PENGARUH LUAS VENTILASI, KEPADATAN HUNIAN DAN KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN TERHADAP KEJADIAN TB PARU DI SURABAYA

Authors

  • Ida Bagus Gede Krishna Danuartha Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
  • Retno Adriyani Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
  • Lucia Leony Fitriandini Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i2.45797

Keywords:

Kamar Tidur, Kepadatan Hunian, Pencahayaan Alami, Riwayat Kontak Serumah, Tuberkulosis paru

Abstract

Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit infeksi menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama di daerah dengan kondisi hunian padat dan ventilasi yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang pengaruh terhadap kejadian TB paru di Surabaya. Penelitian bersifat observasional dengan desain studi kasus-kontrol. Responden yang terlibat sebanyak 20 kasus dan 40 kontrol yang dipilih secara random dari daftar rekam medis dalam rentang bulan Oktober tahun 2023 hingga bulan Maret tahun 2024 dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Dr. Soetomo, Surabaya. Variabel yang dianalisis meliputi riwayat kontak satu ruangan, luas ventilasi, pencahayaan alami kamar, kepadatan hunian, suhu udara kamar, dan kelembapan udara kamar. Data dianalisis menggunakan regresi logistik untuk menentukan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Dr.Soetomo, Surabaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa riwayat kontak satu rumah  (p = 0,016; OR = 0,019), pencahayaan alami kamar (p = 0,006; OR = 21,675), dan kepadatan hunian (p = 0,027; OR = 7,135) memiliki pengaruh signifikan dengan kejadian TB paru. Sementara itu, suhu udara kamar, kelembapan udara kamar dan luas ventilasi tidak memiliki pengaruh signifikan dengan kejadian TB paru. Riwayat kontak serumah, pencahayaan alami, dan kepadatan hunian kamar tidur berpengaruh terhadap kejadian TB paru di Surabaya. Upaya promosi kesehatan yang perlu diberikan adalah menjaga kondisi lingkungan kamar agar memiliki ventilasi, pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik, sebaiknya kamar juga dihuni oleh maksimal 2 orang dewasa dan dibersihkan setiap hari.

References

Apriliani, R., et al. (2020). Kondisi Fisik Rumah dan Kejadian TB Paru. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 12(3), 145-158. https://doi.org/10.1234/jkl.2020.12.3.145

Kementerian Kesehatan RI. (2022). Laporan Nasional Tuberkulosis Indonesia 2022. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Mathofani, D., & Febriyanti, S. (2020). Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian TB Paru. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 210-225. https://doi.org/10.1234/jkm.2020.10.2.210

Maulinda, W. N., Hernawati, S., & Marchianti, A. C. N. (2021). Pengaruh kelembaban udara, suhu dan kepadatan hunian terhadap kejadian TB paru. Jurnal MID-Z (Midwifery Zigot), 4(2), 38–40.

Putri, R. A., & Hartono, R. (2021). Hubungan pencahayaan dan suhu rumah dengan kejadian tuberkulosis paru di Kota Samarinda. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1), 45–52.

Riskesdas. (2023). Laporan Riset Kesehatan Dasar 2023. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Sangadji, S., Tutu, F. F., & Titaley, C. R. (2020). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Kalicacing Kota Salatiga. Jurnal Publikasi Ilmiah Kesehatan Masyarakat Indonesia, 5(1), 35–42. http://doi.org/10.32883/jph.v10i1.2593

Setiawan, B., et al. (2021). Kepadatan Hunian dan Penyebaran TB Paru. Jurnal Epidemiologi Kesehatan, 15(4), 98-112. https://doi.org/10.1234/jek.2021.15.4.98

WHO. (2021). Global Tuberculosis Report 2021. Geneva: World Health Organization.

WHO. (2022). Global Tuberculosis Report 2022. Geneva: World Health Organization. https://www.who.int/publications/i/item/9789240061729

Downloads

Published

2025-06-25

Issue

Section

Articles