ANALISIS HUBUNGAN KEPADATAN PENDUDUK DENGAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PROVINSI BALI TAHUN 2022
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v6i1.42352Keywords:
demam berdarah dengue, kepadatan penduduk, provinsi baliAbstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk, terutama spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Di Indonesia DBD masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat, termasuk di Provinsi Bali. Pada tahun 2022, Incidence Rate (IR) DBD di provinsi ini mencapai 132 kasus per 100 ribu penduduk, melebihi target nasional ≤ 100 kasus per 100 ribu penduduk. Selain itu, kepadatan penduduk di Bali menempati urutan ketujuh dari 28 provinsi di Indonesia pada tahun yang sama. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepadatan penduduk dengan kasus DBD di Provinsi Bali tahun 2022. Penelitian ini termasuk dalam penelitian analitik dengan desain studi ekologi. Populasi penelitian mencakup seluruh wilayah administrasi kabupaten/kota di Provinsi Bali pada tahun 2022. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kasus DBD. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah adalah kepadatan penduduk. Analisis data meliputi uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji korelasi Spearman. Hasil Uji normalitas Shapiro-Wilk mengindikasikan bahwa data dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal (p-value < 0,05). Sementara itu, hasil uji korelasi Spearman menunjukkan p-value sebesar 0,02139 (p-value < 0,05) dengan koefisien korelasi 0,766667, yang menunjukkan adanya hubungan antara kepadatan penduduk dengan kasus DBD. Hubungan ini memiliki tingkat korelasi yang sangat kuat dan bersifat positif yang berarti semakin tinggi kepadatan penduduk, semakin tinggi juga jumlah kasus DBD. Maka didapatkan hubungan yang signifikan antara kepadatan penduduk dan jumlah kasus DBD di Provinsi Bali pada tahun 2022.References
Ayuningtyas, A. (2023). Analisis Hubungan Kepadatan Penduduk dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 13(2), 419–426. https://doi.org/10.32583/pskm.v13i2.772
BPS Indonesia. (2023). Statistik Indonesia 2023. In Statistik Indonesia 2023. https://www.bps.go.id/publication/2020/04/29/e9011b3155d45d70823c141f/statistik-indonesia-2020.html
Dinkes Provinsi Bali. (2023). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2022.
Irwin Umi Latifah, & Laila Fitri. (2021). Analisis Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Cirebon Tahun 2014-2018. Jurnal Nasional Kesehatan Lingkungan Global, 2(3), 162–171. https://doi.org/10.7454/jnklg.v2i3.1011
Kemenkes RI. (2022). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2022.
Kusumawati, N., & Sukendra, D. M. (2020). Spasiotemporal Demam Berdarah Dengue berdasarkan House Index, Kepadatan Penduduk dan Kepadatan Rumah. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(2), 168–177.
Ministry of Health Democratic Republic of Timor-Leste. (2022). National Guideline for Clinical Management of Dengue 2022.
WHO. (2019). Ten threats to global health in 2019. https://www.who.int/news-room/spotlight/ten-threats-to-global-health-in-2019
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Inas Diva Salsabila Iskandar Putri

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).


