SURVEI KEPADATAN JENTIK NYAMUK AEDES SP PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR (TPA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOYA KECAMATAN TONDANO SELATAN

Authors

  • Elna Luter Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Manado
  • Jonesius Eden Manoppo Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Manado
  • Lucyana Leonita Pongoh Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Manado

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i3.47068

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit endemis yang terus menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk di Kabupaten Minahasa. Tingginya insiden kasus DBD berkaitan erat dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes Sp. pada tempat penampungan air (TPA) di lingkungan pemukiman. Tempat perindukan utama nyamuk berupa tempat-tempat penampungan air baik di dalam dan disekitar rumah yang disebut kontainer sebagai habitat perkembangbiakan Aedes Sp. Jentik Aedes aegypti dapat ditemukan pada genangan air bersih dan tidak mengalir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp. di wilayah kerja Puskesmas Koya, Kecamatan Tondano Selatan. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dengan pendekatan single larva method. Sampel terdiri dari 100 rumah yang dipilih secara cluster sampling. Data dikumpulkan melalui observasi langsung pada TPA di dalam dan luar rumah, kemudian dihitung indeks entomologis meliputi House Index (HI), Container Index (CI), Breteau Index (BI), dan Angka Bebas Jentik (ABJ). Hasil penelitian menunjukkan HI sebesar 29%, CI sebesar 11,85%, dan BI sebesar 38%. Berdasarkan klasifikasi WHO, kepadatan jentik berada pada kategori sedang (Density Figure 4). ABJ tercatat sebesar 71%, yang masih berada di bawah ambang batas aman nasional ≥95%. Jenis TPA yang paling banyak ditemukan jentik adalah ember (16%). Kesimpulannya, tingkat kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp. di wilayah tersebut cukup signifikan dan berpotensi meningkatkan risiko penularan DBD, sehingga diperlukan intervensi kesehatan lingkungan yang lebih efektif dan berkelanjutan.

References

Arvin, B. K. and Wahab, A. S. (2000) Ilmu Kesehatan Anak. 15th edn. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Aulia, A., Syafrudin, M., & Latifa, N. (2018). Identifikasi kepadatan larva nyamuk Aedes sp sebagai vektor penyakit demam berdarah dengue di Kelurahan Mogolaing Kotamobagu. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 6(2), 127–133.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit. Pedoman Pengumpulan Data Vektor (Nyamuk) di Lapangan.

Hutasuhut, V. A. (2021). Analisis Keberadaan Larva Nyamuk Aedes Aegypti dan Pemberantasan Sarang Nyamuk di Kelurahan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021. Journal of Pharmaceutical And Sciences, 4(2), 53-55.

Irayanti, I., Martini, M., Woeryanto, M. A., & Susanto, H. S. (2021). Survei Jentik Nyamuk Aedes Sp. Di Wilayah Kerja Pelabuhan KKP Kelas II Tarakan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 11(2), 43-46.

Nurhidayah, K., Afifiani, A. K. L., Ramadhana, H. A. Z., Khotimah, S. N., & Susilaningsih, S. (2022). Identifikasi density figure dan pengendalian vektor demam berdarah pada Kelurahan Karanganyar Gunung. Jurnal Bina Desa, 4(1), 8-14.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Situasi penyakit demam berdarah di Indonesia 2017.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Petunjuk Teknis Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus. Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Kusuma, W. D. (2018). Gambaran Bionomik Nyamuk Aedes Aegypti Di Kelurahan Perumnas Way Kandis Kota Bandar Lampung. Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 12(2), 95-101.

Laotji, N. G., Toar, J., & Bawiling, N. (2024). Hubungan Pelaksanaan Program Menguras, Menutup Dan Mendaur Ulang Barang Bekas Dengan Kejadian Dbd Di Wilayah Kerja Puskesmas Tandengan Kecamatan Eris. Jurnal Ilmiah Kesehatan Manado, 3(2).

Leri, C. Y. A. P., Setyobudi, A., & Ndoen, E. M. (2021). Density figure of Aedes aegypti larvae and community participation in prevention of dengue hemorrhagic fever (DHF). Lontar: Journal of Community Health, 3(3), 123-132.

Lesmana, O., & Halim, R. (2020). Gambaran Tingkat Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti di Kelurahan Kenali Asam Bawah Kota Jambi. Jurnal Kesmas Jambi, 4(2), 59-69.

Lutfiana, M., Winarni, T., & Novarizqi, L. (2012). Urvei Jentik Sebagai Deteksi Dini Penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) Berbasis Masyarakat Dan Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 2(1).

Maulida, I., Prastiwi, R. S. and Hapsari, L. H. (2016) ‘Analisis Hubungan Karakteristik Kepala Keluarga Dengan Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Di Pakijangan Brebes’, Info Kesehatan, 6(1), pp. 1–5.

Novrianti, T., & Chandra, E. (2021). Studi Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes sp. Berdasarkan Karakteristik Tempat Penampungan Air di Kelurahan Tungkal III, Kuala Tungkal, Jambi. Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 15(1), 34-39.

Onasis, A., Hidayanti, R., & Katiandagho, D. (2022). Tempat penampungan air (TPA) dengan kepadatan jentik Aedes aegypti di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 12(2), 120–125.

Salam, I. (2022). Analisis Dinamik Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Sulawesi Selatan (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

Sari, R. K., Djamaluddin, I., Djam’an, Q., & Sembodo, T. (2022). Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue DBD di Puskesmas Karangdoro. Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran, 1(1), 25.

Siregar, Y., Wulandari, D., & Prabowo, A. (2019). Hubungan Antara Angka Bebas Jentik dengan Kejadian DBD di Wilayah Endemis. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 14(3), 210–218.

World Health Organization (1997) Dengue haemorrhagic fever. Diagnosis, treatment, prevention and control. Ganeva.

Yudhana, A. (2020). Studi Perbandingan Tempat Perkembangbiakan Jentik Nyamuk di Dalam dan di Luar Rumah. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 15(2), 87-95.

Downloads

Published

2025-09-26