PERSPEKTIF ULAMA DAN TENAGA KESEHATAN DI SUMEDANG UTARA TERHADAP PENGGUNAAN GELATIN BABI
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v6i2.45337Keywords:
gelatin babi, industri farmasi, kehalalan obat, perspektif ulamaAbstract
Penggunaan gelatin babi dalam industri farmasi telah menimbulkan perdebatan yang kompleks di kalangan umat Muslim, terutama di Sumedang Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perspektif ulama dan tenaga kesehatan mengenai penggunaan gelatin babi dalam konteks kehalalan produk farmasi. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap dua narasumber yaitu seorang ulama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan seorang apoteker dari RSUD Wirahadikusumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun gelatin babi sering digunakan dalam produk farmasi karena efisiensi biaya dan stabilitas, penggunaannya menimbulkan dilema etis dan religius. Dalam kondisi darurat, prinsip darurat dalam Islam memungkinkan penggunaan gelatin babi jika tidak ada alternatif halal. Namun, pada kondisi normal, umat Muslim diharapkan untuk menghindari produk yang mengandung gelatin babi. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya transparansi informasi dan sertifikasi halal dalam industri farmasi untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Diperlukan sinergi antara tenaga kesehatan, ulama, dan produsen farmasi untuk menciptakan sistem pelayanan kesehatan yang inklusif dan etis, serta mendukung pengembangan alternatif halal. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman interaksi antara aspek medis, etika, dan keagamaan dalam praktik pelayanan kesehatan di masyarakat Muslim.References
A, W.R. and Syahida, N. (2024) ‘Hukum Kandungan Babi dalam Sediaan Farmasi َ ف َّ ه دا ر ط ضا ن م الل ّ ر ي غ ل ه ب ل ا ا م و ر ٍ ع ل َ و َّ غا م ِ ر َّ ر و ف غ الل ّ ن ا ِ ه ِ م ث ا ِ ل َ ف’, 3(1).
Ali, M.E. et al. (2017) ‘Gelatin controversies in food, pharmaceuticals, and personal care products: Authentication methods, current status, and future challenges’, Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 58(9), pp. 1495–1511.
Anselm, S. and Corbin, J. (2013) Dasar-dasar penelitian kualitatif : tatalangkah dan teknik-teknik teoritisasi data, Diterjemahkan oleh Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien.
Asmak, A.R. et al. (2019) ‘Polemik gelatin babi dalam indrustri farmasi halal’, Jurnal Halal Research, 1(1), pp. 1–8.
Fathiyah (2015) Analisis Kandungan Gelatin Babi dan Gelatin Sapi Pada Cangkang Kapsul Keras yang Mengandung Vitamin A Menggunakan RealTime Polymerase Chain Reaction.
Fatwa, A., Dan, M.U.I. and Ibrahim, Z.L. (2024) ‘TENTANG KONSUMSI OBAT MENGANDUNG BABI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM’, 1(2). Available at: https://doi.org/10.15575/madzhab.v1i2.1001.
GMIA (2019) ‘GMIA Handbook’, Gelatin handbook, p. 25.
H.A. Kahtani. et al. (2017) ‘Structural characteristics of camel-bone gelatin by demineralization and extraction.’, Int. J. Food Prop., 20, pp. 2559–2568. Available at: doi: 10.1080/10942912.2016.1244543.
Hakim, A. et al. (2022) ‘Tingkat pengetahuan, persepsi dan sikap masyarakat terhadap kehalalan obat di Jawa Timur’, Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa (JIFF), 5(2), pp. 122–130. Available at: http://repository.uin-malang.ac.id/11575/7/11575.pdf.
J Gómez-Estaca et al. (2009) ‘Physico-chemical and film-forming properties of bovine-hide and tuna-skin gelatin: a comparative study.’, J. Food Eng, 90, pp. 480–486.
Kemenkes (2013) Pendapat Kemenkes Terkait Pro-Kontra Sertifikasi Halal Produk Farmasi., Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Available at: https://kemkes.go.id/id/rilis-kesehatan/pendapat-kemenkes-terkait-pro-kontra-sertifikasi-halal-produk-farmasi?
Mahyeddin, M. (2017) ‘HALAL PHARMACEUTICALS : LEGAL , SHARI ’ AH ISSUES AND FATWA OF DRUG , GELATINE AND ALCOHOL Contribution / Originality’, (January 2014).
Mauliddiyah, N.L. (2021) ‘ANALISIS TERHADAP FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA NO. 33 TAHUN 2018 TENTANG VAKSIN MEASLES RUBELLA Skripsi’, (33), p. 6.
Moh, D.H. and Tamimi, M.A. (2021) Analisis Fatwa MUI Nomor 33/2018 tentang Vaksin Measles Rubella Perspektif Konsep Tarjih Al Maqashidi.
MUI (2021) Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: 14 Tahun 2021 tentang Hukum Penggunaan Vaksin COVID-19 Produk AstraZeneca, Majelis Ulama Indonesia.
Oduah, E.I., Linhardt, R.J. and Sharfstein, S.T. (2016) ‘Heparin: Past, present, and future’, Pharmaceuticals, 9(3), pp. 1–12. Available at: https://doi.org/10.3390/ph9030038.
Prayoga, A. (2020) Polemik Gelatin Babi dalam Industri Farmasi Halal, Pusat Halal Universitas Airlangga.
Regenstein, J.M et al. (2017) ‘An overview of gelatin derived from aquatic animals: Properties and modification.’, Trends Food Sci. Tech, 68, pp. 102–112.
Rosman, A., S. et al. (2020) ‘Fatwa debate on porcine derivatives in vaccine from the concept of physical and chemical transformation (istihalah) in Islamic jurisprudence and science’, Journal of Critical Reviews, 7(7), pp. 1037–1045.
Sahilah, A.M. et al. (2012) ‘Gelatin Determination and Its Source Authentication: A Review’, Food Reviews International, 28(3), pp. 233–247.
Wafiroh, A. (2017) ‘Tinjauan Konsep Istihalah Menurut Imam al-Syafi’i dan Imam Abu Hanifah, dan Implementasinya Pada Percampuran Halal-Haram Produk Makanan’, Isti’dal: Jurnal Studi Hukum Islam, 4(1), pp. 1–15. Available at: https://ejournal.unisnu.ac.id/JSHI/article/view/696.
Zulhasmar, E. (2008) ‘UEU-Journal-4641-Zulhasmar’, Lex Jurnalica, 5(2).
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Fauzan Faturahman, Clara Rizkia, Anafi Khoirunnisa, Dita Agustin, Nazwa Khoirunnisa, Tedi Supriyadi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).


