KAJIAN HUBUNGAN PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS FASE AWAL TERHADAP KADAR SGOT-SGPT PADA PASIEN TBC PARU DI RSUD PASAR REBO JAKARTA

Authors

  • Dini Permata Sari Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Jakarta Utara
  • Vevi Andriani Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Jakarta Utara

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i4.34066

Keywords:

Tuberkulosis, Obat Anti Tuberkulosis, SGOT, SGPT, Hepatotoksisitas

Abstract

Tuberkulosis (TBC) paru merupakan suatu penyakit infeksi serius yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Obat anti tuberkulosis (OAT) sangat penting dalam pengobatan TBC, namun dapat menyebabkan hepatotoksisitas yang ditunjukkan oleh peningkatan kadar enzim hati seperti SGOT (AST) dan SGPT (ALT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan OAT fase awal terhadap kadar SGOT dan SGPT pasien TBC paru di RSUD Pasar Rebo Jakarta. Metode penelitian ini  observasional analitik dengan menggunakan desain cross-sectional dengan data retrospektif dari rekam medis 43 pasien yang memenuhi kriteria inklusi pada bulan Januari-Maret 2024. Populasi terdiri dari pasien TBC paru, dengan sampel dipilih melalui purposive sampling. Variabel penelitian meliputi karakteristik demografi, kadar SGOT, dan SGPT. Data dikumpulkan menggunakan e-rekam medis dan dianalisis dengan metode statistik SPSS. Hasil studi ini mengungkapkan bahwa mayoritas pasien adalah jenis kelamin laki-laki, terhitung 58,2% dari total sampel. OAT fase awal yang paling banyak digunakan adalah kombinasi dosis tetap (KDT) yang digunakan oleh 81,4% pasien. Kadar SGOT normal diamati pada 65,1% pasien, dan kadar SGPT normal pada 81,4% pasien. Kesimpulan dari penelitian ini adalah peningkatan kadar SGPT dan SGOT akibat obat Anti Tuberkulosis (OAT) tidak terjadi pada semua pasien, namun secara kualitatif efek pemberian obat anti tuberkulosis meningkatkan kadar SGPT dan SGPT. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun OAT fase awal umumnya aman digunakan, pemantauan fungsi hati sangat penting dilakukan.

References

Andayani, S., & Astuti, Y. (2017). Prediksi Kejadian Penyakit Tuberkolosis Paru Berdasarkan Usia di Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020. Indonesian Journal for Health Sciences, 01(02), 29–33. http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/,

Chairini, S., Paru Jajar Surakarta, R., Profesor Soeharso No, J. D., Laweyan, K., Surakarta Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang, K., Wolter Monginsidi Pedurungan Tengah, J., & Semarang, K. (n.d.). Gambaran Pemeriksaan Kadar SGOT dan SGPT pada Penderita Tuberkulosis Paru Profile of SGOT and SGPT levels in Patients with Pulmonary Tuberculosis (Vol. 02). https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/JLM/

Chalasani, N., Younossi, Z., Lavine, J. E., Diehl, A. M., Brunt, E. M., Cusi, K., Charlton, M., & Sanyal, A. J. (2012). The diagnosis and management of non-alcoholic fatty liver disease: Practice Guideline by the American Association for the Study of Liver Diseases, American College of Gastroenterology, and the American Gastroenterological Association. Hepatology, 55(6), 2005–2023. https://doi.org/10.1002/hep.25762

Clarasanti, I., Wongkar, M. C. P., & Waleleng, B. J. (2016). Gambaran enzim transaminase pada pasien tuberkulosis paru yang diterapi dengan obat-obat anti tuberkulosis. Jurnal E-Clinic (ECl), 4(1).

Dewi, B. D. N. (2019). Diabetes Melitus & Infeksi Tuberkulosis-Diagnosis dan Pendekatan Terapi. Andi.

Global Tuberculosis Report 2021. (2021). World Health Organization.

Hasanah, N., Okta Ratnaningtyas, T., & Razana, A. (2020). Pengaruh Obat Anti Tuberkulosis terhadap Nilai SGPT dan SGOT Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Pasien Tuberkulosis Paru di RS Sari Asis Ciputat. Jurnal Ilmiah Farmasi, 9(2), 2020–2030. https://doi.org/10.30591/pjif.v%vi%i.1881

Hassen Ali, A., Belachew, T., Yami, A., & Ayen, W. Y. (2013). Anti-Tuberculosis Drug Induced Hepatotoxicity among TB/HIV Co-Infected Patients at Jimma University Hospital, Ethiopia: Nested Case-Control Study. PLoS ONE, 8(5). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0064622

Kaona, F. A. D., Tuba, M., Siziya, S., & Sikaona, L. (2004). An assessment of factors contributing to treatment adherence and knowledge of TB transmission among patients on TB treatment. In BMC Public Health (Vol. 4). BioMed Central Ltd. https://doi.org/10.1186/1471-2458-4-68

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.

Lestari, R. H., Willy, ;, Uwan, B., & Raharjo, ; Widi. (2018). Gambaran Kadar Enzim Transaminase Pada Pasien Tuberkulosis Yang Mendapat Terapi Obat Anti Tuberkulosis Di Unit Pengobatan Penyakit Paru-Paru Provinsi Kalimantan Barat. Journal Pharmacy Of Tanjungpura, 5(1).

Molla, Y., Wubetu, M., & Dessie, B. (2021). Anti-Tuberculosis Drug Induced Hepatotoxicity and Associated Factors among Tuberculosis Patients at Selected Hospitals, Ethiopia. Hepatic Medicine: Evidence and Research, Volume 13, 1–8. https://doi.org/10.2147/hmer.s290542

Munawarah, Djide, M. N., Santoso, A., Wahyuddin, E., Sartini, & Djabir, Y. Y. (2019). Pengaruh Penggunaan Sediaan Fixed Dose Combination (Fdc) Dibandingkan Dengan Tablet Lepas Obat Anti - Tuberkulosis Terhadap Peningkatan Nilai Sgpt Dan Sgot Pada Pasien Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar. Majalah Farmasi Dan Farmakologi, 23(1), 32–34.

Pandit, A., Sachdeva, T., & Bafna, P. (2012). Drug-induced hepatotoxicity: A review. In Journal of Applied Pharmaceutical Science (Vol. 2, Issue 5, pp. 233–243). https://doi.org/10.7324/JAPS.2012.2541

Rasyid, S. A., Armayani, Yuniati, & Lio, T. M. P. (2020). Analysis of serum glutamic pyruvic transaminase and serum glutamic oxaloacetic transaminase levels in tuberculosis patients who are undergoing oat treatment in Kendari City General Hospital, Kota Kendari, Indonesia. Infectious Disease Reports, 12. https://doi.org/10.4081/idr.2020.8737

Rojali, & Noviatuzzahrah. (2018). Faktor Risiko Kepatuhan Pengobatan pada Penderita Tb Paru BTA Positif. 9(1).

Sabiti, F. B., & Sa’dyah, N. A. C. (2022). The Relationship Between Side Effects Of Tuberculosis Drug Use And SGOT/SGPT Value Of Intensive Phase Patients. Jurnal Farmasi Sains Dan Praktis, 8(3), 281–285. https://doi.org/10.31603/pharmacy.v8i3.4721

Schaberg, T., Rebhan, K., & Lode, H. (1996). Risk factors for side-effects of isoniazid, rifampin and pyrazinamide in patients hospitalized for pulmonary tuberculosis. European Respiratory Journal, 9(10), 2026–2030. https://doi.org/10.1183/09031936.96.09102026

Siami, S., & Azmi, R. N. (2021). Analisis Faktor Resiko Hepatotoksik dalam Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (Oat) pada Pasien Tuberkulosis. Borneo Student Research, 3(1), 1011–1018.

Stephanie, G., Maulida Julia Saputri, M. J. S., & Suparno Putera Makkadafi, S. P. M. (2024). Gambaran Kadar Sgot dan Sgpt pada Pasien Tuberkulosis Paru Aktif. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 3(1), 22–27. https://doi.org/10.57151/jsika.v3i1.261

Tostmann, A., Boeree, M. J., Aarnoutse, R. E., De Lange, W. C. M., Van Der Ven, A. J. A. M., & Dekhuijzen, R. (2008). Antituberculosis drug-induced hepatotoxicity: Concise up-to-date review. In Journal of Gastroenterology and Hepatology (Australia) (Vol. 23, Issue 2, pp. 192–202). Blackwell Publishing. https://doi.org/10.1111/j.1440-1746.2007.05207.x

Wilkinson, G. R. (2005). Drug Metabolism and Variability among Patients in Drug Response. www.nejm.org

Zeleke, A., Misiker, B., & Yesuf, T. A. (2020). Drug-induced hepatotoxicity among TB/HIV co-infected patients in a referral hospital, Ethiopia. BMC Research Notes, 13(1). https://doi.org/10.1186/s13104-019-4872-1

Downloads

Published

2024-11-27