DETEKSI DINI RISIKO MALNUTRISI PADA ANAK DENGAN TUBERCULOSIS MENGGUNAKAN SCREENING TOOLS: STRONGKids
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v4i4.21479Keywords:
Malnutrisi, STRONGKids, TuberculosisAbstract
Pendahuluan: Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit infeksi yang dapat menimbulkan penurunan berat badan dan penyusutan tubuh. Kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000 penduduk, yang artinya setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 354 orang di antaranya yang menderita TBC. Pasien tuberkulosis paru mengalami penurunan status gizi, sehingga dapat menyebabkan malnutrisi. Faktor penunjang yang berkaitan dengan status gizi pada pasien tuberkulosis paru adalah tingkat kecukupan zat gizi terutama pemenuhan kebutuhan energi dan protein, kebiasaan makan pasien dan jangka waktu orang tersebut terkena tuberkulosis paru. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat gambaran risiko malnutrisi pada Anak dengan TBC. Metode: penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penentuan sampel ditentukan secara accidental sampling dengan kriteria inklusi anak yang berusia 1 tahun sampai 10 tahun, anak dengan TBC aktif ataupun riwayat TBC. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan layak etik dari Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang dengan Nomor: 345/KEPK-TJK/V/2023. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat. Instrumen pada penelitian ini menggunakan instrumen STRONGkids. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 anak (25%) memiliki risiko tinggi mengalami malnutrisi. Risiko sedang untuk mengalami malnutrisi sebanyak 14 anak (70%) dan risiko ringan sebanyak 1 anak (5%). Responden pada penelitian terbagi menjadi anak dengan Tuberculosisi aktif (5%) dan susp Tuberculosis 15 anak (75%). Simpulan: Anak dengan status Tuberculosis aktif memiliki risiko tinggi mengalami malnutrisi dan risiko sedang mengalami malnutrisi pada anak dengan susp Tuberculosis.References
Apriadisiregar, P. A., Gurning, F. P., Eliska, E., & Pratama, M. Y. (2018). Analysis of Factors Associated with Pulmonary Tuberculosis Incidence of Children in Sibuhuan General Hospital. Jurnal Berkala Epidemiologi, 6(3), 268. https://doi.org/10.20473/jbe.V6I32018.268-275
Aulia Husna, C., Fitry Yani, F., & Masri, M. M. (2016). Gambaran Status Gizi Pasien Tuberkulosis Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(1). https://doi.org/10.25077/jka.v5i1.474
Batubara, V. F., Hendarto, A., Advani, N., & Setyanto, D. B. (2017). Luaran Status Nutrisi pada Anak Balita dengan Tuberkulosis di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sari Pediatri, 18(5), 397. https://doi.org/10.14238/sp18.5.2017.397-402
Brajadenta, G. S., Laksana, A. S. D., & Peramiarti, I. D. S. A. P. (2018). Faktor Risiko Tuberkulosis Paru Anak: Studi pada Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Purwokerto. STRADA JURNAL ILMIAH KESEHATAN, 7(2), 1–6. https://doi.org/10.30994/sjik.v7i2.160
Dhanny, D. R., & Sefriantina, S. (2022). Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein dan Status Gizi terhadap Kejadian Tuberkulosis pada Anak. Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF), 2(2), 58. https://doi.org/10.24853/mjnf.2.2.58-68
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. (2021). Profil Kesehatan Provinsi Lampung. https://dinkes.lampungprov.go.id/wpfd_file/profil-kesehatan-provinsi-lampung- tahun-2021_compressed/
Ernawati, K., Ramdhagama, N. R., Ayu, L. A. P., Wilianto, M., Dwianti, V. T. H., & Alawiyah, S. A. (2018). Perbedaan Status Gizi Penderita Tuberkulosis Paru antara Sebelum Pengobatan dan Saat Pengobatan Fase Lanjutan di Johar Baru, Jakarta Pusat. Majalah Kedokteran Bandung, 50(2), 74–78. https://doi.org/10.15395/mkb.v50n2.1292
Gupta, K. B., Gupta, R., Atreja, A., Verma, M., & Vishvkarma, S. (2009). Tuberculosis and nutrition. Lung India, 26(1).
Hapsari, V. D., Purwaty, N. H., & Sulastri, T. (2020). DETEKSI DINI RISIKO GIZI KURANG PADA ANAK BALITA DENGAN DIARE MENGGUNAKAN METODE PYMS dan STRONGkidz. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1), 17–23. https://doi.org/10.52657/jik.v9i1.1010
Ide, L. E. Y. (2019). Prevalence of Tuberculosis among Children with Severe Acute Malnutrition at Ola during Children’s Hospital in Freetown Sierra Leone. Journal of Advances in Medicine and Medical Research, 1–7. https://doi.org/10.9734/jammr/2019/v30i330179
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak.
Nandariesta, F. P., Saraswati, L. D., & Adi, S. (2019). FAKTOR RISIKO RIWAYAT KONTAK, STATUS GIZI ANAK, DAN STATUS EKONOMI TERHADAP KEJADIAN TB ANAK DI KABUPATEN WONOSOBO. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 7.
Puspita, E., Christianto, E., & Yovi, I. (2016). GAMBARAN STATUS GIZI PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) YANG MENJALANI RAWAT JALAN DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU. 3(2).
Wijaya, M. S. D., Mantik, M. F. J., & Rampengan, N. H. (2021). Faktor Risiko Tuberkulosis pada Anak. e-CliniC, 9(1). https://doi.org/10.35790/ecl.v9i1.32117
World Health Organization. (2022). Global Tuberculosis Report.
Yulianty, S. P., Gurnida, D. A., & Chairulfatah, A. (2019). Kemampuan Alat Deteksi Dini Risiko Malnutrisi Menurut American Society for Parenteral and Enteral Nutrition pada Anak 6-60 Bulan oleh Orang Tua. Sari Pediatri, 21(1), 50. https://doi.org/10.14238/sp21.1.2019.50-6
Yusuf, R. N. (2018). HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN TB PARU. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 1(1).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Ayu Riska Nur Suci Ayu, El Rahmayati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).