GAMBARAN FAKTOR RISIKO DAN TATALAKSANA IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS CUKUP BULAN DI RSIA IRHAMNA KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2020-2022

Authors

  • rizkya rizkya Program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta ,Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta
  • Naomi Esthernita F Program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta ,Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta
  • Dewanto Dewanto Program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta ,Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i4.38565

Keywords:

Ikterus neonatorum, Faktor risiko, Tatalaksana, Neonatus cukup bulan, Overtreatment

Abstract

Ikterus neonatorum adalah gejala klinis umum pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh peningkatan total serum bilirubin (TSB), yang dikenal juga sebagai hiperbilirubinemia. Keadaan ini ditandai dengan perubahan warna kekuningan pada kulit, sklera, dan membran mukosa. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor risiko dan tatalaksana ikterus neonatorum pada neonatus cukup bulan di RSIA Irhamna Kabupaten Indramayu pada tahun 2020-2022. Penelitian menggunakan metode retrospektif deskriptif dengan pendekatan studi potong lintang (cross sectional). Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2023 di RSIA Irhamna Kabupaten Indramayu dengan teknik pengambilan sampel non-random sampling. Sampel penelitian ini melibatkan 100 neonatus cukup bulan yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 56 sampel (56%) neonatus cukup bulan mengalami ikterus neonatorum. Mayoritas neonatus yang mengalami ikterus neonatorum adalah laki-laki (64,5%), dengan berat badan lahir normal (54,3%), persalinan spontan (60%), usia gestasi 37 minggu (67,9%), dan asupan nutrisi ASI (51,7%). Penelitian ini juga menemukan bahwa 48 sampel (75,7%) mengalami overtreatment dalam tatalaksana ikterus neonatorum. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara faktor jenis kelamin, berat badan lahir, jenis persalinan, usia gestasi, dan asupan nutrisi dengan kejadian ikterus neonatorum. Selain itu, ditemukan penerapan prosedur yang berlebihan dalam penanganan, yang menyebabkan terjadinya overtreatment pada sebagian besar kasus.

References

Agrawal Y, Chugh K, Kumari M, Goyal V, Kumar P, Bala J. Variation in the serum bilirubin levels in newborns according to gender and seasonal changes. Arch Med Health Sci. 2015;3(1):50. doi:10.4103/2321-4848.154945.

Boskabadi H, Rakhshanizadeh F, Zakerihamidi M. Evaluation of maternal risk factors in neonatal hyperbilirubinemia. Arch Iran Med. 2020;23(2):128-140.

Brits H, Adendorff J, Huisamen D, et al. The prevalence of neonatal jaundice and risk factors in healthy term neonates at National District Hospital in Bloemfontein. Afr J Prim Health Care Fam Med. 2018;10(1):e1582. doi:10.4102/phcfm.v10i1.1582.

Edward Z, Ipaljri A, Amalza IH. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ikterus neonatorum di Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Zona Kedokteran. 2022;12(1):68-78. doi:10.37776/zked.v12i1.970.

Fenedsia RF, La Ode Azim, Hermin S, et al. Perbandingan pemberian ASI dengan susu formula terhadap kejadian ikterus pada bayi hiperbilirubin fisiologis di ruang NICU BLUD RS Konewe. J Penelit Sains Kesehat Avicenna. 2022;1(3):21-28. doi:10.69677/avicenna.v1i3.23.

Fonna MR, Kania N, Nasution GTD. Characteristics of neonates with hyperbilirubinemia in Cileunyi, West Java. Althea Med J. 2021;8(3):155–158. doi:10.15850/amj.v8n3.2328.

Imron R, Metti D. Hubungan berat badan lahir rendah dengan kejadian hiperbilirubinemia pada bayi di ruang perinatologi. J Ilm Keperawatan Sai Betik. 2015;11(1):47-51. doi:10.26630/jkep.v11i1.517.

Kemper AR, Newman TB, Slaughter JL. Clinical practice guideline revision: Management of hyperbilirubinemia in the newborn infant 35 or more weeks of gestation. Pediatrics. 2022;150(3). doi:10.1542/peds.2022-058859.

Ochigbo S, Ekpebe P, Nyong EE, et al. Neonatal jaundice incidence, risk factors and outcomes in 54 referral-level facilities in Nigeria. Br J Obstet Gynaecol. Published online 2024. doi:10.1111/1471-0528.17865.

Pao M, Kulkarni A, Gupta V, Kaul S, Balan S. Neonatal screening for glucose-6-phosphate dehydrogenase deficiency. Indian J Pediatr. 2005;72(10):835-837. doi:10.1007/BF02731109.

Rai R, Sharma D. Correlation of neonatal hyperbilirubinemia by clinical assessment, total serum bilirubin, and transcutaneous bilirubin among healthy neonates. J Neonatal. 2017;6(3):163-167. doi:10.21599/jn.6.3.163.

Rohani S, Wahyuni R. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ikterus pada neonatus. J Aisyah: J Ilmu Kesehatan. 2017;2(1):75-80. doi:10.30604/jika.v2i1.35.

Rohani S, Wahyuni R. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ikterus pada neonatus. J Aisyah: J Ilmu Kesehatan. 2017;2(1):75-80. doi:10.30604/jika.v2i1.35.

Rohsiswatmo R, Amandito R. Hiperbilirubinemia pada neonatus >35 minggu di Indonesia; pemeriksaan dan tatalaksana terkini. Sari Pediatri. 2018;20(2):115. doi:10.14238/sp20.2.2018.115-22.

Sampurna MTA, Ratnasari KA, Etika R, et al. Adherence to hyperbilirubinemia guidelines by midwives, general practitioners, and pediatricians in Indonesia. PLoS One. 2018;13(4). doi:10.1371/journal.pone.0196076.

Setyowati E. Hubungan pemberian air susu dengan kejadian ikterus neonatorum di Rumah Sakit TK.III Slamet Riyadi Surakarta. J Kesehat Kusuma Husada Univ Kusuma Husada Surakarta. 2023;14(2):1-8.

Sekartini R, Tikoalu J-R. Buku Bedah ASI IDAI. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2015. Accessed October 14, 2024. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-tumbuh-kembang-anak.

Seyedi R, Mirghafourvand M, Osouli Tabrizi S. The effect of the use of oxytocin in labor on neonatal jaundice: a systematic review and meta-analysis. J Pediatr Perspect. 2017;5(12):6541-6553. doi:10.22038/ijp.2017.26526.2277.

Sriram G, Paramahamsa RRK. Predictive value of serum bilirubin level for identifying term neonates at risk for subsequent hyperbilirubinemia. Int J Contemp Pediatr. 2019;6(5):1914. doi:10.18203/2349-3291.ijcp20193626.

Triani F, Setyoboedi B, Budiono B. The risk factors for hyperbilirubinemia incidence in neonates at Dr. Ramelan Hospital in Surabaya. Indones Midwifery Health Sci J. 2022;6(2):211–218. doi:10.20473/imhsj.v6i2.2022.211-218.

Downloads

Published

2024-12-20