ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TARUS
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v6i1.39307Keywords:
lingkungan fisik rumah, tuberkulosisAbstract
tuberkulosis merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan global dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Pada tahun 2020 WHO melaporkan terdapat 9,9 juta kasus tuberkulosis di dunia dengan 1,3 juta kematian. Di Provinsi NTT, kasus tuberkulosis masih tinggi, termasuk di wilayah kerja Puskesmas Tarus yang mengalami peningkatan dari tahun 2020-2022 yaitu dari 43 kasus menjadi 73 kasus. Faktor lingkungan fisik rumah, seperti kepadatan huian, luas ventilasi, pencahayaan, suhu, kelembaban, jenis lantai, dan jenis dinding, berpotensi mempengaruhi kejadian tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan desain case-control dengan pendekatan survei analitik. Populasi penelitian ini terdiri dari kelompok kasus yaitu penderita tuberkulosis dan kelompok kontrol yaitu individu sehat. Sampel penelitian terdiri dari 33 kasus dan 33 kontrol yang dipilih secara simple random sampling. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square untuk menentukan hubungan antar variabel. Terdapat hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian (P= 0,000; OR=8,615; 95%CI 2,647 – 28,045) dan luas ventilasi (p value 0,006, OR=4,808, 95%CI 1,667-13,862) dengan kejadian tuberkulosis. Sedangkan, pencahayaan, suhu, kelembaban, jenis lantai, jenis dinding tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian tuberkulosis. Tingginya kepadatan hunian dan luas ventilasi yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko tuberkulosis. Masyarakat diharapkan memperhatikan koondisi rumah sehat dan rutin membuka jendela setiap hari dengan teratur.References
(WHO) (2022) Global Tuberculosis Report 2021. Ganeva.
Aprianawati, E. (2018) Hubungan Kondisi Fisik Rumah Terhadap Kejadian Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung Kabupaten Madiun, Skripsi. Stikes Bhakti Husada Mulia.
Ashar, Y.K. (2022) Manajemen Penyakit Berbasis Lingkungan. Surabaya: CIpta Media Nusantara.
Budi, D.R.R.., Amirus, K. and Perdana, A.A. (2021) ‘Hubungan Lingkungan Fisik Rumah Dengan Penyakit Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kuala Tungkal II, Jambi’, PRIME Saelmakers Health Journal, 4(2), pp. 230–240. Available at: https://doi.org/10.32524/jksp.v4i2.270.
Clarita, K. et al. (2020) ‘Hubungan Antara Umur, Status Gizi dan Kepadatan Hunian dengan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tuminting Kota Manado’, Jurnal Kesmas, 9(1), pp. 108–112. Available at: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/28668/28002.
Fitri, milanti N. et al. (2022) ‘Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Driyorejo DIpengaruhi oleh Sanitasi Rumah’, Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 13(829), pp. 861–864.
(WHO) (2022) Global Tuberculosis Report 2021. Ganeva.
Aprianawati, E. (2018) Hubungan Kondisi Fisik Rumah Terhadap Kejadian Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung Kabupaten Madiun, Skripsi. Stikes Bhakti Husada Mulia.
Ashar, Y.K. (2022) Manajemen Penyakit Berbasis Lingkungan. Surabaya: CIpta Media Nusantara.
Budi, D.R.R.., Amirus, K. and Perdana, A.A. (2021) ‘Hubungan Lingkungan Fisik Rumah Dengan Penyakit Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kuala Tungkal II, Jambi’, PRIME Saelmakers Health Journal, 4(2), pp. 230–240. Available at: https://doi.org/10.32524/jksp.v4i2.270.
Clarita, K. et al. (2020) ‘Hubungan Antara Umur, Status Gizi dan Kepadatan Hunian dengan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tuminting Kota Manado’, Jurnal Kesmas, 9(1), pp. 108–112. Available at: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/28668/28002.
Fitri, milanti N. et al. (2022) ‘Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Driyorejo DIpengaruhi oleh Sanitasi Rumah’, Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 13(829), pp. 861–864.
Halim and Budi, S. (2017) ‘Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru di Puskesmas Sempor I Kebumen’, Jurnal Kesmas Jambi (JKM), 1(1), pp. 52–60.
Kemenkes RI (2011) Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1077/Menkes/per/V/2011 Tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Rumah. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Mardianti, R., Muslim, C. and Setyowati, N. (2019) ‘Hubungan Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru (Studi Kasus di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma)’, NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 9, pp. 23–31.
Mukono, H.J. (2014) Pencemaran Udara Dalam Ruangan (Berorientasi Kesehatan Masyarakat). Surabaya: Airlangga Unniversity Press.
Payunglangi, B.C. et al. (2023) ‘Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Sulawesi Tenggara’, Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan, 10(1), pp. 23–31.
Pramono, J.S. and Wiyadi (2021) ‘Hubungan Lingkungan Fisik Rumah dan Kepadatan Hunian dengan Prevalensi Tuberkulosis di Kecamatan Sungan Kunjang Kota Samarinda’, ( The Indonesian Journal of Public Health ), 16(April), pp. 42–51. Available at: https://jurnal.unimus.ac.id/indekx.php/jkmi.
Putri, Kenia Destria (2019) Hubungan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Karya Jaya Palembang. Universitas Sriwijaya.
Rosyid, M. and M, A.S. (2023) ‘Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarejo Kota Madiun’, Jurnal Ilmu Kesehatan, 11(2), pp. 76–94.
Sabila, M.S., Maywati, S. and Setiyono, A. (2024) ‘Hubungan Faktor Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Usia Produktif di Wilayah Kerja Puskesmas Cigeureung Kota Tasikmalaya’, jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 20(1), pp. 20–30.
Sachrul, S.R., Haidah, N. and Pratiwi Hermiyanti (2019) ‘Hubungan Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Babana Kabupaten Mamuju Tengah’, 6.
Septidwina, M. et al. (2022) ‘Analisis Kondisi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Betung Kabupaten OKU Timur Tahun 2022’, Jurnal Kesehatan Mahardika, 9(2), pp. 52–58. Available at: https://doi.org/10.54867/jkm.v9i2.130.
Sipayung, J.S., Hidayat, W. and Silitonga, E.M. (2023) ‘Faktor Risiko yang Memengaruhi Kejadian Tuberkulosis ( TB ) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan’, Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 15(2).
Siregar, M.D. (2021) Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru (TB Paru) di Wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan Tahun 2021. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Utami, E. et al. (2022) ‘Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif di Wilayah Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Kubu Raya Tahun 2021’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10, pp. 330–334.
Wahyuningsih, D. (2020) ‘Determinan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru BTA Positif’, HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT, 4(Special 3), pp. 529–539. Available at: https://doi.org/10.15294/higeia.v4iSpecial 3/40533.
Zulaikhah, S.T. et al. (2019) ‘Hubungan Pengetahuan , Perilaku dan Lingkungan Rumah dengan Kejadian Transmisi Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang’, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 18(August 2016), pp. 81–88.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Thersa Yusmina Dethan, Agus Setyobudi, Amelya B. Sir

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).


