HUBUNGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN CURAH HUJAN PADA KONDISI PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERINGIN RAYA

Authors

  • Wibowo Ady Sapta Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kesehatan Lingkungan
  • Helina Helmy Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kesehatan Lingkungan
  • Nadia Sudrajat Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kesehatan Lingkungan

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i4.35977

Keywords:

curah hujan, demam berdarah, dengue, studi ekologi

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan serius di negara-negara tropis seperti Indonesia, terutama saat musim hujan ketika curah hujan tinggi menyebabkan banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Peningkatan kasus DBD sering terjadi selama musim hujan, tetapi hubungan antara curah hujan dan kasus DBD belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara curah hujan dan jumlah kasus DBD guna mendukung kebijakan pencegahan yang lebih tepat. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain studi ekologi time series menggunakan data sekunder dari Puskesmas Beringin Raya dan BMKG. Populasi penelitian adalah seluruh kasus DBD di wilayah tersebut pada periode 2020-2022, dengan metode total sampling. Variabel bebasnya adalah curah hujan, sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah kasus DBD. Analisis data dilakukan menggunakan korelasi dan regresi untuk melihat hubungan antara kedua variabel. Selama penelitian, PPKM akibat pandemi Covid-19 diterapkan, yang mempengaruhi pola aktivitas. Uji Korelasi Spearman menunjukkan nilai p=0,946 (p>?), sehingga tidak ditemukan hubungan signifikan antara curah hujan dan kejadian DBD, dengan korelasi sangat lemah (r=0,012). Ketiadaan hubungan ini mungkin dipengaruhi oleh cakupan wilayah yang kecil, kondisi pandemi, serta faktor-faktor lain seperti kepadatan penduduk. Puskesmas perlu memperkuat program pengendalian DBD, terutama saat musim hujan.

References

amalan Tomia, & Sumiati Tomia. (2024). Contribution Of Climate Factors To The Incidence Of Dengue Fever In Tobelo City, North Halmahera District, 2017-2021. https://doi.org/10.5281/ZENODO.10695881

Amrullah, Moh.Adib, & Fara Chitra. (2022). Hubungan Curah Hujan, Pengetahuan Dan Perilaku Terhadap Suspek Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Masa Pandemi Di Puskesmas Alianyang Kota Pontianak. Journal of Environmental Health and Sanitation Technology, 1, 12–16.

Bhatia, S., Bansal, D., Patil, S., Pandya, S., Ilyas, Q. M., & Imran, S. (2022). A Retrospective Study of Climate Change Affecting Dengue: Evidences, Challenges and Future Directions. Frontiers in Public Health, 10, 884645. https://doi.org/10.3389/fpubh.2022.884645

Carreto, C., Gutiérrez-Romero, R., & Rodríguez, T. (2022). Climate-driven mosquito-borne viral suitability index: Measuring risk transmission of Dengue, chikungunya and Zika in Mexico. International Journal of Health Geographics, 21(1), 15. https://doi.org/10.1186/s12942-022-00317-0

Childs, M. L., Lyberger, K., Harris, M., Burke, M., & Mordecai, E. A. (2024). Climate warming is expanding Dengue burden in the Americas and Asia. https://doi.org/10.1101/2024.01.08.24301015

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. (2021). Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2021. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

Faradillah Amalia Febrianti, Eny Qurniyawati, Muhammad Atoillah Isfandiari, & Nayla Mohamed Gomaa Nasr. (2023). An Epidemiological Overview Of Dengue Hemorrhagic Fever (Dhf) Cases In Kediri Regency During 2017-2021. Jurnal Berkala Epidemiologi Periodic Epidemiology Journal, 11, 215–223. https://doi.org/DOI: 10.20473/jbe.v11i32023.215-223

Fouque, F., & Reeder, J. C. (2019). Impact of past and on-going changes on climate and weather on vector-borne diseases transmission: A look at the evidence. Infectious Diseases of Poverty, 8(1), 51. https://doi.org/10.1186/s40249-019-0565-1

Keman, S., Sulistiorini, L., Yudhastuti, R., & Agung, Y. (2022). Analysis of the Effect of Climate Risk Factors 6030 on Cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Kendari City. 20(6).

Me, A. D.-F. (n.d.). Teacher’s Resource Book.

Morin, C. W., Comrie, A. C., & Ernst, K. (2013). Climate and Dengue Transmission: Evidence and Implications. Environmental Health Perspectives, 121(11–12), 1264–1272. https://doi.org/10.1289/ehp.1306556

Ribeiro, V. S. T., Telles, J. P., & Tuon, F. F. (2020). Arboviral diseases and COVID?19 in Brazil: Concerns regarding climatic, sanitation, and endemic scenario. Journal of Medical Virology, 92(11), 2390–2391. https://doi.org/10.1002/jmv.26079

Sasmono, R. T., & Santoso, M. S. (2022). Movement dynamics: Reduced Dengue cases during the COVID-19 pandemic. The Lancet Infectious Diseases, 22(5), 570–571. https://doi.org/10.1016/S1473-3099(22)00062-7

Sharma, D., Rai, P. K., Bijauliya, R. K., & Patel, S. (2022). A Study On Assessment Of Quality Procedure And Practices Adopted Among Hospitals In Rohilkhand Region. Journal of Pharmaceutical Negative Results, 13, 1182–1186. Scopus. https://doi.org/10.47750/pnr.2022.13.S05.186

Sulthan Alvin Faiz Bara Mentari & Budi Hartono. (2023). Faktor Risiko Demam Berdarah di Indonesia. Jurnal Manajemen Kesehatan, 9, 22–36.

Widyantoro, W., Nurjazuli, N., & Darundianti, Y. H. (2021). Hubungan Faktor Cuaca dengan Kejadian Demam Berdarah di Kabupaten Bantul. Jurnal Aisyah?: Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(4). https://doi.org/10.30604/jika.v6i4.863

Downloads

Published

2024-12-20