BAHAN ALAM YANG BERPOTENSI SEBAGAI LARVASIDA BIOLOGIS DALAM UPAYA PENGENDALIAN INFEKSI DENGUE DI INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v6i1.42856Keywords:
bahan alam, infeksi dengue, larvasida biologis, nyamuk aedes, pengendalian vektorAbstract
Infeksi dengue merupakan masalah kesehatan global yang terus meningkat, terutama di Indonesia. Pengendalian vektor nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan. Penggunaan larvasida kimia dalam jangka panjang berisiko menimbulkan pencemaran lingkungan dan resistensi nyamuk. Oleh karena itu, penelitian mengenai bahan alam sebagai larvasida biologis menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahan alam yang berpotensi sebagai larvasida biologis dalam pengendalian vektor infeksi dengue serta mekanisme kerja zat aktifnya terhadap larva nyamuk. Penelitian ini merupakan Literature Review yang menggunakan artikel ilmiah dari tiga database utama, yaitu pubmed, science direct, dan google scholar data yang diambil dari waktu 10 tahun terakhir dari 2014-2024. Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci spesifik terkait larvasida biologis dan infeksi dengue. Seleksi artikel dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Proses pemilihan artikel dilakukan menggunakan PRISMA flowchart hingga ditemukan 15 artikel yang relevan. Hasil telaah literatur menunjukkan bahwa beberapa bahan alam, seperti ekstrak biji rambutan, tembakau, limau kuit, lidah buaya, dan lumut kerak memiliki efektivitas tinggi dalam membunuh larva aedes sp. Kandungan zat aktif seperti saponin, flavonoid, tanin, dan alkaloid bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim pencernaan, merusak sistem pernapasan larva, serta mengganggu transmisi impuls saraf, yang berujung pada kematian larva. Biolarvasida berbahan alam menunjukkan efektivitas tinggi dalam membunuh larva nyamuk dengan tingkat toksisitas yang lebih rendah dibanding larvasida kimia. Dapat disimpulkan bahwa bahan alam berpotensi menjadi solusi ramah lingkungan dalam pengendalian vektor dengue.References
Acce, & Basri, F. N. (2019). Perbandingan efektifitas perasan daun kemangi (Ocimum sanctum) dan daun sirih (Piper betle) sebagai larvasida pada larva Aedes aegypti instar III. The Cooperative Effectiveness of Basil Leaf Juice (Ocimum Sanctum) and Betel Leaf (Piper Betle L) as Larvicide, 9, 199–204.
Alkhaibari, A. M., Carolino, A. T., Yavasoglu, S. I., Maffeis, T., Mattoso, T. C., Bull, J. C., Samuels, R. I., & Butt, T. M. (2016). Metarhizium brunneum blastospore pathogenesis in Aedes aegypti larvae: Attack on several fronts accelerates mortality. PLoS Pathogens, 12(7), e1005715. https://doi.org/10.1371/journal.ppat.1005715
Arcani, N. L. K. S., Sudarmaja, I. M., & Swastika, I. K. (2017). Efektivitas ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai larvasida Aedes aegypti. E-Jurnal Medika, 6(1), 1–4.
Aziz, A., Amin, B., Afandi, D., Efriyeldi, E., Gusfa, F., Khayan, K., Masnun, M., Wardoyo, S., Daswito, R., & Dahlan, A. (2024). Toxic effects of bintaro (Cerbera manghas) seed extract on Aedes aegypti mosquito. Journal of Medicinal and Pharmaceutical Chemistry Research, 6(2), 174–182. https://doi.org/10.48309/JMPCR.2024.425153.1035
Ekawati, E. R., Santoso, S. D., & Purwanti, Y. R. (2017). Pemanfaatan kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai larvasida Aedes aegypti instar III. Jurnal Biota, 3(1), 1–5.
Ekayani, M., Juliantoni, Y., & Hakim, A. (2021). Uji efektivitas larvasida dan evaluasi sifat fisik sediaan losio antinyamuk ekstrak etanol daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.) terhadap nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(4), 1261–1270.
Ervina, N. (2014). Uji aktivitas ekstrak etanol daun singkong (Manihot utilissima Pohl) sebagai larvasida Aedes aegypti. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, 1(1).
Handayani, S. W., Prastowo, D., Boesri, H., Oktsariyanti, A., & Joharina, A. S. (2018). Efektivitas ekstrak daun tembakau (Nicotiana tabacum L.) dari Semarang, Temanggung, dan Kendal sebagai larvasida Aedes aegypti L. Balaba Jurnal Litbang Pengendali Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, 23–30.
Ishak, N. I., Kasman, & Chandra. (2019). Efektivitas ekstrak kulit buah limau kuit (Citrus amblycarpa) sebagai larvasida Aedes aegypti instar III. Jurnal MKMI, 15(3), 302–309. https://doi.org/10.30597/mkmi.v15i3.6533
Khader, S. Z. A., Ahmed, S. S. Z., Venkatesh, K. P., Chinnaperumal, K., & Nayaka, S. (2018). Larvicidal potential of selected indigenous lichens against three mosquito species: Culex quinquefasciatus, Aedes aegypti, and Anopheles stephensi. Chinese Herbal Medicines. https://doi.org/10.1016/j.chmed.2018.03.002
Kusumawati, W. D., Subagiyo, A., & Firdaust, M. (2018). Pengaruh beberapa dosis dan jenis ekstrak larvasida alami terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti. Buletin Keslingmas, 37(3), 283–295.
Putri, H. N., Wardani, D. P. K., Hikmawati, I., & Almanfaluthi, M. L. (2022). Efektivitas kombinasi ekstrak lidah buaya dan lidah mertua terhadap mortalitas larva Aedes aegypti. BALABA, 18(1), 53–64. https://doi.org/10.22435/blb.v18i1.5354
Rahmayanti, Putri, S. K., & Fajarna, F. (2016). Uji potensi kulit bawang bombay (Allium cepa) sebagai larvasida terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti. JESBIO, 5(1), 18–22.
Ramayanti, I., & Febriani, R. (2016). Uji efektivitas larvasida ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn) terhadap larva Aedes aegypti. Syifa’MEDIKA, 6(2), 79–88.
Riyadi, Z., Julizar, J., & Rahmatini, R. (2018). Uji efektivitas ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) sebagai larvasida alami pada larva nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 233. https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.807
Shafarini, A. Y., Moelyaningrum, A. D., & Ellyke. (2018). Pengaruh penggunaan serbuk pare gajih (Momordica charantia L.) terhadap kematian larva Aedes aegypti. Higiene, 4(1), 11–18.
Simbolon, V. A., & Martias, I. (2020). Ekstrak daun mengkudu dan daun pepaya sebagai larvasida alami terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1), 12–18.
Utami, W. W., Ahmad, A. R., & Malik, A. (2016). Uji aktivitas larvasida ekstrak daun jarak kepyar (Ricinus communis L.) terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 3(1), 141–145.
Widiarti, Setyaningsih, R., & Pratamawati, D. A. (2018). Implementasi pengendalian vektor DBD di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ekol Kesehatan, 17(1), 20–30. https://doi.org/10.22435/jek.17.1.116.20-30
Wulandari, K., & Ahyanti, M. (2018). Efektivitas ekstrak biji bintaro (Cerbera manghas) sebagai larvasida hayati pada larva Aedes aegypti instar III. Jurnal Kesehatan, 9(2), 218–224.
Zaidi, et al. (2004). The big five personality traits and their relationship with employee engagement among public sector university teachers of Lahore. African Journal of Business Management, 7(15), 1344–1353. https://doi.org/10.5897/AJBM12.290
Zein, U. (2014). Demam berdarah dengue (DBD). In H. Lim, D. Lindarto, & U. Zein (Eds.), Prinsip farmakologi endokrin infeksi; edisi 1, pengobatan berbasis patobiologi (pp. 177–179). Medan: PT Sofmedia.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Regina Oktavia Zahra, Emma Mardliyah Hidayat, Fransiska Ambarukmi Pontjosudargo

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).


