GAMBARAN FAKTOR RISIKO DAN TATALAKSANA IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS CUKUP BULAN DI RSIA IRHAMNA KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2020-2022
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v5i4.38565Keywords:
Ikterus neonatorum, Faktor risiko, Tatalaksana, Neonatus cukup bulan, OvertreatmentAbstract
Ikterus neonatorum adalah gejala klinis umum pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh peningkatan total serum bilirubin (TSB), yang dikenal juga sebagai hiperbilirubinemia. Keadaan ini ditandai dengan perubahan warna kekuningan pada kulit, sklera, dan membran mukosa. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor risiko dan tatalaksana ikterus neonatorum pada neonatus cukup bulan di RSIA Irhamna Kabupaten Indramayu pada tahun 2020-2022. Penelitian menggunakan metode retrospektif deskriptif dengan pendekatan studi potong lintang (cross sectional). Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2023 di RSIA Irhamna Kabupaten Indramayu dengan teknik pengambilan sampel non-random sampling. Sampel penelitian ini melibatkan 100 neonatus cukup bulan yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 56 sampel (56%) neonatus cukup bulan mengalami ikterus neonatorum. Mayoritas neonatus yang mengalami ikterus neonatorum adalah laki-laki (64,5%), dengan berat badan lahir normal (54,3%), persalinan spontan (60%), usia gestasi 37 minggu (67,9%), dan asupan nutrisi ASI (51,7%). Penelitian ini juga menemukan bahwa 48 sampel (75,7%) mengalami overtreatment dalam tatalaksana ikterus neonatorum. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara faktor jenis kelamin, berat badan lahir, jenis persalinan, usia gestasi, dan asupan nutrisi dengan kejadian ikterus neonatorum. Selain itu, ditemukan penerapan prosedur yang berlebihan dalam penanganan, yang menyebabkan terjadinya overtreatment pada sebagian besar kasus.References
Agrawal Y, Chugh K, Kumari M, Goyal V, Kumar P, Bala J. Variation in the serum bilirubin levels in newborns according to gender and seasonal changes. Arch Med Health Sci. 2015;3(1):50. doi:10.4103/2321-4848.154945.
Boskabadi H, Rakhshanizadeh F, Zakerihamidi M. Evaluation of maternal risk factors in neonatal hyperbilirubinemia. Arch Iran Med. 2020;23(2):128-140.
Brits H, Adendorff J, Huisamen D, et al. The prevalence of neonatal jaundice and risk factors in healthy term neonates at National District Hospital in Bloemfontein. Afr J Prim Health Care Fam Med. 2018;10(1):e1582. doi:10.4102/phcfm.v10i1.1582.
Edward Z, Ipaljri A, Amalza IH. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ikterus neonatorum di Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Zona Kedokteran. 2022;12(1):68-78. doi:10.37776/zked.v12i1.970.
Fenedsia RF, La Ode Azim, Hermin S, et al. Perbandingan pemberian ASI dengan susu formula terhadap kejadian ikterus pada bayi hiperbilirubin fisiologis di ruang NICU BLUD RS Konewe. J Penelit Sains Kesehat Avicenna. 2022;1(3):21-28. doi:10.69677/avicenna.v1i3.23.
Fonna MR, Kania N, Nasution GTD. Characteristics of neonates with hyperbilirubinemia in Cileunyi, West Java. Althea Med J. 2021;8(3):155–158. doi:10.15850/amj.v8n3.2328.
Imron R, Metti D. Hubungan berat badan lahir rendah dengan kejadian hiperbilirubinemia pada bayi di ruang perinatologi. J Ilm Keperawatan Sai Betik. 2015;11(1):47-51. doi:10.26630/jkep.v11i1.517.
Kemper AR, Newman TB, Slaughter JL. Clinical practice guideline revision: Management of hyperbilirubinemia in the newborn infant 35 or more weeks of gestation. Pediatrics. 2022;150(3). doi:10.1542/peds.2022-058859.
Ochigbo S, Ekpebe P, Nyong EE, et al. Neonatal jaundice incidence, risk factors and outcomes in 54 referral-level facilities in Nigeria. Br J Obstet Gynaecol. Published online 2024. doi:10.1111/1471-0528.17865.
Pao M, Kulkarni A, Gupta V, Kaul S, Balan S. Neonatal screening for glucose-6-phosphate dehydrogenase deficiency. Indian J Pediatr. 2005;72(10):835-837. doi:10.1007/BF02731109.
Rai R, Sharma D. Correlation of neonatal hyperbilirubinemia by clinical assessment, total serum bilirubin, and transcutaneous bilirubin among healthy neonates. J Neonatal. 2017;6(3):163-167. doi:10.21599/jn.6.3.163.
Rohani S, Wahyuni R. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ikterus pada neonatus. J Aisyah: J Ilmu Kesehatan. 2017;2(1):75-80. doi:10.30604/jika.v2i1.35.
Rohani S, Wahyuni R. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ikterus pada neonatus. J Aisyah: J Ilmu Kesehatan. 2017;2(1):75-80. doi:10.30604/jika.v2i1.35.
Rohsiswatmo R, Amandito R. Hiperbilirubinemia pada neonatus >35 minggu di Indonesia; pemeriksaan dan tatalaksana terkini. Sari Pediatri. 2018;20(2):115. doi:10.14238/sp20.2.2018.115-22.
Sampurna MTA, Ratnasari KA, Etika R, et al. Adherence to hyperbilirubinemia guidelines by midwives, general practitioners, and pediatricians in Indonesia. PLoS One. 2018;13(4). doi:10.1371/journal.pone.0196076.
Setyowati E. Hubungan pemberian air susu dengan kejadian ikterus neonatorum di Rumah Sakit TK.III Slamet Riyadi Surakarta. J Kesehat Kusuma Husada Univ Kusuma Husada Surakarta. 2023;14(2):1-8.
Sekartini R, Tikoalu J-R. Buku Bedah ASI IDAI. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2015. Accessed October 14, 2024. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-tumbuh-kembang-anak.
Seyedi R, Mirghafourvand M, Osouli Tabrizi S. The effect of the use of oxytocin in labor on neonatal jaundice: a systematic review and meta-analysis. J Pediatr Perspect. 2017;5(12):6541-6553. doi:10.22038/ijp.2017.26526.2277.
Sriram G, Paramahamsa RRK. Predictive value of serum bilirubin level for identifying term neonates at risk for subsequent hyperbilirubinemia. Int J Contemp Pediatr. 2019;6(5):1914. doi:10.18203/2349-3291.ijcp20193626.
Triani F, Setyoboedi B, Budiono B. The risk factors for hyperbilirubinemia incidence in neonates at Dr. Ramelan Hospital in Surabaya. Indones Midwifery Health Sci J. 2022;6(2):211–218. doi:10.20473/imhsj.v6i2.2022.211-218.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 rizkya rizkya, Naomi Esthernita F, Dewanto Dewanto

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).


