HUBUNGAN DIAMETER APPENDIX VERMIFORMIS BERDASARKAN HASIL USG DENGAN GRADING APENDISITIS PADA PASIEN APENDEKTOMI DI RSUD MASSENREMPULU TAHUN 2023

Authors

  • Lera Lera Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia
  • Azis Beru Gani Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia
  • Zulfahmidah Zulfahmidah Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia
  • Febie Irsandy Syahruddin Departemen Ilmu Radiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia
  • Berry Erida Hasbi Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i4.35949

Keywords:

Apendisitis Akut, Diameter Apendiks, Tingkat keparahan

Abstract

Apendisitis adalah penyebab tersering inflamasi akut di kuadran kanan bawah. Penegakan diagnosis apendisitis secara umum dengan anamnesis, pemfis, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium maupun radiologi. Ultrasonografi menjadi pilihan utama karena penggunaannya yang mudah, murah, dan tidak invasif, meskipun CT-Scan lebih unggul dalam hal menentukan diagnosis apendisitis, namun tidak semua rumah sakit di Indonesia memiliki alat tersebut. Tingkat keparahan dari apendisitis diukur berdasarkan hasil temuan operasi yang bisa dilanjutkan dalam pemeriksaan histopatologi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menganalisis hubungan diameter appendix vermiformis dari hasil pemeriksaan USG dengan tingkat keparahan apendisitis. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 39 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan teknik totak sampling. Uji korelasi rank spearman yang dilakukan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara diameter apendiks berdasarkan USG dengan tingkat keparahan apendisitis dengan nilai p yaitu 0,000 < 0,05. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara ukuran diameter apendiks dengan tingkat kepararahan apendisitis pada pasien apendektomi di RSUD Massenrempulu

References

Advancya, F. S. I., Wibowo, A. A., Yuliana, I., Budiwanata, W., & Mashuri. (2022). Hubungan diameter apendiks berdasarkan USG dengan skor Alvarado pada apendisitis akut. Homeostasis, Vol: 5

Ali M, Iqbal J, Sayani R. (2018). Accuracy of computed tomography in differentiating perforated from nonperforated appendicitis, taking histopathology as the gold standard. Cureus;10(12):e3735.

Awaluddin. (2020) Risiko terjadinya apendisitis pada penderita apendisitis di Rsud Batara Guru Belopa Kabupaten Luwu Tahun 2020. J Kesehatan [Internet]. 2020;7(1):67–72. Available from: http://jurnalstikesluwuraya.ac.id/index. php/eq/article/view/30/2

Henfa H, Cruz D, Klinis A, Mayasari D. (2022). Aspek Klinis Dan Tatalaksana Apendisitis Akut. JK Unila.Vol:6.

Hernandez MC, Aho JM, Habermann EB, Choudhry AJ, Morris DS, Zielinski MD. 2017.Increased Anatomic Severity Predicts Outcomes: Validation of the American Association for the Surgery of Trauma’s Emergency General Surgery score in appendicitis. In: Journal of Trauma and Acute Care Surgery. Vol:82(73-78). doi:10.1097/TA.0000000000001274

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar (RIskesdas). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI.

Lee MW, Kim YJ, Jeon HJ, Park SW, Jung SI, Yi JG. (2009). AJR Am J Roentgenol. Sonografi nyeri akut pada kuadran kanan bawah: pentingnya peningkatan gema lemak intraabdominal ; 192 :174–179. [ PubMed ] [ Google Scholar ]

Lotfollahzadeh S, Lopez RA, Deppen JG. Radang usus buntu. [Diperbarui 12 Februari 2024]. Dalam: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493193/

Mansjoer A, Suprohaita WW, Setiowulan W. (2008) Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2 Edisi III. Media Aesculapius FKUI. Jakarta. Hal;99.

Maulana E., Salsabila AS.(2022).Hubungan Diagnosa Apendisitis Akut Dengan Jumlah Leukosit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Syifa Medika jurnal. Vol 12:106-112

Noguchi T, Yoshimitsu K, Yoshida M (2005). Struktur hiperekoik periappendiks pada sonografi: tanda radang usus buntu parah. J Ultrasound Med; 24 :323–327.

Profil dan Data Rumah Sakit Umum daerah Massenrempulu. 2016. Tentang Sejarah Pembangungan Rumah Sakit Massenrempulu Kabupaten Enrekang.

Purnamasari R, Irsandy Syahruddin F, Millaty Dirgahayu A, Iskandar D.2023. Karakteristik Klinis Penderita Apendisitis. Umi Medical Journal.Vol:8.

Raffa, A., Abduljabbar, A., & Alharth, A. (2022). Comparison of ultrasound and computed tomography scanning accuracy in diagnosing acute appendicitis at King Abdulaziz University Hospital. Cureus. Vol:14(11).doi:10.7759/cureus.31880

Ramadhani IN, Nasir M, Munir MA. (2021). Case Report:Acute Appendicitis.Vol:3.

Sarla,GS. (2019) Epidemiologu Of Acutre Appendicitis.Journal Of Clinical And Medication Research. http://dx.doi.org/10.37191/Mapsci-2582-4333-1(3)-014

Survei Kesehatan Rumah Tangga. (2014). Kegawatdaruratan Abdomen. Jakarta:Biro Pusat Statistik.

Syabana, M. R., Wibowo, A. A., Yuliana, I., Poerwosusanta, H., & Oktaviyanti, I. K. (2022). Hubungan pembesaran diameter apendiks dengan sebukan sel radang pada pasien apendisitis akut di RSUD Ulin Banjarmasin. Homeostasis, Vol:5.

Walid A, Muhammad A, Hussain Z. (2021).Value of Periappendiceal Fat Sign on Ultrasound in Acute Appendicitis. Cureus.doi:10.7759/cureus.16321.PMID:34395109;PMCID:PMC8357021

World Health Organization. (2016). Essential Emergency Surgical Procedures in Resource-Limited Facilities: A WHO Workshop in Mongolia-Clinical Care:Mergency Surgery.http://iris.wpro.who.int/bitscream/handle/10665.1/13588/leaving-no-one-behind-WHO-mongolia-pdf

Downloads

Published

2024-10-31