ANALISIS PENGULANGAN (REPEAT) RADIOGRAF COMPUTED RADIOGRAPHY DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v6i2.45089Keywords:
Pengulangan, Computed Radiography, Faktor PenyebabAbstract
Repeat analisis adalah proses yang sistematis untuk mengkategorisasikan citra yang diulang dan mencari tahu penyebabnya sehingga repeat dapat dikurangi atau dihindari. Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang belum pernah dilakukan penelitian repeat analisis dimana hal tersebut dapat menurunkan mutu dan kualitas pelayanan di Instalasi Radiologi. Tujuan analisis repeat radiograf untuk mengetahui persentase dan indikator penyebab repeat radiograf. Metode penelitian ini observasi langsung melalui pengumpulan data dari database sistem computed radiography (CR) yang dianalisis bersama dua radiografer, dilaksanakan selama September–November 2024. Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh data pemeriksaan radiografi yang dilakukan menggunakan sistem CR selama periode penelitian. Sampel yang digunakan adalah seluruh citra radiograf yang mengalami pengulangan (repeat) selama waktu pengamatan. Alat pengumpulan data menggunakan alat tulis Metode pengumpulan data yaitu observasi secara langsung. Analisis data meliputi pengumpulan data, penyajian data, dan penarik kesimpulan. Hasil penelitian menyatakan pengulangan radiograf pada bulan September sebesar 1,87%, bulan Oktober sebesar 1,82%, dan bulan November sebesar 1,75%. Hasil tersebut tidak melebihi batas yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 yang menyatakan tingkat penolakan pada repeat sebesar ≤ 2%. Faktor penyebab pengulangan radiograf terdiri dari pergerakan pasien 31,82%, posisi pasien 6,82%, peralatan 56,82%, officer/ human error 4,54%, dan artefak 0%. Dapat disimpulkan bahwa Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang tidak melebihi kententuan yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, tindak lanjut tetap perlu dilakukan, seperti mempertahankan prosedur operasional standar (SOP) yang telah berjalan efektif, melakukan monitoring secara berskala, serta terus meningkatkan kualitas pelayanan.References
Arief, T. I., & Dewi, L. (2019). Manajemen Mutu Informasi Kesehatan I. In Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan Indonesia. (Vol. 11, Issue 1).
Dwi Lestari. Fatimah. (2019). Jurnal radiografer indonesia, issn 2620-9950. Indonesia, Jurnal Radiografer, 106–110.
Papp, J. (2019). Quality Management in the Imaging Sciences E-Book: Quality Management in the Imaging Sciences E-Book. Mosby.
Suraningsih, N., Rosidah, S., & Felayani, F. (2015). Analisa Penolakan Radiograf di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan STIKes Widya Husada Semarang, 6(1), 7–14.
Utami, et al 2016. (2016). Radiolgi dasar 1.
Permenkes No.129 Tahun 2008. (2008). In : Vol. (Issue Kementerian Kesehatan RI. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi (Quality Assurence) Pelayanan Rumah Sakit).
Permenkes, 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2020. Tentang Pelayanan Radiologi Klinik. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 amanda widia fitri, Ayu Mahanani, Muhammad Fakhrurreza

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).


