PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PASIEN AUTOIMMUNE HEMOLYTIC ANEMIA (AIHA) PADA ANAK

Authors

  • Latifah Ummu Kultsum Program Studi S1 Gizi, Universitas Airlangga

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i2.28200

Keywords:

AIHA, Anak, Asuhan Gizi, Autoimmune Hemolytic Anemia

Abstract

Autoimmune hemolytic anemia (AIHA) merupakan pemecahan sel darah dapatan yang terdekompensasi disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang bekerja melawan antigen sel darah merah itu sendiri. AIHA terjadi ketika sel darah merah dianggap sebagai substansi asing di dalam tubuh sehingga sistem imun bekerja untuk menghancurkannya. Apabila hal ini terjadi, maka akan terjadi destruksi berlebihan terhadap sel darah merah sehingga kadarnya di dalam tubuh akan menurun. Upaya penyembuhan anemia salah satunya dengan pemberian diet yang tepat sehingga dapat mencegah terjadinya penurunan kondisi yang akan memperparah penyakit. Penelitian ini dilakukan di RS J Surabaya pada bulan Oktober 2023. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif dan proses asuhan gizi dilakukan selama tiga hari dalam monitoring dan evaluasi beberapa aspek meliputi asupan, biokimia, dan fisik/klinis. Hasil penelitian menunjukkan kondisi pasien berangsur membaik dibandingkan dengan pertama kali masuk rumah sakit ditandai dengan hasil pemeriksaan biokimia (eosinofil, monosit, eritrosit, hematokrit, hemoglobin, dan trombosit), fisik/klinis (suhu tubuh dan nadi), dan asupan yang menunjukkan perbaikan walaupun belum mencapai kondisi normal. Diet yang diberikan kepada pasien adalah diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) dan pengamatan sisa makanan menggunakan metode visual comstock. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi asupan makanan, target yang ditentukan untuk asupan energi, protein, lemak, vitamin C, dan zat besi belum tercapai sedangkan target asupan karbohidrat pada hari ketiga telah tercapai. Target monitoring dan evaluasi untuk kadar limfosit, neutrofil, eritrosit, hemoglobin, hematokrit telah tercapai dan nilai pemeriksaan sudah mengalami perubahan menuju atau mencapai kadar normal.

References

Almatsier, S. (2004) Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Aminzadeh, Z. dan Parsa, E. (2011) “Relationship between Age and Peripheral White Blood Cell Count in Patients with Sepsis,” International Journal of Preventive Medicine, 2(4).

Barcellini, W., Giannotta, J. dan Fattizzo, B. (2020) “Autoimmune hemolytic anemia in adults: primary risk factors and diagnostic procedures,” Expert Review of Hematology, 13(6), hal. 585–597. Tersedia pada: https://doi.org/10.1080/17474086.2020.1754791.

Brazel, D., Eid, T. dan Harding, C. (2021) “Warm and Cold Autoimmune hemolytic Anemia in the Setting of COVID-19 Disease,” Cureus [Preprint]. Tersedia pada: https://doi.org/10.7759/cureus.18127.

DeLoughery dan Thomas (2013) “Autoimmune hemolytic Anemia,” Hematology, 8.

Djafar, M. dan Sulistyowati, H. (2016) “Hubungan Nafsu Makan, Pengetahuan Gizi dengan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi di Rumkital Dr. Mintohardjo,” STIKes Binawan, 2, hal. 1–9.

Erlawati, Wijayanti, I.T. dan Suparjo (2022) “Pengaruh Pemberian Jahe Emprit Terhadap Frekuensi Mual Dan Muntah Ibu Hamil Trimester 1 Dan 2,” Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 5(4), hal. 1377–1386.

Fattizzo, B. et al. (2020) “Difficult Cases of Autoimmune hemolytic Anemia: A Challenge for the Internal Medicine Specialist,” Journal of Clinical Medicine, 9(12), hal. 3858. Tersedia pada: https://doi.org/10.3390/jcm9123858.

Fayasari, A. (2020) Penilaian Konsumsi Pangan. Jombang: Kun Fayakun.

Forde, C.G. dan Bolhuis, D. (2022) “Interrelations Between Food Form, Texture, and Matrix Influence Energy Intake and Metabolic Responses,” Current Nutrition Reports, 11(2), hal. 124–132. Tersedia pada: https://doi.org/10.1007/s13668-022-00413-4.

Gehrs, B.C. dan Friedberg, R.C. (2002) “Autoimmune hemolytic anemia,” American Journal of Hematology, 69(4), hal. 258–271. Tersedia pada: https://doi.org/10.1002/ajh.10062.

Hill, A. dan Hill, Q.A. (2018) “Autoimmune hemolytic anemia,” Hematology, 2018(1), hal. 382–389. Tersedia pada: https://doi.org/10.1182/asheducation-2018.1.382.

Irawati, I., Prawiningdyah, Y. dan Budiningsari, R.D. (2010) “Analisis sisa makanan dan biaya sisa makanan pasien skizofrenia rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Madani Palu,” Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 6(3), hal. 123. Tersedia pada: https://doi.org/10.22146/ijcn.17720.

Ismoedjianto (2000) “Demam Pada Anak,” Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, Agustus 2000: 103 - 108, 2(2), hal. 103–108.

Kalfa, T.A. (2016) “Warm antibody autoimmune hemolytic anemia,” Hematology, 2016(1), hal. 690–697. Tersedia pada: https://doi.org/10.1182/asheducation-2016.1.690.

Maharani, P.T., Tedja, I.G.A.W. dan Wulandari, D.C. (2023) “Autoimmune hemolytic anemia in a preoperative patient: a case report and literature review,” Intisari Sains Medis, 14(3), hal. 1322–1326. Tersedia pada: https://doi.org/10.15562/ism.v14i3.1865.

Miate, A.L. dan Nurdini, D. (2020) “Hubungan Daya Terima Makanan dengan Sisa Makanan Pada Taruna/Taruni Sekolah Transportasi Darat Bekasi,” Jurnal Ilmiah Gizi Kesehatan, 8(November), hal. 1–15.

Nuraeni, K. (2018) Hubungan ketepatan waktu pemberian makan, variasi menu, cita rasa, kebersihan lat, penampilan petugas dengan sisa makanan lunak pada pasien rawat inap di RS tk. IV cijantung kesdam jaya. Universitas Binawan. Tersedia pada: http://repository.binawan.ac.id/id/eprint/577.

Oktaviani, P. dkk (2018) “Daya Terima Pasien Kelas Iii Terhadap Menu,” 3(1996), hal. 63–68. Tersedia pada: http://jgp.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/home/article/download/110/84.

Pantopoulos, K. et al. (2012) Mechanisms of mammalian iron homeostasis Importance of iron in mammalian physiology, Biochemistry. Tersedia pada: https://doi.org/10.1021/bi300752r.Mechanisms.

Renaningtyas, D., Prawirohartono, E.P. dan Susetyowati, S. (2004) “Pengaruh Penggunaan Modifikasi Standar Resep Lauk Nabati Tempe terhadap Daya Terima dan Persepsi Pasien Rawat Inap,” Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 1(1), hal. 47. Tersedia pada: https://doi.org/10.22146/ijcn.15360.

Rijadi, C.B. (2012) Hubungan rasa makanan, penampilan makanan dan faktor lainnya terhadap daya terima makanan lunak pada pasien dewasa di Gedung Perawatan Umum RSPAD Gatot Soebroto Jakarta tahun 2012. Universitas Indonesia.

Sudha Reddy, V.R. et al. (2011) “Autoimmune hemolytic Anemia: Mixed Type—A Case Report,” Indian Journal of Hematology and Blood Transfusion, 27(2), hal. 107–110. Tersedia pada: https://doi.org/10.1007/s12288-011-0065-3.

Susyani, Prawirohartono dan Sudargo (2005) “Akurasi Petugas Dalam Penentuan Sisa Makanan Pasien Rawat Inap Menggunakan Metode Taksiran Visual Skala Comstock 6 Poin,” Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 2(1), hal. 37–42.

Turner, J., Parsi, M. dan Badireddy, M. (2023) Anemia, StatPearls Publishing. Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499994/ (Diakses: 1 Juni 2024).

Downloads

Published

2024-06-22

How to Cite

Kultsum, L. U. . (2024). PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PASIEN AUTOIMMUNE HEMOLYTIC ANEMIA (AIHA) PADA ANAK. Jurnal Kesehatan Tambusai, 5(2), 3228–3236. https://doi.org/10.31004/jkt.v5i2.28200

Issue

Section

Articles