ASI EKSKLUSIF PADA PEKERJA PEREMPUAN DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU
Keywords:
Asi Ekslusif, pekerja perempuan, Provinsi Riau, IndonesiaAbstract
Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 sampai 6 bulan di Indonesia masih cukup rendah yaitu hanya sebesar 42%. Salah satu alasan rendahnya cakupan ASI eksklusif adalah ibu-ibu yang harus bekerja di luar rumah. Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan cakupan ASI eksklusif pada tahun 2017 sebesar 57,65%. Kabupaten Kampar merupakan salah satu provinsi dengan cakupan ASI eksklusif hanya 26,5%. Wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu II merupakan wilayah kerja puskesmas dengan cakupan ASI eksklusif hanya 11,2%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh ibu bekerja yang ada di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu II dalam memberikan ASI eksklusif. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bekerja yang memiliki anak usia kurang dari 6 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Siak hulu II yang berjumlah 14 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan daftar pertanyaan wawancara. Teknik analisa data yang digunakan adalah thematik analisis. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jarak rumah dengan tempat bekerja, tekanan pekerjaan , kecukupan ASI ibu, ruang menyusui di tempat bekerja dan fasilitas menyusui di tempat bekerja adalah factor-faktor penyebab rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu-ibu yang bekerja.References
Candra. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Pemberian ASI pada Bayi di Desa Mangkuharjo. Diakses tanggal 22 juli 2019. Dari http//www.faktorisikoASI.Com
Dinkes Kampar. (2018). Cakupan ASI Ekslusif di Kabupaten Kampar
Dewi. (2011). Mengatasi Konflik Peran sebagai Karyawan dan Ibu Rumah Tangga pada Tenaga Kerja Wanita di Indonesia. Jurnal Kesehatan. Volume XXIII No. 2 A. Diakses tanggal 14 April 2019
Fatimah. (2014). ASI untuk Keshatan Bayi. EGC. Jakarta
Kartini. (2017). Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dengan Sikap Terhadap Pemberian Asi Eksklusif. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah. Diakses tanggal 14 April 2019
Kemenkes, RI. (2013). .INFODATIN. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Diakses tanggal 14 April 2019
Kristiyansari. (2009). ASI, Menyusui dan Sadari.Yogjakarta : NuhaMedika
Maryunani. (2012). ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Jakarta: Nuha Medika
Notoatmodjo. (2013). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Edisi 1. Hal: 138-149
Nugroho. (2011). Peranan Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) Dalam Program Peningkatan Capaian ASI Eksklusif di Kelurahan Semanggi Surakarta.[Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret. Diakses tanggal 14 April 2019
Prastiwi. (2012).Protret pemberian ASI eksklusif pada bayi di Desa Triduma. SKRIPSI Ilmiah Sumedang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Paringan. Diakses tanggal 12 Juli 2019
Sadyogo. (2011). Potret Pemberian ASI Eksklusif pada Kalangan Ibu Bekerja di Desa Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Universitas Negeri Semarang, Fak1ultas Ilmu Keolahragaan, Kesehatan Masyarakat, S. Semarang. Diakses tanggal 14 April 2019
Soetjiningsih. (2013). ASI petunjuk Tenaga Kesehatan. Jakarta. EGC
Setianingsih, (2014). Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kegagalan pemberian ASI eksklusif pada ibu bayi usia 6-9 bulan di Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Diakses tanggal 12 April 2019
Rasti. (2013). Gambaran Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Bekerja Di Desa Serua Indah, Kecamatan Jombang, Tangerang Selatan. Jurnal Kesehatan Reproduksi. Diakses tanggal 14 April 2019
UNICEF. (2013). Mari jadikan ASI eksklusif prioritas nasional. Pusat Media UNICEF. http://www.unicef.org/indonesia/id/media_19265.html. Diakses: 20 April 2019.
Wiji. (2013). Buku Pintar ASI Eksklusif. Jakarta : Salsabila Pustaka
Wulandari. (2013). Buku Pintar ASI Eksklusif. Jakarta: Nuha Medika