GAMBARAN EPIDEMIOLOGI TERHADAP RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 0-59 BULAN

Authors

  • Shafira Nuril Hidaya 2Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Ayu Khoirotul Umaroh 2Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v4i3.17260

Keywords:

Pidemiologi, Balita, Stunting

Abstract

Indonesia  masih  memiliki  masalah  gizi. Stunting menjadi salah satu perhatian pemerintah. Dalam prevalensi underweight dan stunting, Indonesia menduduki peringkat kelima dan keempat di dunia. Penelitian ini memiliki tujuan terkait gambaran epidemiologi terhadap risiko kejadian stunting pada balita. Penelitian ini bertujuan menganalisis gambaran epidemiologi dengan kejadian stunting di Desa Wirogunan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan kejadian (prevalensi) stunting pada bayi dan balita. Metode yang digunakan adalah metode analisis data primer yang diperoleh dari kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2023 dengan populasi seluruh balita di Desa X, yang terdiri atas 30 responden yakni 15 tidak stunting dan 15 stunting. Penentuan sample menggunakan Teknik purposive sampling dengan analisa data deskriptif. Pada kelompok stunting sebagian besar ibu berpendidikan <SMP (60,0%), berpengetahuan kurang baik (73,3%), tidak memberikan ASI Ekslusif (80,0%), dengan status ekonomi keluarga < Rp. 2.138.247 (53,3%). Sedangkan pada kelompok stunting sebagian besar ibu berpendidikan ?SMP (73,3%), anak tidak memiliki riwayat penyakit infeksi (66,7%). Pengasuhan anak diharapkan dapat memaksimalkan pemberian ASI Ekslusif, selalu rutin untuk memantau pertumbuhan anak dan lebih berhati hati dalam memberikan makanan dan minuman yang memicu terjadinya infeksi penyakit pada anak. Dalam hal ini pemberian asi eksklusif ibu dapat dijadikan acuan apabila terjadi stunting karena apabila asi yang diberikan oleh ibu berkurang atau sedikit maka resiko kejadian stunting akan terjadi.

References

Aisah, Siti, Rr Dewi Ngaisyah, dan Merita Eka Rahmuniyati. 2019. “Personal Hygiene And Environmental Sanitation Associated With Stunting Incidents In Wukirsari Village, Cangkringan District.” Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu 1 (2): 49–55. http://prosiding.respati.ac.id/index.php/PSN/article/download/182/176.

Asrina, S. H. K. S. P. A. (2022). Persepsi Masyarakat mengenai Penyebab dan Dampak Stunting di Kabupaten Majene Sulawesi Barat Tahun 2020. Journal of Muslim Community Health, 3(Vol. 3 No. 4 (2022): OKTOBER- DESEMBER (JMCH)), 80–94. https://pasca- umi.ac.id/index.php/jmch/article/view/1177/1366

Candra, A. (2013). Hubungan underlying factors dengan kejadian stunting pada anak 1-2 th. Diponegoro Journal of Nutrition and Health, 1(1), 89913.

Cahyaningsih, dan Dwi Sulistyo. 2011. Pertumbuhan perkembangan anak dan remaja. 2 ed. Jakarta: Trans Info Media.

Dewi IAKC, Adhi K T. (2016). Pengaruh Konsumsi Protein dan Seng serta Riwayat Penyakit Infeksi terhadap Kejadian Stunting pada Anak Balita Umur 24- 59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida III. Arc.Com.Health 3 (36-

.ISSN : 2527-3620.

Dinkes, jawa tengah. (2021). Jawa Tengah Tahun 2021.

Dinkes Sukoharjo. (2021). Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo 2021. Dinas

Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, 248–253.

El Taguri, A., Betilmal, I., Mahmud, S. M., Ahmed, A. M., Goulet, O., Galan, P., & Hercberg, S. (2009). Risk factors for stunting among under-fives in Libya. Public health nutrition, 12(8), 1141-1149.

Fatonah, S. (2020). Hubungan pola asuh ibu dalam pemberian makan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di puskesmas Leuwigajah Cimahi Selatan 2019. Jurnal Kesehatan Budi Luhur: Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Dan Kebidanan, 13(2), 293-300.

Herawati, H., Anwar, A., & Setyowati, D. L. (2020). Hubungan sarana sanitasi, perilaku penghuni, dan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) oleh ibu dengan kejadian pendek (stunting) pada batita usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Harapan Baru, Samarinda. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 19(1), 7-15.

Indonesia, M. C. A. (2013). Stunting dan masa depan Indonesia. Millenn Chall Acc- Indones, 2010, 2-5.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2013). Profil Kesehatan IndonesiaTahun2013.http://www.depkes.go.id/resources/download/general/H asil%20Ris kesdas%202013.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2016). Situasi Balita Pendek. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan RI Situasi Balita Pendek. ISSN 2442- 7659.http://www.depkes.go.id/pdf.

RISKESDAS. 2018. “Laporan Nasional RISKESDAS 2018.” Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Samiyati, Menik, Suhartono, dan Dharminto. 2019. “Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan.” Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) 7 (1).

Schober, P., Boer, C., & Schwarte, L. A. (2018). Correlation coefficients: appropriate use and interpretation. Anesthesia & analgesia, 126(5), 1763-1768

Soeracmad, Y. S. Y. (2019). Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Tangga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Puskesmas Wonomulyo Kabupaten polewali Mandar Tahun 2019. J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), 138-150.

UNICEF. (2013). Improving Child Nutrition The Achievable Imperative for Global Progress.NewYork.Retrievedfromwww.unicef.org/publications/index.html. UNICEF. (2020). Malnutrition Rates Remain Alarming. Stunting is Declining Too Slowly While Wasting Still Impacts The Lives Of Far Too Many Young Children. https://data.unicef.org/topic/nutrition/malnutrition/

WHO. 2012. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). New York: PBB.

World Health Organization(WHO). (2019). Concurrent problems and short-term consequences Long-term consequences Child Consequences. Retrieved from https://www.who.int/nutrition/childhood stunting framework leaflet en.pdf

Wulandari, N., Arman, A., Community, F. G.-J. of M., & 2022, U. (2022). Determinant Kejadian Stunting Pada Balita Berdasarkan Segitiga Epidemiologi: Determinant of Stunting Incidence in Toddlers Based on Epidemiological Triangle. Pasca-Umi.Ac.Id,3(1), 123–140. http://pasca- umi.ac.id/index.php/jmch/article/view/812

Downloads

Published

2023-09-27

How to Cite

Hidaya, S. N. ., & Umaroh , A. K. . (2023). GAMBARAN EPIDEMIOLOGI TERHADAP RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 0-59 BULAN . Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(3), 3129–3135. https://doi.org/10.31004/jkt.v4i3.17260