HUBUNGAN PELAKSANAAN STBM DENGAN KASUS KUSTA BARU DI PROVINSI JAWA TIMUR (2020-2022)
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v6i1.42817Keywords:
Ekologi korelasional, Kusta, STBMAbstract
Kusta masih menjadi isu kesehatan masyarakat di Indonesia, dengan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi dengan beban kasus tertinggi. Faktor lingkungan, terutama sanitasi yang tidak memadai, berperan penting dalam penyebaran Mycobacterium leprae. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) memiliki tujuan meningkatkan akses sanitasi dan kebersihan, yang berpotensi mengurangi risiko penularan kusta. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk melakukan analisis hubungan antara pelaksanaan program STBM dan kejadian kasus kusta baru di Provinsi Jawa Timur. Pendekatan deskriptif diterapkan dengan desain studi ekologi korelasional. Unit analisis mencakup 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, dengan data sekunder dari Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur periode 2020–2022. Variabel independen adalah pelaksanaan program STBM, sedangkan variabel dependen adalah kejadian kasus baru kusta. Analisis data dilakukan dalam dua tahap: analisis deskriptif menggunakan QGIS untuk memetakan distribusi kasus dan cakupan STBM, serta analisis korelasi Rank Spearman untuk menilai hubungan antara kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan program STBM berhubungan negatif dengan kejadian kasus baru kusta (p < 0,05), di mana kabupaten/kota dengan implementasi STBM yang lebih baik memiliki angka kejadian kusta yang lebih rendah. Pelaksanaan desa STBM yang optimal berperan dalam menurunkan kejadian kasus kusta baru melalui peningkatan kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi multisektor untuk memperkuat implementasi STBM serta mengatasi stigma sosial terhadap penderita kusta guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan.References
Ari Edi, G. F., & Azizah, R. (2023). Analysis of environmental risk factors for leprosy in Indonesian society: A meta-analysis. Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan, 17(1), 105–113.
Bestari, R. A. D., Maulana, J., Fitriyani, N. L., & Akbar, H. (2023). Faktor risiko kejadian kusta di Indonesia: Literature review. Promotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(2), 89–97.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2022). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2021. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2023). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2022. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2024). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2023. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Fitriya, I., Rahayu, U., & Sunarko, B. (2020). Hubungan kondisi fisik rumah dan personal hygiene dengan kejadian kusta di wilayah kerja Puskesmas Talango. Gema Lingkungan Kesehatan, 19(1), 13–20.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Data dan informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2021. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Data dan informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2022. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Meyer, J. R., Bhattacharya, S., Medina, R., & Yan, J. (2021). Environmental reservoirs of Mycobacterium leprae: A systematic review. PLOS Neglected Tropical Diseases, 15(9), e0009782.
Nafi’a, H. I., Nugraheni, W. T., & Ningsih, W. (2024). Tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit kusta di wilayah kerja Puskesmas Sumurgung Kabupaten Tuban. Jurnal Ilmu Kesehatan Mandira Cendikia, 3(8), 295–310.
Novita, L., Widiarini, R., & Sakufa, A. (2023). Hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit kusta di Puskesmas Manguharjo dan Ngegong. Jurnal Ilmu Kesehatan, 11(2), 93–96.
Prakoeswa, C. R., et al. (2021). Socioeconomic and environmental risk factors for leprosy in North-East Brazil: Results of a case-control study. International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(7), 666307.
Prameswari, A. (2024). Gambaran epidemiologi penyakit kusta di Provinsi Jawa Timur tahun 2022: An overview of the epidemiology of leprosy in East Java Province in 2022. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia, 7(6), 1495–1499.
Pratama, B. N. M., & Puspita, S. I. A. (2024). Hubungan personal hygiene dengan kejadian kusta: Studi kasus kontrol. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 14(4), 93–100.
Rimbawati, Y., & Wulandari, R. (2025). Analisis faktor risiko penularan pasien kusta. Jurnal Kesehatan dan Pembangunan, 15(1), 224–230.
Siswanto, A., Wahyuni, T. D., & Handayani, I. (2020). Studi epidemiologi penyakit kusta di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(3), 120–130.
Syahrul, F., et al. (2021). Risk factors for leprosy: A systematic review. International Journal of Public Health Research, 20(4), 45289–30551.
Tuturop, M., Hariyanto, D., & Darmawan, S. (2023). The impact of delayed leprosy treatment on permanent disabilities in patients. International Journal of Leprosy Care, 15(1), 13–19.
World Health Organization. (2021). Leprosy. WHO.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Ria Maulida Rahmawati

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).


