ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEFTRIAKSON DAN SEFOTAKSIM PADA PASIEN DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BUDHI ASIH

Authors

  • Raihanah Azmi Mahdiyyah Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi Universitas Binawan
  • Bunga Destiyana AP Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi, Universitas Binawan
  • Nurraya Lukitasari Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi, Universitas Binawan

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i4.35556

Keywords:

antibiotik, CEA, demam tifoid

Abstract

Demam tifoid paling sering terjadi pada anak usia 5-11 tahun karena beresiko tinggi mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhi. Studi farmakoekonomi diperlukan untuk menganalisis pemilihan kombinasi antibiotik yang bervariasi dengan mempertimbangkan biaya dan efektivitas. Tujuan pada penelitian ini yaitu mengetahui pola penggunaan antibiotik oleh pasien demam tifoid anak yang dirawat di RSUD Budhi Asih, mengetahui biaya medis langsung pasien anak demam tifoid yang dirawat di RSUD Budhi Asih, dan mengetahui hubungan antara biaya medis langsung dengan lama rawat inap. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari–Maret 2024. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif dimana pengambilan sampel ini menggunakan dua variable yaitu variable bebas terdiri dari biaya medis langsung dan variabel terikat adalah lama rawat inap.  Nilai efektivitas pada penelitian ini diukur dari lamanya rawat inap pasien. Hasil menunjukkan yaitu perhitungan ACER terhadap biaya rata-rata medis langsung antibiotik seftriakson yaitu Rp. 2.153.007 sedangkan ACER antibiotik sefotaksim Rp. 2.589.709 sehingga terapi antibiotik pada pasien demam tifoid anak dengan antibiotik seftriakson lebih hemat biaya dibandingkan sefotaksim. Terdapat hubungan antara biaya medis langsung dengan lama rawat inap karena nilai p value yang dihasilkan adalah 0,004 (H1 = diterima). Antibiotik seftriakson yang lebih cost-effective disebabkan karena lebih tingginya presentase efektivitas dan lebih singkatnya lama rawat inap, karena semakin lama masa perawatan akan meningkatkan biaya medis langsung maupun tidak langsung.  

References

Adhelita, E. (2019). ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DENGAN METODE ANALISIS EOQ DI IFRS RSUD DR. M. SOEWANDHIE SURABAYA.

Amalia, T., & Ramadhan, D. K. (2020). ANALISIS KEGIATAN PENGELOLAAN SEDIAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI BERDASARKAN PERMENKES RI NOMOR 72 TAHUN 2016 DI RS X KABUPATEN BEKASI. Jurnal Inkofar, 1(2). https://doi.org/10.46846/jurnalinkofar.v1i2.105

Baroroh, F., & Fathonah, S. S. (2017). BIAYA MEDIK LANGSUNG TERAPI HIPERTENSI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT X YOGYAKARTA. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis, 3(2), 6–13. https://doi.org/10.31603/pharmacy.v3i2.1724

Betan, A., Badaruddin, B., & Fatmawati, F. (2022). Personal Hygiene dengan Kejadian Demam Tifoid. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 505–512. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i2.821

Frianto, D., Karsiah, K. D., & Farmasi, P. (2022). ANALISIS MINIMALISASI BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEFTRIAKSON DAN SEFOTAKSIM PADA PASIEN ANAK DIARE AKUT DI RUMAH SAKIT HOLISTIC PURWAKARTA.

Hasyul, S. F. P., Puspita, T., Nuari, D. A., Muntaqin, E. P., Wartini, E., & Eka, M. Y. (2019). Evaluation Of Antibiotic Treatment Of Typhoid Fever In Garut Regency January-December 2017. 10(2).

Hazimah, K., Priastomo, M., & Rusli, R. (2018). Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Demam Tifoid di RS SMC Periode 2017. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 7, 57–62. https://doi.org/10.25026/mpc.v7i1.290

Hazimah, K. W., Priastomo, M., & Rusli, R. (2019). Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antibiotik pada Pasien Demam Tifoid di RS SMC Periode 2017. Jurnal Sains dan Kesehatan, 2(2), 107–114. https://doi.org/10.25026/jsk.v2i2.126

Melarosa, P. R., Ernawati, D. K., & Mahendra, A. N. (2019). Pola Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Dewasa Dengan Demam Tifoid di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2016-2017. E-Jurnal Medika Udayana, 8(1), 12. https://doi.org/10.24922/eum.v8i1.45224

Nafiah, F. (2018). Kenali Demam Tifoid Dan Mekanismenya. Deepublish (CV BUDI UTAMA).

Nuraini, F. A., Garna, H., & Respati, T. (2015). Perbandingan Kloramfenikol dengan Seftriakson terhadap lama Lama Hari Turun Demam pada Anak Demam Tifoid.

Pratiwi, G., & Rosita, M. (2022). EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DENGAN METODE ATC/DDD. 14(2).

Pratiwi, R. I. & Anggy Rima Putri. (2022). Perbandingan Efektivitas Ceftriaxone dan Cefotaxime Pada Paien Anak Demam Tifoid Di Rumah Sakit Mitra Siaga. Jurnal Ilmiah Manuntung, 8(1), 8–13. https://doi.org/10.51352/jim.v8i1.461

Prehamukti, A. A. (2018). Faktor Lingkungan dan Perilaku terhadap Kejadian Demam Tifoid. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 2(4), 587–598. https://doi.org/10.15294/higeia.v2i4.24275

Retno Wulandari, Safitri, A., & Sri Mintasih. (2021). Tingkat Kecemasan dengan Lama Rawat Inap Covid 19. Journal of Nursing Education and Practice, 1(2), 22–31. https://doi.org/10.53801/jnep.v1i2.31

Setyowati, E., Muharyanti, R., Simbara, A., & Dahbul, N. A. (2022). HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN PERIODE RAWAT INAP PASIEN COVID-19 YANG MENDAPAT TERAPI FAVIPIRAVIR. Indonesia Jurnal Farmasi, 7(2), 70. https://doi.org/10.26751/ijf.v7i2.1753

Tuloli, T. S. (2017). Cost-Effectiveness Analysis Terapi Antibiotik Seftriakson dan Sefotaksim Pada Pasien Tifoid di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto. Jurnal Entropi, Vol.12 No.1.

Ulfah, U., Halimah, E., & Suwantika, A. A. (2022). Analisis Efektivitas Biaya Pasien PROLANIS DM Tipe 2 di Puskesmas Kota Bandung: Cost Effectiveness Analysis of PROLANIS Patients with DM Type 2 at Bandung Health Centers. Jurnal Sains dan Kesehatan, 4(1), 19–27. https://doi.org/10.25026/jsk.v4i1.761

Downloads

Published

2024-11-28