HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24- 59 BULAN DI DESA TEMBILAHAN HILIR WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAH MADA

Authors

  • Yunelda Yunelda Program Studi S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
  • Nur Afrinis Program Studi S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
  • Besti Verawati Program Studi S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v4i2.12107

Keywords:

Balita, Pola Asuh Orang Tua, Sanitasi lingkungan, Stunting

Abstract

Stunting  merupakan zmasalah zgizi zzyang zsangat zkronik zkarena zdapat zzmenyebabkanz kegagalan zpertumbuhan zanak zsehingga zdapat zmenyebabkan zanak ztidak ztumbuhz sesuai zdengan zusianya. Kondisi ini diukur dengan nilai z-score panjang badan atau tinggi badan <-2 SD median standar pertumbuhan anak dari WHO. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa zhubungan zpola zasuh zorang ztua zdan zsanitasi zlingkunganz dengan zkejadian zstunting zpada zanak zusia z24 -59 zBulanz di zdesa zTembilahan zHilir zWilayah zKerja zPuskesmasz Gajah zMada. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni s/d  Agustus 2022 di desa Tembilahan Hilir. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dan balita usia 24-59 bulan yang ada di Desa Tembilahan Hilir Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada berjumlah 227 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple random sampling yaitu sebanyak 145 responden. Alat pengumpulan data yaitu berupa kuesioner dan microteice. Dilihat bahwa dari 72 responden dengan pola asuh orang tua tidak baik terdapat 19 (26,4 %) balita yang tidak stunting, sedangkan dari 73  responden dengan pola asuh orang tua baik terdapat 23 (31,5%)  balita yang stunting.  Artinya ada hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting, dari 75 responden dengan sanitasi lingkungan tidak baik terdapat 27 balita (36 %) tidak stunting, sedangkan dari 70 responden dengan sanitasi lingkungan  baik terdapat 28 balita (40%) yang stunting artinya ada hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting.  Hasil penelitian ini diharapkan bagi responden untuk dapat memperhatikan  pola asuh orang tua dan sanitasi lingkungan agar mengurangi kejadian stunting.

References

Anggraini & Sutomo. (2012). Menu Sehat Alami Untuk Balita & Balita. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.

Ariani, P. (2017). Ilmu Gizi Dilengkapi dengan Standar Penilaian Status Gizi Dan Daftar Komposisi Bahan Makanan. Yogayakarta: Nuha Medika.

Besral et al. (2014). Pola Asuh Gizi, Sanitasi Lingkungan Dan Pemanfaatan Posyadu Dengan Kejadian Stunting Pada Baduta Di Indonesia (Analisis DataRiskesdas 2010). FKM UI.

Besti Verawati, Nur Afrinis, Nopri Yanto. (2021). Hubungan Asupan Protein dan Ketahanan Pangan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Masa Pendemi Covid 19. ISSN 2623-1581. Volume 5, Nomor 1. PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat. Page 415 – 423.https://scholar.google.com/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=98ohDngAAAAJ&citation_for_view=98ohDngAAAAJ:3fE2CSJIrl8C

Betty Bea. (2012). Infeksi Nosokomial. Jakarta: Nuha Medika.

Budiarto, E. (2012). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Dario, A. (2013). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: PT. Refika Aditama.

Dinas Kesehatan Indragiri Hilir. (2020). Profil Kesehatan Indragiri Hilir 2019. Tembilahan: P2TPM.

Dinas Kesehatan Propinsi Riau. (2020). Profil Kehatan Propinsi Riau Tahun 2019. Pekanbaru: dikes.go.id.

Elizabet, H. (2012). psikologi perkembangan; suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kemenkes. (2019). Hasil Riset Kesehatan Dasar tentang Rekapitulasi Stunting. Jakarta: Litbang.kemkes.co.id.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Profil Indonesia Sehat 2019. Jakarta: Kemenkes.co.id.

Narsikhah, R. (2012). Faktor resiko kejadian stunting pada balita usia 24- 36 bulan di kecamatan semarang timur. Keperawatan, 17-22.

Niga, D., dan Purnomo, W. (2012). Hubungan Antara Praktik Pemberian Makan,Perawatan Kesehatan, Dan Kebersihan Anak Dengan Kejadian Stunting. jurnal wiyata, 151-155.

Notoatmodjo. (2014). Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Nur Afrinis, Gusman Virgo, Devi Kumala. (2021). Perbedaan Konsumsi Energi dan Protein Balita Stunting di Pedesaan dan Perkotaan. ISSN 2623-1581. Volume 5, Nomor 2. PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat. Page1297-1302. https://scholar.google.com/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=98ohDngAAAAJ&citation_for_view=98ohDngAAAAJ:ULOm3_A8WrAC

Nursalam. (2015). Metodelogi Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

Palupi. (2013). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Persepsi Terhadap Pola Asuh Orangtua dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Psikologi Pendidikan, 12-15.

Renyoet. (2013). Hubungan Pola Asuh dengan Kejadian Stunting Anak Usia 6-23 Bulan di Wilayah Pesisir Kecamatan Tallo Kota Makassar. Skripsi.

Riskerdas. (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Jakarta: Depkes.co.id.

Septikasari, M. (2018). Status Gizi Anak dan Faktor yang Mempengaruhi. Yogyakarta: UNY Press.

Sochib, Moh. (2012). Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Rhineka Cipta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.

Supariasa. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Suyadi. (2013). Psikologi belajar anak usia dini. Yogyakarta: Pedadogia.

Ummi et al. (2019). Determinat Kejadian Stunting dan Underweight pada Balita Suku Anak Dalam di desa Nyogan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2019. Jurnal Gizi, 12-19.

UNICEF. (2012). Indonesia Laporan Tahunan. Geneva: UNICEF.

Downloads

Published

2023-05-07

How to Cite

Yunelda, Y., Afrinis, N. ., & Verawati , B. . (2023). HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24- 59 BULAN DI DESA TEMBILAHAN HILIR WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAH MADA. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(2), 257–265. https://doi.org/10.31004/jkt.v4i2.12107

Issue

Section

Articles