HUBUNGAN TINDAKAN PEMASANGAN INFUS OLEH PERAWAT DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN DIRUANG RAWAT INAP AULIA HOSPITAL PEKANBARU
DOI:
https://doi.org/10.31004/jn.v3i1.839Keywords:
Phlebitis, Pemasangan InfusAbstract
Angka kejadian infeksi nosokomial tertinggi di rumah sakit Aulia Hospital dan sering terjadi adalah phlebitis dengan nilai presentasi rata-rata lebih dari 1,5%, tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI tahun 2008 yaitu sebesar ≤ 1,5%. Tingginya angka phlebitis merupakan resiko yang dapat terjadi akibat tindakan pemasangan infus yang tidak tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tindakan pemasangan infus oleh perawat dengan kejadian phlebitis diruang rawat inap Aulia Hospital Pekanbaru. Metode penelitian yang digunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini seluruh perawat yang berdinas diruang rawat inap. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 43 sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi, kemudian diolah menggunakan komputer program microsof excel dan program statistik (spss) dengan ujia statistik chi-square (p < α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden yang melakukan tindakan pemasangan infus yang tepat tidak phlebitis sebanyak 21 (80,8%) dan yang tepat tetapi phlebitis sebanyak 5 (19,2%) sedangkan yang melakukan tindakan pemasangan infus yang tidak tepat tidak phlebitis sebanyak 7 (41,2%) dan yang tidak tepat tetapi phlebitis sebanyak 10 (58,8%). Berdasarkan hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tindakan pemasangan oleh perawat dengan kejadian phlebitis (p = 0,008 < α 0,05). Saran bagi perawat untuk meningkatkan kompetensi dalam tindakan pemasangan infus agar meminimalkan angka phlebitis dan bagi RS agar menyediakan program pelatihan yang mendukung peningkatan kemampuan perawat dalam pencegahan phlebitis.References
Alfi Ari dan Risdayanti. (2018). Hubungan Antara Keterampilan Perawat Dalam Memasang Infus Dengan Kejadian Flebitis Pada Pasien Di Ruang Flamboyan RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda. http:// journals.umkt.ac.id/index.php/jik/article/view/92, Diperoleh tanggal 5 Februari 2019.
Ayu Rahayu dan Hasyim Kadri. (2017). Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Perawat Tentang Terapi Intravena Dengan Pencegahan Plebitis di Ruang Rawat Inap RSUD Raden Mattaher Kota Jambi. http://Scholar.google.co.id. Diperoleh tanggal 2 Februari.
Darmadi, (2008), Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta, Salemba.
Darmawan, I, (2008). Flebitis, Apa Penyebabnya Dan Bagaimana Cara Mengatasinya? http://.otsuka.co.id/?content=article-detail&id=68&lang=id. Diperoleh tanggal 2 Februari 2019.
Davey, P. (2005). Medicine at a Glance, Alih Bahasa Rahnalia, Jakarta : Erlangga.
Dede, Dwi, Lestari. (2016). Hubungan Jenis Cairan & Lokasi Pemasangan Infus Dengan Kejadian Flebitis Pada Pasien Rawat Inap Di RSUD Pancaran Kasih GMIM Manado. http://Scholar.google.co.id. Diperoleh tanggal 2 Februari 2019.
Depkes RI, (2013). Pedoman Pencegahan & Penanggulangan Infeksi Nosokomial. Jakarta : Dirjun Yanmed.
Dewi, N dan Sri,P, (2014). Hubungan Antara Lokasi Penusukan Infus dan Tingkat Usia Dengan Kejadian Flebitis Di Ruang Rawat Inap Dewasa RSUD Tugurejo. Semarang. http://Scholar.google.co.id. Diperoleh tanggal 2 Februari 2019.
Dian.A, Jarot. S, (2017). Buku Pedoman Keterampilan Klinis Pemasangan Infus Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Jakarta.
Dougherty, L, Bravery, K, Gabriel, J (2008). Peripheral Cannulation. Nursing Standard.
Gabriel, J, Bravery, K, Dougherty, L, dkk, (2010). Standards for Infusion Therapy. The RCN IV Therapy Forum.
Elvina dan Erna, Kadrianti. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian flebitis di RSUD Labuang Baji Makasar, Vol 5. http://Scholar.google.co.id. Diperoleh tanggal 2 Februari 2019).
Edward, (2011). Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis II Untuk Mahasiswa D-3 Keperawatan. Jakarta, Salemba Medika.
Gayatri, D dan Handayani, H. (2007). Hubungan Jarak Pemasangan Terapi Intravena dari Persendian Terhadap Waktu Terjadinya Plebitis. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol (1) 1-5. http://Scholar.google.co.id. Diperoleh tanggal 2 Februari 2019.
Grabber, Mark, A. (2010). Terapi Cairan Elektrolit Dan Metabolik. Edisi 3. Farmedia. Jakarta.
INS (Infusion Nursing Society), (2006). Infusion Nursing Standard of Practice. http://www.Ins1.org. Diperoleh tanggal 2 Februari 2019.
N, Lindayanti,, (2013). Hubungan Antara Teknik Insersi Dan Lokasi Pemasangan Kateter Intravena Dengan Kejadian Phlebitis Di RSUD Ambarawa. http://Scholar.google.co.id.Diperoleh tanggal 2 Februari 2019.
Nurasalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta, Salemba Medika
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka cipta.
Perry & Potter, (2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 7, Salemba Medika. Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. (2004). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. EGC. Jakarta.
Rohani. (2015). Hubungan Lama Pemasangan Infus Dengan Terjadinya Plebitis di RS Husada Jakarta Tahun 2015. http://e-journal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnal-ilmiah/article/...Diperoleh tanggal 2 Februari 2019.
Sumara, Retno. (2017). Hubungan Lokasi Terapi Intravena Dengan Kejadian Flebitis. http://Scholar.google.co.id. Diperoleh tanggal 2 Februari 2019.
Weinstein, Sharon. M, (2006). Buku Saku Terapi Intravena. Edisi II. EGC. Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, (2004). Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Edisi I. Jakarta.