STUDI ETNOMEDISIN RAMUAN OBAT DI DESA OBEL-OBEL KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Authors

  • Wahyu Aldi Setiawan Universitas Mataram
  • Nisa Isneni Hanifa Universitas Mataram
  • Kurniasih Sukenti Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v6i1.39519

Keywords:

Etnomedisin, tumbuhan obat, Desa Obel-Obel, ICS, FL

Abstract

Etnomedisin merupakan cabang dari ilmu medis yang membahas asal mula penyakit, serta sebab-sebab dan cara pengobatan menurut kelompok masyarakat tertentu. Masyarakat di Desa Obel-Obel Kecamatan Sambelia masih menggunakan pengobatan alternatif yang dilakukan oleh belian menggunakan tumbuhan sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik informan serta komposisi, cara pembuatan dan cara penggunaan ramuan, dan nilai penting tumbuhan. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, data kuantitatif berupa nilai penting yang di dapatkan akan diolah menggunakan parameter Index of Cultural Significant (ICS) dan Fidelity Level (FL). Berdasarkan hasil wawancara dengan 6 orang informan, terdapat 24 spesies dari 18 famili tumbuhan yang digunakan untuk pembuatan ramuan penyakit demam, batuk, pencernaan, kulit, dan patah tulang. Proses pembuatan ramuan yaitu digiling dan diseduh. Terdapat cara penggunaan ramuan yaitu diminum, dioles, ditempel, dan dimakan. Nilai ICS tertinggi, yaitu 90 pada tumbuhan sirih (Piper betle L). Nilai FL tertinggi kategori demam yaitu Pohon kuda (Lannea coromandelica L) dengan nilai 50%. Nilai FL tertinggi kategori batuk yaitu sirih (Piper betle L) dengan nilai 49,8%. Nilai FL tertinggi kategori pencernaan yaitu jambu biji (Psidium guajava L) dengan nilai 50%. Nilai FL tertinggi kategori kulit yaitu sirih (Piper betle L) dengan nilai 66,4 % dan kunyit (Curcuma longa L) dengan nilai 66,4%. Nilai FL tertinggi kategori patah tulang yaitu sirih (Piper betle L) dengan nilai 33,2%. Dari data nilai pemanfaatan tertinggi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk penyakit demam, batuk, pencernaan, kulit, dan patah tulang yaitu, Lannea coromandelica L, Piper betle L, dan Psidium guajava L.

References

Ajeng, L., Marmaini, & Trimin, K. (2019). Inventarisasi Tumbuhan Berkhasiat Obat di Sekitar Pekarangan Di Kelurahan Sentosa. Indobiosains, 1(2), 76–87.

Amy, A. In, Andayani, Y., & Hidayati, A. R. (2020). Studi Etnofarmakologi Tumbuhan Obat Luka Terbuka di Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 3(1), 242–247.

Arrozi, P., Burhanuddin, N., & Saharudin, N. (2020). Leksikon Etnomedisin Dalam Pengobatan Tradisional Sasak: Kajian Antropolinguistik. Mabasan, 14(1), 17–30.

Bachtiar, R. (2022). Efektivitas Gel Virgin Coconut Oil (Vco) Terhadap Jumlah Osteoklas Pada Ratus Norvegicus Yang Diinduksi Bakteri Porphyromonas

Bpom Ri. (2014). Persyaratan Mutu Obat Tradisional. In Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia, (Nomor 1200, Hal. 1–25).

Bps Kabupaten Lombok Timur. (2020). Kecamatan Sambelia Dalam Angka Sambelia District In Figures 2020. Bps Kabupaten Lombok Timur/Bps-Statistics Of Lombok Timur Regency.

Bustanussalam, B., Apriasi, D., Suhardi, E., & Jaenudin, D. (2015). Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn) Terhadap Staphylococcus Aureus Atcc 25923. Fitofarmaka: Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(2), 58–64.

Fajri, N., & Ariandani, N. (2020). Kearifan Lokal Masyarakat Suku Sasak Lombok Dalam Memanfaatkan Tumbuhan Berpotensi Obat di Wilayah Kabupaten Lombok Timur Sebagai Sumber Belajar Etnobotani. Cocosbio (Jurnal Pendidikan Biologi ), 5(1), 6–17.

Hermanto, L. O., Nibenia, J., Sharon, K., & Rosa, D. (2023). Review Artikel: Pemanfaatan Tanaman Sirih (Piper Betle L.)Sebagai Obat Tradisional. Phrase (Pharmaceutical Science) Journal, 3(1), 33–42.

Hulu, L. C., Fau, A., & Sarumaha, M. (2022). Pemanfaatan Daun Sirih Hijau (Piper Betle L) Sebagai Obat Tradisional Di Kecamatan Lahusa. Jurnal Pendidikan Biologi, 3(1), 1–14.

Husain, F., Wicaksono, H., Lutfi, A., Wijaya, A., Prasetyo, K. B., & Wahidah, B. F. (2019). Berbagi Pengetahuan Tentang Herbarium: Kolaborasi Dosen, Guru Dan Siswa Di Ma Al-Asror Patemon Gunungpati. Jurnal Puruhita, 1(1), 76–84.

Indarti, I., & Kuntari, Y. (2017). Model Pemberdayaansumber Daya Masyarakat Pesisir Melalui Re-Engineering Ekonomi Berbasis Koperasi Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call For Papers Unisbank (Sendi_U) Kajian, 978–979.

Kemenkes Ri. (2017). Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin Dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia. In Lembaga Penerbitan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Ri.

Kurniati, N., Ramdani, A. A., Efendi, R., & Diah Rahmawat. (2020). Analisis Kesesuaian Pengunaan Lahan Terhadap Arahan Fungsi Kawasan. Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 8(2), 2–9.

Maroyi, A. (2018). Albizia Adianthifolia: Botany, Medicinal Uses, Phytochemistry, And Pharmacological Properties. Scientific World Journal, 2018.

Misbahuddin, Romara, A., Fatma Faradilla, Ewang Lestar, Tri Wulandar R, Nabil Al Ghiffary, Nurul Fitriani P, Sirrul Aini S.A, Nazriel Ilham, Lili Supriatin, & M. Muflin. (2023). Pengembangan Pantai Sebagai Wisata Bahari di Desa Dadap Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur Beach. Jurnal Wicara Desa, 1, 72–77.

Muadifah, A., Amini, H. W., Amini, H. W., Putri, A. E., Putri, A. E., Latifah, N., & Latifah, N. (2019). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal Sainhealth, 3(1), 45.

Murdianningsih, S., Saputri, A. D. S., & Dian, T. (2022). Kajian Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat Sebagai Alternatif Pengobatan Asam Urat Oleh Masyarakat Suku Osing Dusun Krajan, Kemiren, Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Farmasi Simplisia, 2(2), 105–110.

Ningsih, I. Y. (2016). Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat Oleh Suku Tengger di Kabupaten Lumajang Dan Malang, Jawa Timur. Pharmacy, 13(01), 10–20.

Nurwaini, S., & Nasihah, R. H. (2019). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Vibrio Cholerae. Acta Pharm Indo, 7(2), 24–30.

Pelokang, C. Y., Koneri, R., & Katili, D. (2018). Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Oleh Etnis Sangihe di Kepulauan Sangihe Bagian Selatan, Sulawesi Utara (The Usage Of Traditional Medicinal Plants By Sangihe Ethnic In The Southern Sangihe Islands, North Sulawesi). Jurnal Bios Logos, 8(2), 45.

Qoriasmadillah, W., Haqiqi, N., Iman, Z., Setyaningrum, T. W., Candri, D. A., Frediansyah, A., & Prasedya, E. S. (2024). Content Of Banten Leaf Extract (Lannea Coromandelica (Houtt.) Merr.) Traditional Medicine Of Lombok As An Antipyretic In Mice (Mus Musculus). Jurnal Penelitian Pendidikan Ipa, 10(4), 1855–1862.

Rahayu, M., Susiarti, S., & Purwanto, Y. (2012). Nilai Kepentingan Budaya Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bergunadi Hutan Dataran Rendah Bodogol. Berita Biologi, 11(3), 313–320.

Rinaldi, M. B. (2020). Pengobatan Tradisional Sebagai Pengobatan Alternatif di Indonesia Sosiologi Kesehatan “ Pengobatan Tradisional Sebagai Pengobatan Alternatif Di Indonesia ” Muhamad Bagus Rinaldi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, November.

Rona, A., & Pramono, P. (2015). Leksikon Etnomedisin Dalam Pengobatan Tradisional Minangkabau. Jurnal Arbitrer, 2(1), 44.

Sadiah, H. H., Cahyadi, A. I., & Windria, S. (2022). Kajian Daun Sirih Hijau (Piper Betle L) Sebagai Antibakteri. Jurnal Sain Veteriner, 40(2), 128.

Wink, M. (2013). Evolution Of Secondary Metabolites In Legumes (Fabaceae). South African Journal Of Botany, 89, 164–175.

Wullur, A. C., Dumanauw, J. M., Barung, E. N., & Kalonio, D. E. (2022). Pemanfaatan Bahan Alam Oleh Pengobatan Tradisional Di Daerah Pesisir Pantai Kabupaten Minahasa Utara. E - Prosiding Semnas, 01 No.02(Manado), 103–116.

Yamin, M., Burhanudin, Jamaluddin, & Nasruddin. (2018). Pengobatan Dan Obat Tradisional Suku Sasak di Lombok. Jurnal Biologi Tropis, 18(1), 1.

Downloads

Published

2025-03-14

Issue

Section

Articles