), 1–10.
Nilasari, A, C, P., Wiboworini, Listyawati (2024). Efek Ekstrak Bayam Merah Varietas Mira Terhadap Glukosa Darah Puasa Dan Malondialdehid Tikus Model DMT2. Jurnal Media Penelitian Dan pengembangan Kesehatan, 34 (2),311-313.
Nurhidayanti, N., & Permana, O. (2021). Perbandingan Pemeriksaan Tinja Metode Sedimentasi Dengan Metode Natif Dalam Mendeteksi Soil Transmitted Helminth. Jurnal Analis Laboratorium Medik, 6(2), 57–66. https://doi.org/10.51544/jalm.v6i2.2000
Pebrianti, C., Ainurrasjid, A., & Purnamaningsih, S. L. (2015). Uji kadar antosianin dan hasil enam varietas tanaman bayam merah (Alternanthera Amoena Voss) pada musim hujan. Jurnal Produksi Tanaman 3 (1), 27-33.
Permatasari, A.N., Afifah, F. (2020). Pembuatan dan Pengujian Stabilitas Bubuk Pewarna Alami dari Daun Bayam Merah (Alternanthera amoena Voss). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 8(3), 409-422.
Putri, N. N. (2021). Gambaran Kualitas Sediaan Telur Cacing Soil Transmitted Helminths Antara Pewarnaan Alternatif Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L) Dengan Eosin Sebagai Kontrol. Karya Tulis Ilmiah. Padang: Program Studi Diploma Tiga Analis Kesehatan / TLM universitas Perintis Indonesia Padang
Sohilauw, S, S, D., Kaliky F, M. (2023). Pemeriksaan Telur Cacing Trichuris Trichiura Pada Spesimen Feses Siswa TK Mutiara Di Waiheru Kota Ambon. Jurnal Ilmu Kesehatan Umum, Psikolog, Keperawatan dan Kebidanan, 1(4), 133-138.
Sundari, S. (2020). Pengaruh Lama Paparan Cahaya Lampu TerhadapStabilitas Antosianin Hasil Ekstrak Asam Asetat Buah Parijoto (Medinilla speciosa). SKRIPSI. Program Studi S-1 Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Semarang
Syaifuddin. (2015). Uji Aktivitas Antioksidan Bayam Merah (Alternanthera amoena Voss.) Segar dan Rebus dengan Metode DPPH (1,1 –diphenyl-2-picylhydrazyl). Universitas Islam Negeri Walisongo.
Tuuk, H. A. V., Pijoh, V. D., Bernadus, J. B. B. (2017) . Survei Penyakit Kecacingan Pada Pekerja Tambang Tradisional di Desa Soyoan Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara. eBiomedik, 8 (1).
WHO. (2022). Soil-transmitted helminths infections. https://www.who.int/news- room/fact-sheets/detail/soil-transmitted-helminth-infections. Diakses Tanggal 24 Oktober 2024.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Nurjana Daeng Parany, Novita Eka Putri, Widaninggar Rahma Putri

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).


