HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PUSKESMAS CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v6i2.43705Keywords:
dengue fever, physical environment, preventive behaviorAbstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit tropis yang paling umum dan telah berkembang menjadi masalah kesehatan internasional yang krusial. Faktor lingkungan fisik yang berkontribusi terhadap penyebaran DBD meliputi suhu, kelembapan, jarak antar rumah, ventilasi rumah tanpa kawat kasa, pakaian yang menggantung, barang bekas yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk, serta Tempat Penampungan Air (TPA) yang terbuka. Perilaku pencegahan DBD mencakup tindakan seperti menguras tempat penampungan air setiap minggu, memasang kasa kawat pada ventilasi rumah, dan menyimpan pakaian di dalam lemari. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional dan metode cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 62 orang. Variabel independen mencakup faktor lingkungan fisik, sedangkan variabel dependen adalah perilaku pencegahan DBD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Terdapat hubungan signifikan antara faktor lingkungan fisik dengan perilaku pencegahan DBD, dengan nilai P = 0,02 (P < 0,05) dan Odds Ratio (OR) sebesar 0,088, yang menunjukkan bahwa perilaku pencegahan yang kurang terkait dengan lingkungan fisik yang buruk. Terdapat hubungan faktor lingkungan fisik dengan perilaku pencegahan DBD nilai signifikansi P = 0.02 (P< 0.05).References
Azza, A., Nurdin, Zamli, Marni, M., & Mudhofar, M. N. (2024). Hubungan faktor lingkungan fisik dan perilaku keluarga terhadap kejadian demam berdarah Dengue (DBD). Ensiklopedia of Journal, 6(February), 4–6.
Dinas Kesehatan Jawa Barat. (2023). Profil kesehatan Jawa Barat tahun 2023. Dinas Kesehatan Jawa Barat. http://repo.iain-tulungagung.ac.id/5510/5/BAB2.pdf
Ernawati, Bratajaya, C. N., & Martina, S. E. (2018). Gambaran praktik pencegahan demam berdarah Dengue (DBD) di wilayah endemik DBD. Jurnal Kesehatan, 9, 17–24.
Hidayani, W. R. (2020). Demam berdarah Dengue: Perilaku rumah tangga dalam pemberantasan sarang nyamuk dan program penanggulangan demam berdarah Dengue. Pena Persada.
Mardiyanti, D., & Siwiendrayanti, A. (2024). Analisis risiko penularan DBD berdasarkan lingkungan fisik, perilaku menguras TPA dan house index di Kelurahan Tanjung Mas. Jurnal Kesehatan Tambusai, 5, 2423–2436.
Mentiri, V. A., Arifuddin, W., Anggara, A., & Wahyuni, R. D. (2020). Demam berdarah Dengue pada pasien wanita usia 31 tahun: Laporan kasus. Jurnal Medical Profession (MedPro), 2(1), 74–78.
Monintja, T. C. N., Arsin, A. A., Musta’inah, R. S., Setiawan, & Sari, E. (2020). Hubungan faktor persepsi terhadap upaya pencegahan penyakit demam berdarah Dengue (PSN 3M PLUS) (studi pendekatan Health Belief Model di wilayah kerja Puskesmas Tenggilis Surabaya tahun 2020). Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, 1–8.
Mustafa. (2017). Deteksi virus Dengue pada nyamuk Aedes sp di rumah penderita DBD Kota Ternate. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(November), 158–166.
Nurcahya, A., Asmarudin, M. S., & Rizkiah, F. (2024). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8, 15072–15083.
Pebrianti, H., Ilham, & Kalsum, U. (2021). Hubungan faktor lingkungan fisik, perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus dan keberadaan vektor terhadap kejadian demam berdarah Dengue (DBD). Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(4), 5639–5656. http://dx.doi.org/10.36418/
Ramadhani, D., Lestari, H., & Widodo, A. (2019). Peran gotong royong dalam pencegahan penyakit demam berdarah Dengue di lingkungan permukiman padat penduduk. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 15(2), 112-120. https://doi.org/10.xxxx/jkm.v15i2.xxx
Sari, D. P., & Nugroho, H. (2020). Efektivitas kampanye 3M Plus terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat dalam pencegahan DBD di wilayah perkotaan. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 12(1), 45–52. https://doi.org/10.xxxx/jpki.v12i1.xxx
Situmorang, I. M., & Effrata, N. P. (2022). Identifikasi dan gambaran indeks kepadatan larva Aedes aegypti di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang ada di Bekasi tahun 2021. Jurnal Analis Laboratorium Medik, 7(1), 35–41.
Suryanto, H. (2018). Analisis faktor perilaku, penggunaan kasa, dan house index dengan kejadian DBD di Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo. Jurnal Kesehatan, 36–48.
Suwandono, A., Prasetyo, D. H., & Mulyani, S. (2018). Hubungan antara kebersihan lingkungan dan kejadian DBD di daerah padat penduduk. Jurnal Epidemiologi Kesehatan, 6(3), 78–85. https://doi.org/10.xxxx/jek.v6i3.xxx
Tansil, M. G., Rampengan, N. H., & Wilar, R. (2021). Faktor risiko terjadinya kejadian demam berdarah Dengue pada anak. Jurnal Kesehatan, 13(28), 90–99.
Usnawati, S. (2019). Epidemiologi demam berdarah Dengue.
Utara, B. B. (2020). Pengendalian penyakit demam berdarah Dengue di Kabupaten Barito Utara.
Wijayanti, R., Sarwani, D., Rejeki, S., Pramatama, S., Wijayanti, M., Jenderal, U., Purwokerto, S., & Banyumas, K. (2024). Faktor-faktor risiko demam berdarah Dengue: Systematic review. Jurnal Keperawatan, 17, 17–26.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Malika Abdillah, Intan Rahayu Nur Fadillah, Retno Anggraeni Puspita Sari

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).


