PERILAKU PEMBERIAN ASI SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA

Authors

  • Shinta Wulandari Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta
  • Rodiyah Soekardi Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta
  • Merita Eka Rahmuniyati Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v4i4.21031

Keywords:

balita, perilaku, pemberian asi, stunting

Abstract

Permasalahan gizi stunting pada balita saat ini masih sering terjadi di Indonesia. Prevalensi balita stunting di Kabupaten Sleman pada tahun 2018 sebanyak 20,60%, dan wilayah kerja Puskesmas Ngemplak 2 sebanyak 9,81%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku pemberian ASI dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak 2 Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain case control. Sampel penelitian adalah ibu yang memiliki balita usia 7-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak 2. Besar sampel sebanyak 70 orang (35 case dan 35 control). Teknik pengambilan data menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil menunjukkan sebagian besar sudah melakukan IMD sebanyak 56 responden (80%), balita yang mendapatkan kolostrum sebanyak 61 balita (87,1%), bayi yang telah diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan sebanyak 61 balita (87,1%) dan sejumlah 26 (51,4%) balita diberi ASI kurang dari 2 tahun. Balita yang tidak dilakukan IMD mempunyai risiko 0,7 kali dapat mengalami stunting pada balita dibandingkan yang dilakukan IMD. Balita yang tidak diberi kolostrum mempunyai risiko 2,2 kali dapat mengalami stunting dibandingkan dengan balita yang diberi kolostrum pada saat awal kehidupan. Balita yang tidak diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan mempunyai risiko 2,2 kali dapat mengalami stunting dibandingkan dengan balita yang diberi ASI Eksklusif. Balita yang diberi ASI kurang dari 2 tahun mempunyai risiko 0,8 kali dapat mengalami stunting dibandingkan dengan balita yang diberi ASI ? 2 tahun.

References

Aisah, S., Ngaisyah, D., & Rahmuniyati, M. E. (2019). Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Stunting di Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan. Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu, 1(2), 49–55. http://prosiding.respati.ac.id/index.php/PSN/article/view/182/0

Ayun, F. Q., Budiarti, Y., & Astiriyani, E. (2021). Hubungan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 7-12 Bulan di Puskesmas Tanjungsari Kabupaten Sumedang Tahun 2020. Journal of Midwifery Informastion (JoMI), 2(1), 114–127.

http://jurnal.ibikotatasikmalaya.or.id/index.php/jomi/article/view/15

Fitriyani, A. R., & Sunarto, S. (2021). Kecukupan Energi Dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap Kejadian Stunting pada Balita Usia 6 – 23 Bulan. Link, 17(1), 67–72. https://doi.org/10.31983/link.v17i1.6821

Hasanah, S., Handayani, S., & Wilti, I. R. (2021). Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Indonesia (Studi Literatur). Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan, 2(2), 83–94. https://doi.org/10.25077/jk3l.2.2.83-94.2021

Kemenkes RI. (2018a). Laporan Nasional Riskesdas 2018. In Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf

Kemenkes RI. (2018b). Riskesdas 2018. https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf

Kementerian Kesehatan RI. (2016a). infodatin-ASI .pdf. http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-ASI.pdf

Kementerian Kesehatan RI. (2016b). Laporan Situasi Balita Pendek. https://doi.org/10.1109/CSCMP45713.2019.8976568

Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, (2012).

Rahmuniyati, M. E., & Khasana, T. M. (2020). Edukasi Penganekaragaman Menu 4 Bintang (4*) MP-Asi Homemade sebagai Upaya Meningkatkan Status Gizi Balita. Communnity Development Journal, 1(3), 410–415. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj/article/view/1099

Rahmuniyati, M. E., & Sahayati, S. (2021). Implementasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk Mengurangi Kasus Stunting di Puskesmas Wilayah Kabupaten Sleman. PREPOTIF?: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1), 80–95. https://doi.org/10.31004/prepotif.v5i1.1235

Sari, A. N., & Handayani, K. (2019). Durasi Pemberian Air Susu Ibu ( ASI ) terhadap Perkembangan Anak Usia 24-35 Bulan. BKM Journal of Community Medicine and Public Health, 35(3), 91–95. https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/42231

Subandra, Y., Zuhairini, Y., & Djais, J. (2018). Hubungan pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI terhadap Balita Pendek Usia 2 sampai 5 tahun di Kecamatan Jatinangor. Jurnal Sistem Kesehatan, 3(3), 142–148. https://doi.org/10.24198/jsk.v3i3.16990

Wardah, A. R., & Suswardany, D. L. (2019). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada bayi Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Selo kabupaten Boyolali. Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat UMS, 13–18.

Widyaningsih, N. N., Kusnandar, & Anantanyu, S. (2018). Keragaman pangan, Pola Asuh Makan dan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 7(1), 22–29. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/20025/14467

Yocom, J. F., Punuh, M. I., & Malonda, N. S. . (2018). Hubungan Antara Riwayat Pemberian Asi Dengan Status Gizi Anak Usia 24-59 Bulan Di Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara. Fakuktas Kesehatan Masyarakat, 7(4), 1–8. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/22955

Zairinayati, Z., & Purnama, R. (2019). Hubungan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Stunting pada Balita. Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 10(1).

Downloads

Published

2023-12-14