STUDI ETNOMEDISIN PENGOBATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI DUSUN PENGKORES, KOPANG REMBIGA, KOPANG, LOMBOK TENGAH

Authors

  • Sindy Adila Putri Universitas Mataram1
  • Kurniasih Sukenti Universitas Mataram
  • Indra Purnomo Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i2.46208

Keywords:

Cultural Significant Index, Dusun Pengkores, Etnomedisin, Fidelity Level, Penyakit gigi dan mulut

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan umum di Indonesia, dengan prevalensi mencapai 57,6% sedangkan di Nusa Tenggara Barat sebesar 55,6%. Dusun Pengkores, Desa Kopang Rembiga, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu dusun yang masyarakatnya masih menggunakan tanaman obat sebagai bahan pengobatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh belian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik informan, komposisi, cara pembuatan, cara penggunaan, dosis, frekuensi penggunaan, khasiat dan nilai kepentingan tumbuhan. Penyakit yang menjadi objek adalah nyeri gigi, sariawan, radang gusi, bau mulut dan radang amandel. Pemilihan informan dilakukan dengan metode snowball sampling dan wawancara semi-terstruktur. Nilai penting tumbuhan dianalisis menggunakan Cultural Significant Index (CSI) dan Fidelity Level (FL). Berdasarkan hasil wawancara dengan 9 informan, terdapat 31 spesies dari 24 famili tumbuhan yang digunakan untuk pembuatan ramuan penyakit gigi dan mulut. Proses pembuatan ramuan yaitu dihaluskan, ditumbuk, dikunyah dan direbus. Cara penggunaan ramuan yaitu dioleskan, diminum, dikunyah dan dikumur-kumur. Tanaman Sirih (Piper betle L.) menunjukkan nilai CSI tertinggi dengan nilai 32, jarak pagar (Jathropa curcas L.) dan katuk (Souropus androgynus L.) dengan nilai 7,92  dan 4,44. Nilai FL tertinggi kategori sakit gigi yaitu bawang putih (Allium sativum) 40%, katagori radang gusi yaitu jarak pagar (Jathropa curcas L.) 20%, kategori sariawan yaitu katuk (Sauropus androgynus L.) 100%, kategori radang amandel yaitu pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L.) 100% dan kategori bau mulut yaitu sirih (Piper betle L.) sebesar 42,85%.

References

Alfian, S. (2021). Studi Etnomedisin Pada Masyarakat Di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang (W. Ratna.

Almasyhuri, D. S., & Pusat. (2019). Uji Aktivitas Antiseptik Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle Linn.) dalam Obat Kumur terhadap Staphylococcus aureus secara in Vitro Antiseptic Activity Test Extract of Betel Leaf (Piper betle Linn.) in Mouthwash Against Staphylococcus aureus in Vitro. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 9(1), 10–18.

Da Silva, V. A., Andrade, L. de H. C., & de Albuquerque, U. P. (2006). Revising the Cultural Significance Index: The Case of the Fulni-ô in Northeastern Brazil. Field Methods, 18(1), 98–108. https://doi.org/10.1177/1525822X05278025

Handayani, A. (2015). Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat oleh masyarakat sekitar Cagar Alam Gunung Simpang, Jawa Barat. 1(September), 1425–1432. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010628

Hoffman, B., & Gallaher, T. (2007). Importance indices in ethnobotany. Ethnobotany Research and Applications, 5, 201–218. https://doi.org/10.17348/era.5.0.201-218

Jeffrey, J., & Sugiaman, V. K. (2023). Pemanfaatan komponen biologi aktif tanaman sirih hijau (Piper betle L.) sebagai antibakteri dalam pencegahan karies gigi. Majalah Kedokteran Gigi Klinik, 8(2), 43. https://doi.org/10.22146/mkgk.77192

Miftah, Mira, Slamet, Anie, Sri, Sukarsih, Sri, Karin, Retno, Pariti, Idham, Emma, Ketut, I., Rawati, Rina, Surayah, & Rosmawati. (2023). Penyakit Gigi dan Mulut.

Mujahid, R., Wahyono, S., Priyambodo, W. J., & Subositi, D. (2019). Studi Etnomedicine Pengobatan Luka Terbuka dan Sakit Kulit pada beberapa Etnis di Provinsi Kalimantan Timur. Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi, 7(1), 27. https://doi.org/10.26874/kjif.v7i1.178

Namira, H. ., Hatta, I., & Sari, G. . (2021). Hubungan antara Pengetahuan Kesehatan Gigi dengan Nilai Indeks DMF-T Siswa Sekolah Menengan Pertama. Dentin Jurnal Kedokteran Gigi, 4(1), 59–64.

Nisa, B. S., Hanifa, N. I., & Sukenti, K. (2023). Studi etnomedisin pengobatan nyeri di Desa Labulia Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. 2(1), 1–14.

Oknarida, S., Husain, F., & Wicaksono, H. (2018). Kajian Etnomedisin dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Penyembuh Lokal Pada Masyarakat Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Solidarity: Journal of Education, Society and Culture, 7(2), 480–500.

Rehman, S., Iqbal, Z., Qureshi, R., AlOmar, T. S., Almasoud, N., Younas, M., Rauf, A., & Irfan, M. (2024). Ethno-Dentistry of Medicinal Plants Used in North Waziristan, Pakistan. International Dental Journal, 74(2), 310–320. https://doi.org/10.1016/j.identj.2023.10.001

Riskesdas. (2018). Laporan Nasional RISKESDAS 2018 (pp. 179–194). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI.

Sardi, I., & Putra, K. A. D. (2022). Gambaran Kejadian Karies Gigi dan Tingkat Konsumsi Makanan Kariogenik pada Anak Usia Prasekolah di Asrama Kompi Senapan B Yonmek 741/Gn Masceti Gianyar. Bali Health Published Journal, 4(1), 39–46. https://doi.org/10.47859/bhpj.v4i1.64

Suhasini, J. ., & Valiathan, M. (2020). Brushing Techniques. European Journal of Molecular & Clinical Medicine, 7(2), 6605.

Downloads

Published

2025-06-30

Issue

Section

Articles