GAMBARAN DERMATOFITA PENYEBAB TINEA PEDIS PADA PEKERJA BANGUNAN DI KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v6i1.35547Keywords:
Dermatofita1, Pekerja Bangunan2, Tinea Pedis3Abstract
Jamur dermatofita dapat menyebabkan penyakit infeksi kulit pada manusia, disebut dermatofitosis. Salah satu penyakit dermatofitosis yaitu Tinea Pedis dan sering ditemukan pada sela jari kaki ditandai dengan timbulnya ruam yang membentuk lingkaran seperti cincin, kulit menjadi tebal. Penyebabnya adalah genus Trichophython, Microsporum dan Epidermophyton. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran dermatofita penyebab Tinea Pedis pada pekerja bangunan di Kecamatan Palaran Kota Samarinda. Jenis penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel 55 kerokan sela jari kaki pekerja bangunan dengan teknik Purposive Sampling. Pengambilan data menggunakan lembar observasi dan pengambilan langsung kerokan sela jari kaki. Metode pemeriksaan dilakukan pengamatan secara makroskopis pada media Sabourand Dextrose Agar (SDA) dan mikroskopis dengan slide kultur pewarnaan Lactophenol Cotton Blue (LPCB). Analisis data menggunakan univariat. Hasil penelitian ditemukan jamur dermatofita sebanyak 48 sampel (87,28) dan non dermatofita sebanyak 7 sampel (12,72%). Jamur dermatofita didapatkan genus Trichophyton sp dan non dermatofita Aspergillus sp, Penicillium sp, Curvularia sp, Candida sp, Cladiophialophora sp, Rhizopus sp. Pertumbuhan jamur dermatofita berdasarkan karakterisasi responden masa lama bekerja >5 tahun sebanyak 48 sampel (87,28%), usia 40-60 tahun sebanyak 34 sampel (61,82%) dan personal hygiene buruk sebanyak 48 sampel positif (87,28%). Kesimpulan ditemukan jamur dermatofita penyebab Tinea Pedis pada pekerja bangunan. Pekerja bangunan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran diri pentingnya menjaga kebersihan kaki dan menjaga pola hidup bersih pada saat bekerja.References
Apostolovska, S., & Petrovska, B. B. (2015). Medical fungi. In International Journal of Pharmaceutical Research (Vol. 7, Issue 1).
Carmelita, P., & Haris, M, S. (2022). Identifikasi Jamur Dermatofita Penyebab Infeksi Tinea Pedis Pada Sela Jari Kaki Nelayan Di Desa Lebak Kecamatan Ketapang. 1–12.
Fahmi, N. F., Anggraini, D. A., & Abror, Y. K. (2021). Abstrak Onikomikosis merupakan infeksi pada lempeng kuku yang dapat disebabkan oleh jamur dermatofita (. Journal Kesehatan Masyarakat, 1–123.
Farihatun, A. (2018). Identifikasi Jamur Penyebab Tinea Pedis Pada Kaki Penyadap Karet Di Ptpn Viii Cikupa Desa Cikupa Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis Tahun 2017. Meditory : The Journal of Medical Laboratory, 6(1), 56–60. https://doi.org/10.33992/m.v6i1.236
Hardanti, S, D. (2020). “Gambaran Jamur Dermatofita Penyebab Tinea Unguium Pada Kuku Petani, Tukang Cuci, Kuli Pasir Dan Petambak (Studi Pustaka)”: Diploma thesis. Tanjungkarang: Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjungkarangitle.
Harlim, A., Permana, N. V., & Rahfiludin, M. Z. (2023). Hubungan Antara Kejadian Infeksi Tinea Pedis Dengan Pekerja Jasa Cuci Mobil di Wilayah Jatibening. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 22(1), 96–103. https://doi.org/10.14710/jkli.22.1.96-103
Hartati, R. F. (2017). Identifikasi jamur Trichophyton rubrum pada petani yang terinfeksi Tinea pedis. Sekolah Inggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang, 29–30. http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/305/1/Rizky Firman Hartati .pdf
Hasanah, D. M. (2021). Identifikasi Jamur Pada Kuku Kaki Petani di Desa Moara Kecamatan Klampis. STIKES Ngudia Husada Madura, 2(1), 5–8.
Hidayat, R. (2018). Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online). 2(23), 86–94.
Husen, F., Ratnaningtyas, N. I., Khasanah, N. A. H., Yuniati, N. I., & Islmaiyati, D. (2023). Jamur Non-Dermatofita Pada Kuku Jari Tangan (Finger Nails) Penyebab Onikomikosis. Jurnal Bina Cipta Husada: Urnal Kesehatan Dan Science, 19(1), 77–87.
Improah, A. N. (2015). Identifikasi Jamur Tinea Pedis pada Pemulung (Studi di Dusun Candimulyo Jombang). 69.
Irianto, K. (2013). Mikrobiologi Menguak Mikroorganisme Jilid 2. Bandung: Yrama Widya. Entjang, I, Ilmu Kesehatan Masyarakat (Yrama Widya (ed.); 2nd ed.). 2013. http://ucs.sulsellib.net//index.php?p=show_detail&id=54801
Latifah, I., & Sulistiawan, N. (2019). Identifikasi Jamur Dermatophyta Penyebab Tinea Unguium Pada Kuku Kaki Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Penggunaan Alas Kaki Di Desa Pauh Menang Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin, Jambi. Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 5(2), 189–197. https://doi.org/10.37012/anakes.v5i2.347
Munadhifah, F. (2020). Prevalensi Dan Pola Infeksi Jamur Dermatofita Pada Petani Literature Review. Karya Tulis Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
Nurdin, E., Zuchrullah, M., & Achiruddin, N. (2023). Deteksi Jamur Dermatofit Dan Non Dermatofit Pada Tinea Unguium Menggunakan Media Alternatif Sukun Dekstrosa Agar Detection. 4(1), 3776–3781.
Nurfadillah, Hartati, & Sulfiani. (2021). Identifikasi Jamur Dermatofita Penyebab Tinea unguium Pada Kuku kaki Petani di Dusun Ballakale Desa Aska Kecamatan Sinjai selatan Kabupaten Sinjai. Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat (The Journal of Public Health), 3(2), 84–92. https://doi.org/10.55340/kjkm.v3i2.498
Nurhidayah, A., Ritma Dhanti, K., & Supriyadi. (2021). Identifikasi Jamur Patogen Penyebab Dermatofitosis. Program Studi Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 5, 8–17.
Ramadhany, A., Rifqoh, & Roebiakto, E. (2019). Gambaran Infeksi Tinea Pedis Pada Pekerja Bangunan Di Daerah Batur Kota Banjarbaru.
Romansyah, P. Y., Hartini, S., & Azzahra, S. (2023). Gambaran Jamur Trichophyton Sp Pada Kaki Petugas Dinas Lingkungan Hidup Samarinda Seberang. Jurnal Analis Laboratorium Medik, 8(1), 12–18. https://doi.org/10.51544/jalm.v8i1.3801
Soedarto. (2016). Buku ajar parasitilogi kedokteran : Hand book of medical parasitology (S. Seto (ed.); 2nd ed.). 2016.
Supenah, P. (2020). Indikasi Jamur Dermatofita pada Jari Kaki Pekerja Batu Alam Di Desa Bobos Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Health Information : Jurnal Penelitian, 12(1), 38–45. https://doi.org/10.36990/hijp.vi.166
Wahyuningsih, S., Ariibaturrrosmiyyati, & Susanto, A. (2015). Pemeriksaan Jamur Kuku (Onikomikosis) Pada Kuku Pekerja Sawah Di Desa Candimulyo Jombang (Studi. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/59212/MjcxMjIw/Kesiapsiagaan-Individu-dan-Rumah-Tangga-dalam-Menghadapi-Bencana-Banjir-Di-Kota-Surakarta-Tahun-2017-Sebagai-Suplemen-Materi-Pembelajaran-Geografi-Pada-Materi-Pokok-Mitigasi-Bencana-Alam-Kelas-Xi-S
Wardawati, Ihsan; Efendi, Fikry; Kamal, Kasyunil :Sudadi, Hirawan; Dewi Sumaryani, S. (2015). Model Prediksi Risiko Kejadian Tinea Pedis Pada Pekerja Laki-laki di Lingkungan Kerja Panas [Universitas Indonesia , Fakultas Kedokteran]. https://lib.ui.ac.id/detail?id=20403946&lokasi=lokal
Wasilah, S. Z., Nasution, J., Rahmiati, R., Fadillah, M. A., Bangu, B., Supriyanto, S., Salim, M., Darsono, K., Anwar, A. Y., Asikin, Z. F., Nurhayati, E., & Malik, N. (2023). Mikologi.
Zunelti, F. (2020). Identifikasi jamur dermatofita pada kuku perajin batu bata di kecamatan panti kabupaten pasaman timur. In Program Studi Diploma Tiga Teknologi Laboratorium Medis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Nur Octavia Indra Jati, Tiara Dini Harlita, Sresta Azahra

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).


